Liputan6.com, Jakarta Satu lagi kecelakaan melanda dunia penerbangan. Kali ini terjadi pada maskapai asal Singapura yakni Singapore Airlines yang mengalami turbulensi parah pada Selasa, 21 Mei 2024.
Insiden Singapore Airlines turbulensi ini menyebabkan 1 penumpang meninggal dunia dan puluhan lainnya luka berat dan ringan.
Baca Juga
Melansir laman CNN, Rabu (22//2024), Presiden Singapura Tharman Shanmugaratnam mengucapkan belasungkawa kepada keluarga dan orang-orang terkasih dari almarhum.
Advertisement
“Kami tidak memiliki rincian mengenai mereka yang terkena dampak, namun ketahuilah bahwa kementerian dan lembaga pemerintah, serta SIA, melakukan yang terbaik untuk mendukung semua yang terkena dampak dan bekerja sama dengan pihak berwenang di Bangkok, tempat pesawat tersebut dialihkan," ujar Shanmugaratnam melalui akun media sosialnya.
Menteri Transportasi Singapura Chee Hong Tat mengatakan sangat sedih mengetahui insiden tersebut. “Pejabat Kementerian Perhubungan Singapura, Kementerian Luar Negeri Singapura, Otoritas Penerbangan Sipil Singapura dan Bandara Changi serta staf SIA [Singapore Airlines] memberikan dukungan kepada penumpang yang terkena dampak dan keluarga mereka,” katanya.
Kementerian Transportasi Singapura mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka sedang menyelidiki situasi yang melibatkan SQ321 dan Biro Investigasi Keselamatan Transportasi telah menghubungi rekan-rekan mereka di Thailand.
Ternyata selama ini maskapai Singapore Airlines dikenal termasuk salah satu maskapai teraman di dunia. Satu-satunya kecelakaan fatal sebelumnya terjadi pada bulan Oktober 2000.
Kecelakaan terakhir mengakibatkan korban jiwa adalah penerbangan dari Singapura ke Los Angeles melalui Taipei, yang pada tanggal 31 Oktober 2000.
Pesawat Singapore Airlines tersebut jatuh menimpa peralatan konstruksi di Bandara Internasional Taoyuan Taiwan setelah mencoba lepas landas dari landasan yang salah. Kecelakaan itu menewaskan 83 dari 179 orang di dalamnya.
Insiden Lainnya
Singapore Airlines Penerbangan 117 adalah penerbangan Singapore Airlines yang dibajak dalam perjalanan oleh empat teroris Pakistan pada tanggal 26 Maret 1991.
Pesawat mendarat di Singapura. Para pembajak yang mengaku anggota Partai Rakyat Pakistan (PPP) menuntut pembebasan suami mantan Perdana Menteri Pakistan Benazir Bhutto, Asif Ali Zardari, yang kemudian menjadi Presiden Pakistan, serta anggota PPP lainnya dari penjara.
Karena tuntutan mereka tidak dipenuhi, para pembajak mengancam akan mulai membunuh para sandera; sebelum batas waktu mereka berakhir, pasukan komando dari Pasukan Operasi Khusus (SOF) menyerbu pesawat, membunuh para pembajak dan membebaskan semua sandera tanpa terluka.Ini adalah pembajakan pertama dan satu-satunya yang melibatkan pesawat Singapore Airlines.
Advertisement