Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia berada di pola bertahan di awal perdagangan pada hari Senin karena pelaku pasar masih menunggu hasil dari pertemuan organisasi eksportir pengekspor minyak dan sekutunya atau biasa disebut OPEC+.
Rencananya, pertemuan organisasi ini akan berlangsung pada tanggal 2 Juni. Dalam pertemuan ini akan dibahas apakah OPEC+ akan tetep mempetahankan pengurangan produksi secara sukarela atau tidak.
Baca Juga
Mengutip CNBC, Selasa (28/5/2024), harga minyak mentah Brent yang merupakan patokan harga minyak dunia untuk kontrak bulan Juli naik tipis 11 sen menjadi USD 82,23 per barel pada pukul 00.36 GMT. Sedangkan untuk kontrak Agustus yang lebih aktif naik 13 sen menjadi USD 81,97 per barel.
Advertisement
Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 13 sen menjadi USD 77,85 per barel.
Hari libur umum di AS dan Inggris pada Senin diperkirakan akan membuat perdagangan relatif tipis.
Juru bicara OPEC pada hari Jumat kemarin mengumumkan bahwa pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, diundur satu hari menjadi 2 Juni dan akan diadakan secara online.
Para produsen minyak ini akan mendiskusikan apakah akan memperpanjang pengurangan produksi sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari hingga paruh kedua tahun ini. Sejauh ini tiga sumber dari negara-negara OPEC+ mengatakan kemungkinan perpanjangan tersebut.
Dikombinasikan dengan pengurangan produksi sebesar 3,66 juta barel per hari yang berlaku hingga akhir tahun, pengurangan produksi tersebut setara dengan hampir 6% dari permintaan minyak global.
Liburan AS
OPEC memperkirakan pertumbuhan permintaan minyak akan relatif kuat pada tahun berikutnya sebesar 2,25 juta barel per hari, sementara Badan Energi Internasional memperkirakan pertumbuhan akan jauh lebih lambat sebesar 1,2 juta barel per hari.
Analis ANZ mengatakan dalam sebuah catatan bahwa mereka akan memantau penggunaan bensin saat Belahan Bumi Utara memasuki musim panas, yang biasanya merupakan musim ramai untuk liburan mengemudi.
“Meskipun perjalanan liburan ke AS diperkirakan akan mencapai titik tertinggi pasca-COVID, peningkatan efisiensi bahan bakar dan kendaraan listrik dapat menyebabkan permintaan minyak tetap lemah,” kata para analis.
Namun mereka menambahkan hal itu bisa diimbangi dengan meningkatnya perjalanan udara.
Advertisement
Konsumsi AS
Pasar juga akan mengamati indeks pengeluaran konsumsi pribadi AS pada minggu ini untuk mencari sinyal lebih lanjut mengenai kebijakan suku bunga. Indeks tersebut, yang akan dirilis pada tanggal 31 Mei, dilaporkan merupakan ukuran inflasi pilihan Federal Reserve AS.
Brent berakhir pekan lalu sekitar 2% lebih rendah dan WTI kehilangan hampir 3% dalam seminggu setelah risalah pertemuan Federal Reserve menunjukkan beberapa pejabat bersedia untuk memperketat suku bunga lebih lanjut jika mereka yakin hal itu perlu untuk mengendalikan inflasi yang terus-menerus.
Prospek suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama telah memperkuat dolar AS, membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.