PLN Raup Laba Rp 22,07 Triliun pada 2023, Kinerja Keuangan Terbaik Sepanjang Sejarah

PT PLN (Persero) mencatat hattrick rekor laba bersih selama tiga tahun berturut-turut sejak 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Mei 2024, 13:05 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2024, 13:05 WIB
PT PLN (Persero) (Foto: PLN)
PT PLN (Persero) (Foto: PLN)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) membukukan keuntungan terbesar dalam sejarah perseroan dengan meraih laba bersih sebesar Rp22,07 triliun pada 2023. Nilai ini satu setengah kali dari torehan tahun 2022 sekaligus mencetak hattrick rekor laba bersih selama tiga tahun berturut-turut sejak 2021.

Melalui transformasi yang dipimpin langsung oleh Darmawan Prasodjo, kondisi keuangan PLN terus membaik secara signifikan. PLN berhasil melewati berbagai tantangan mulai dari pandemi COVID-19, krisis energi primer, hingga ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menuturkan, pencapaian ini merupakan buah dari transformasi menyeluruh yang terus dilakukan sejak 3 tahun terakhir. Mulai dari transformasi proses bisnis, organisasi, Sumber Daya Manusia (SDM), hingga pelayanan pelanggan.

"Capaian ini diperoleh atas perjuangan seluruh insan PLN yang menjalankan transformasi berbasis digital secara end to end. Mulai dari sistem pembangkit, transmisi, distribusi, pengadaan, sistem keuangan, sistem planning hingga restrukturisasi organisasi dan pelayanan pelanggan, sehingga kini PLN menjadi makin lincah, unified, kokoh dan trengginas,” ujar Darmawan seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu (29/5/2024).

Laba bersih PLN pada 2023 dihasilkan dari total pendapatan usaha perseroan yang mencapai Rp487,38 triliun, meningkat  Rp46,25 triliun dari 2022. Selain itu, PLN juga berhasil menurunkan utang jangka panjang sekaligus jangka pendek sebesar Rp12,77 triliun.

"Torehan positif ini menjadi bukti bahwa PLN bukan hanya mampu merencanakan transformasi di level strategi, melainkan juga mampu mengeksekusinya hingga di level operasional," kata Darmawan.

PLN berhasil membukukan penjualan tenaga listrik sebesar 288,44 terrawatt hour (TWh) atau bertumbuh 5,36% dari  2022. Keberhasilan ini tak lepas dari inovasi-inovasi pemasaran melalui program intensifikasi yang meliputi promo tambah daya, akuisisi captive power dan kampanye electrifying lifestyle serta program ekstensifikasi yang meliputi electrifying agriculture & marine, dedieselisasi dan infrastruktur kendaraan listrik.

Melalui beragam inovasi tersebut, PLN sukses meraih pendapatan penjualan tenaga listrik sebesar Rp333,19 triliun, meningkat Rp22,13 triliun dari 2022.

 

Pengembangan Usaha

PT PLN (Persero) (Foto: PLN)
PT PLN (Persero) (Foto: PLN)

Darmawan juga menjelaskan, peningkatan pendapatan diraih bukan hanya dari penjualan tenaga listrik, melainkan juga dari pengembangan usaha di luar sektor ketenagalistrikan atau beyond kWh.

"Cara pandang pengembangan bisnis yang dulunya stagnan dan backward looking, sekarang menjadi lebih ekspansif, dinamis, dan forward looking," ujar Darmawan.

Terbukti sepanjang 2023, bisnis beyond kWh sukses berkontribusi secara signifikan pada pendapatan sebesar  Rp10,27 triliun atau satu setengah kali lipat dari realisasi 2022.

Inovasi beyond kWh ini meliputi penyediaan energi primer untuk pembangkit swasta, jasa jaringan telekomunikasi, jasa pemeliharaan infrastruktur kelistrikan, penyewaan peralatan dan infrastruktur kelistrikan, hingga layanan kajian proyek kelistrikan untuk badan usaha lain.

Darmawan menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pemerintah, khususnya Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Keuangan dan stakeholder lainnya atas dukungan terhadap upaya transformasi yang terus dijalankan perseroan.

"Buah dari transformasi ini mustahil PLN raih tanpa dukungan dari Pemerintah. Pemerintah secara konsisten menjaga daya beli masyarakat dan menghadirkan ekosistem investasi yang menarik bagi para pelaku bisnis dan industri sehingga konsumsi listrik terus tumbuh,” tutur Darmawan.

Di tengah upaya mengakselerasi transisi energi di tanah air, PLN terus mengedepankan aspek corporate financial sustainability.

Hal ini dibuktikan dengan capaian saldo kas perusahaan pada 2023 yang meningkat tajam menjadi Rp55,92 triliun dan penurunan utang jangka panjang sebesar Rp4,24 triliun serta utang jangka pendek sebesar Rp8,53 triliun. Kinerja ini ditopang oleh beragam inisiatif berupa Proactive Debt Management, pengendalian likuiditas, hingga sentralisasi dan digitalisasi pembayaran.

 

 

Kembangkan Pembangkit EBT

PT PLN (Persero) berhasil menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede berkapasitas 2 X 55 MegaWatt (MW) di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. (Foto: PLN)
PT PLN (Persero) berhasil menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede berkapasitas 2 X 55 MegaWatt (MW) di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. (Foto: PLN)

"PLN terus berupaya menghadirkan listrik yang tidak hanya andal, tapi juga berkelanjutan. Di tengah upaya transisi energi, PLN terus mengembangkan pembangkit berbasis energi baru dan terbarukan dengan menerapkan inisiatif keuangan yang prudent dan kokoh,” kata Darmawan.

Upaya ini turut berdampak positif terhadap peningkatan layanan PLN bagi pelanggan. PLN mampu memangkas response time dalam penanganan gangguan listrik yang dialami oleh pelanggan dari rata-rata 24 menit pada 2022 menjadi 19 menit pada 2023.

Selaras dengan hal tersebut, pengguna aplikasi PLN Mobile juga terus bertambah. Sepanjang 2023, jumlah downloader PLN Mobile mencapai 47 juta, bertambah 8 juta downloader dari 2022.

Kinerja cemerlang PLN makin lengkap dengan pengakuan dari para stakeholder yang mengapresiasi PLN melalui 779 penghargaan tingkat nasional maupun internasional pada 2023.

Darmawan menegaskan, transformasi PLN akan terus berlanjut. Dia menuturkan, capaian kinerja keuangan terbaik selama tiga tahun berturut-turut ini menjadi fondasi yang kuat untuk melanjutkan perjalanan transformasi jilid 2 dengan meningkatkan ketahanan energi melalui transisi energi, digitalisasi, membangun technical skill baru, inovasi peningkatan pendapatan, value creation dan beyond kWh.

"PLN membidik target yang lebih tinggi dari sebelumnya. Melalui transformasi 2.0 moonshot, PLN terus mempersiapkan kompetensi dan technical skill baru guna menjadi perusahaan Top 500 Global Company dan nomor 1 sebagai pilihan pelanggan untuk solusi energi,” pungkas Darmawan.

PLTS Terapung Cirata Bakal Diperluas 3 Kali Lipat, PLN Kembali Ajak Masdar

Proyek PLTS Terapung Cirata ini akan menjadi PLTS terapung terbesar di kawasan Asia Tenggara. Dok:PLN
Proyek PLTS Terapung Cirata ini akan menjadi PLTS terapung terbesar di kawasan Asia Tenggara. Dok:PLN

Sebelumnya, PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Nusantara Power (PLN NP) berencana memperluas kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata. Untuk itu, PLN menjalin kerja sama berupa Joint Development Study Agreement (JDSA) dengan perusahaan energi asal Uni Emirat Arab (UEA), Masdar.

Rencananya, PLN NP akan mengkaji potensi peningkatan kapasitas PLTS Cirata hingga tiga kali lipat lebih atau mencapai 500 Megawatt Alternating Current (MWAc).

Penandatanganan JDSA antara PLN NP dengan Masdar dilakukan di sela-sela acara Konferensi Tingkat Tinggi World Water Forum (KTT WWF) ke-10 tahun 2024 yang diselenggarakan di Bali dan disaksikan langsung oleh Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Mohamed Al Mazrouei dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, pihaknya mendukung penuh langkah PLN NP selaku salah satu subholding pembangkitan terbesar di Asia Tenggara untuk terus mengakselerasi agenda transisi energi di tanah air. Salah satunya dengan meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) di lingkungan pembangkitan PLN Group.

“Untuk mendukung transisi energi menuju Net Zero Emissions, PLN telah menjalankan strategi Accelerated Renewable Energy Development (ARED) dengan target penambahan kapasitas pembangkit sebesar 75% akan berbasis EBT dan 25% sisanya berbasis pada gas,” ujar Darmawan dalam keterangan tertulis, Selasa (28/5/2024).

 

Kolaborasi Internasional untuk Transisi Energi

PLTS Terapung Cirata
PLTS Terapung Cirata hasil kerja sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan PLN yang berkolaborasi dengan Masdar dari Uni Emirat Arab (UAE). (BAY ISMOYO/AFP)

Dalam mewujudkan hal tersebut, Darmawan menekankan dibutuhkan kolaborasi dengan seluruh pihak, salah satunya perusahaan energi global yang sangat penting perannya dalam peningkatan kapasitas pembangkit EBT.

Termasuk melanjutkan kolaborasi PLN-Masdar yang sebelumnya telah sukses membangun PLTS Terapung Cirata berkapasitas 192 Megawatt peak (MWp) dan menjadi PLTS apung terbesar di Asia Tenggara.

"Ini kolaborasi internasional dalam akselerasi transisi energi. perubahan iklim ini masalah global, untuk itu dibutuhkan juga solusi secara global dalam bentuk kolaborasi," kata Darmawan.

Chief Executive Officer (CEO) Masdar Mohamed Jameel Al Ramahi mengaku bangga dapat meneruskan kolaborasi pengembangan EBT di Indonesia bersama PLN. Pihaknya berharap JDSA kali ini dapat meningkatkan kapasitas PLTS Terapung Cirata secara signifikan.

"UEA berkomitmen untuk memajukan sektor energi Indonesia yang berfokus pada energi terbarukan. Sejalan dengan Konsensus UEA yang dicapai pada COP28, Masdar berdedikasi untuk menjalin kemitraan yang membuka solusi transformatif untuk akses energi bersih,” terang Jameel Al Ramahi.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya