Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Kementerian Koordinator bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, menyebut Indonesia menjadi negara di Asia yang berhasil memasuki tahap aksesi keanggotaan OECD tercepat, yakni hanya dalam waktu 7 bulan.
“Indonesia hanya perlu 7 bulan kemarin, memang masih akan diassesment untuk diterima menjadi anggota OECD,” kata Susiwijono dalam sambutannya di acara Talkshow Implementasi Perizinan Berusaha Berbasis Risiko, di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Rabu (29/5/2024).
Baca Juga
Bahkan jika dibandingkan dengan negara lain seperti Argentina, Singapura, dan Thailand sudah bertahun-tahun mengajukan aksesi. Namun, Indonesia sangat cepat, hanya 7 bulan. Hal itu membuktikan bahwa kepercayaan internasional kepada Indonesia sangat tinggi.
Advertisement
“Argentina mereka hampir 5 tahun sendiri dan juga sebenarnya ada Singapura dan Thailand negara-negara ASEAN yang sudah beberapa tahun ini masih belum diterima aksesinya, artinya kepercayaan internasional pada Indonesia sangat tinggi khususnya dalam melakukan reform ke depan,” ujarnya.
Sebelumnya, Susiwijono mendampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Pelaksana Tim Nasional Persiapan dan Percepatan Keanggotaan Indonesia dalam OECD yang mendampingi Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto bertemu dengan Sekjen OECD Mathias Cormann, di Kementerian Pertahanan Selasa (28/5/2024).
Dalam pertemuan tersebut, Sekjen OECD menyampaikan penjelasan kepada Menhan Prabowo mengenai langkah-langkah selanjutnya dalam proses keanggotaan Indonesia di OECD. Hal ini sehubungan dengan pasca diterimanya Peta Jalan Aksesi OECD Indonesia pada PTM OECD di Paris 2-3 Mei lalu.
“Secara khusus Sekjen OECD ini bertemu dengan para pimpinan di negara kita. Kemarin seharian kami mengantarkan pertama bertemu dengan Presiden di Istana Bogor kemudian dengan presiden terpilih pak Prabowo Subianto kita juga mengantar dan juga dengan pimpinan parlemen DPR dan kita juga diskusi pasti dengan Pak Menko perekonomian selaku ketua tim nasional untuk keanggotaan Indonesia di OECD,” pungkasnya.
Indonesia Mau jadi Anggota OECD, Apa Untungnya?
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa masuknya Indonesia menjadi anggota Organisation for Economic Co-opeartion and Development (OECD) dapat menjadi salah satu dorong untuk menjadi negara maju.
Sebagai informasi, Indonesia saat ini masih dalam proses masuk keanggotaan OECD atau aksesi.
Seiring proses aksesi tersebut, Indonesia mentargetkan kenaikan pendapatan per kapita di atas USD 12.000 pada 2025 mendatang.
"Tentu kita target yang lebih tinggi di USD 12.000 dalam 10 tahun ke depan, kemudian dalam 20 tahun ke depan kita tingkatkan lagi menjadi USD 24.000 hingga USD 30,000," kata Airlangga dalam konferensi pers di St Regis Jakarta, Rabu (29/5/2024).
Airlangga melanjutkan, aksesi OECD ini juga penting untuk mengawal proses Indonesia lepas dari jebakan negara berpendapatan menengah (midle income trap) dan mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Selain itu, Airlangga juga memproyeksikan produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan naik 1% jika berhasil menjadi negara anggota OECD.
(Diharapkan dapat) memberi manfaat bagi dunia usaha, para pekerja, dan UMKM, serta mendorong ketahanan ekonomi nasional dan lapangan kerja," tuturnya.
Advertisement
Menko Airlangga Dampingi Prabowo Ketemu Sekjen OECD, Bahas Apa?
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Pelaksana Tim Nasional Persiapan dan Percepatan Keanggotaan Indonesia dalam OECD mendampingi Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto bertemu dengan Sekjen OECD Mathias Cormann, di Kementerian Pertahanan Selasa (28/5/2024).
Dalam pertemuan tersebut, Sekjen OECD menyampaikan penjelasan kepada Menhan Prabowo mengenai langkah-langkah selanjutnya dalam proses keanggotaan Indonesia di OECD. Hal ini sehubungan dengan pasca diterimanya Peta Jalan Aksesi OECD Indonesia pada PTM OECD di Paris 2-3 Mei lalu.
Dilansir dari keterangan Kemenko Perekonomian, peta Jalan Aksesi Indonesia akan menjadi panduan utama bagi Indonesia dalam menjalani proses aksesi OECD.
Sebagai wujud komitmen OECD mendukung proses aksesi Indonesia, Sekjen OECD berkunjung ke Indonesia untuk melakukan pertemuan bilateral dan membuka workshop Proses Aksesi OECD yang dihadiri oleh Kementerian/Lembaga yang terlibat dalam proses aksesi pada hari Rabu (29/5) mendatang.
Sebelumnya, Menko Airlangga juga mendampingi Presiden Joko Widodo bertemu dengan Sekretaris Jenderal Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) Mathias Cormann di Istana Bogor.
Tekad Indonesia
Lebih lanjut, tekad Indonesia yang ingin menjadi negara maju dengan pendapatan per kapita yang tinggi pada tahun 2045 terus diupayakan Pemerintah untuk dapat diwujudkan, termasuk dengan menjadi anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Keanggotaan Indonesia dalam OECD menjadi sangat penting karena dapat menjadi rambu bagi Indonesia agar senantiasa adaptif terhadap perkembangan global yang terjadi.
Adapun turut hadir dalam pertemuan tersebut diantaranya yakni Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi, dan Asisten Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi Multilateral Ferry Ardianto.
Advertisement