Asabri Minta PMN Rp 3,6 Triliun Demi Atasi Masalah Ekuitas Negatif

Asabri mengajukan PMN demi menyelesaikan permasalahan ekuitas negatif, selvabilitas jangka panjang dan kekurangan jumlah aset investasi

oleh Tira Santia diperbarui 10 Jul 2024, 14:15 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2024, 14:15 WIB
Direktur Utama PT. Asabri, Wahyu Suparyono dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI Pembahasan usulan Penyertaan Modal Negara (PMN) Tahun 2025, Rabu (10/7/2024)
Direktur Utama PT. Asabri, Wahyu Suparyono dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI Pembahasan usulan Penyertaan Modal Negara (PMN) Tahun 2025, Rabu (10/7/2024) (dok: Tira)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT. Asabri, Wahyu Suparyono, mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) Tahun 2025 sebesar Rp3,61 triliun untuk menyelesaikan permasalahan ekuitas negatif, selvabilitas jangka panjang dan kekurangan jumlah aset investasi di Asabri.

"Karena langkah strategis yang telah dan akan dilakukan tersebut di atas diperkirakan belum memberikan sustainability jangka panjang, maka Perseroan berencana untuk mengajukan PMN sebesar Rp3,61 triliun untuk APBN tahun 2025," kata Wahyu dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI Pembahasan usulan Penyertaan Modal Negara (PMN) Tahun 2025, Rabu (10/7/2024).

Ia menjelaskan dalam menghitung kebutuhan PMN, Perseroan menggunakan metode pemenuhan arus kas berbasis risko yang menjumlahkan kekurangan arus kas bebas dalam mencukupi kekurangan modal berbasis risiko atau Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (BTSM).

Beli SBN

Kata Wahyu, dana PMN tersebut akan digunakan untuk pembelian SBN (90%) dan Corporate Bond (10%) sehingga menghasilkan pendapatan baru dari investasi tersebut.

Adapun Wahyu menyampaikan saat ini Asabri pada Tahun 2023 telah melakukan pembayaran program pensiun kepada lebih dari 484 ribu peserta dengan total pembayaran uang pensiun sebesar Rp17,2 triliun.

Selain uang pensiun, pada Tahun 2023, Asabri juga melakukan pembayaran klaim program THT, JKK, dan JKm sebesar Rp1.7 triliun

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Banyak Masalah

PT Asabri (Persero)
PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Persero) atau disingkat PT ASABRI (Persero). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kemudian, Asabri saat ini dihadapkan dengan beberapa masalah penting, antara lain, pertama, ekuitas yang negatif diakibatkan karena penurunan nilai wajar aset investasi, rasio klaim dan kenaikan beban cadangan, diperkirakan tren penurunan ini akan berlanjut. Solvabilitas yang dimiliki belum menjamin going concern Perusahaan.

Kedua, jumlah aset investasi yang dimiliki saat ini belum mampu memberikan hasil untuk menutup gap antara pembayaran klaim dengan penerimaan premi, karena besarnya aset investasi non-produktif. Hasil pengembangan yang diberikan kepada peserta menjadi tidak optimal.

Ketiga, tingginya beban klaim dibandingkan dengan penerimaan Premi. Sehingga dibutuhkan sumber pendanaan/pendapatan lain untuk menutupi gap anta premi dan beban klaim. Sejak 2017 gap tersebut dipenuhi dari hasil investasi dan likuidasi aset investasi.

 


Memohon ke DPR

PT Asabri (Persero)
PT Asabri (Persero)

Oleh karena itu, ia meminta agar DPR dapat menyetujui Usulan PMN Rp3,61 triliun kepada ASABRI untuk menyelesaikan permasalahan ekuitas negatif, solvabilitas jangka panjang dan kekurangan jumlah aset investasi.

"Sehingga ASABRI dapat memastikan kemampuan pemenuhan kewajiban manfaat kepada prajurit TNI. Polri, dan ASN dilingkungan Kemhan dan Polri," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya