PHE ONWJ Aktifkan Kembali Platform LES di Lepas Pantai Karawang

Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) dari Regional Jawa Subholding Upstream pertamina akan mengaktifkan kembali platform LES. Hal utu untuk mengoptimalkan potensi cadangan migas domestik.

oleh Tira Santia diperbarui 14 Jul 2024, 21:00 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2024, 21:00 WIB
Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) dari Regional Jawa Subholding Upstream pertamina akan mengaktifkan kembali platform LES.
Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) dari Regional Jawa Subholding Upstream pertamina akan mengaktifkan kembali platform LES. Hal utu untuk mengoptimalkan potensi cadangan migas domestik.

Liputan6.com, Jakarta Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) dari Regional Jawa Subholding Upstream pertamina akan mengaktifkan kembali platform LES. Hal utu untuk mengoptimalkan potensi cadangan migas domestik.

Platform LES yang terletak di lepas pantai 25 Kilometer dari Cilamaya, Kabupaten Karawang ini diperkirakan menyimpan potensi minyak mencapai 0.34 Million Stock Tank Barrels (MMSTB) dan 24.23 Billion Standard Cubic Feet (BSCF) untuk gas.

"Saat ini proyek optimasi pengembangan lapangan LES dan reaktivasi platform LESA sudah berjalan dan akan rampung pada akhir tahun 2025. Proses drilling akan dimulai secepatnya setelah proyek optimasi pengembangan lapangan LES,” kata General Manager PHE ONWJ, Muzwir Wiratama, dalam Kick Off Meeting bersama kontraktor pelaksana di Jakarta, Minggu (14/7/2024).

Lapangan LES pertama kali ditemukan pada tahun 1994 melalui sumur eksplorasi LESA-1. Platform LESA mulai produksi pada tahun 2001 dengan performa produksi hingga 3,5 MMSCFD melalui 3 (tiga) sumur aktif. Tiga sumur eksisting akan diaktifkan kembali setelah sebelumnya di non-aktifkan pada November 2017.

Selain reaktivasi 3 sumur yang sudah ada, PHE ONWJ akan melanjutkan penambahan pemboran 2 sumur pengembangan baru dalam proyek ini. Dari 5 sumur yang akan dikelola, diperkirakan mampu menambah capaian produksi nasional sebesar 14,7 MMSCFD untuk gas dan kondensat sebesar 139,3 Barel Condensate Per Day (BCPD).

Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina, merupakan pengelola hulu migas dengan wilayah meliputi PHE ONWJ, PHE OSES dan Pertamina EP Jawa Barat. Area kerja Regional Jawa mencakup Provinsi DKI Jakarta, Banten, Lampung dan Bangka Belitung, dan Jawa Barat.

15 Proyek Migas Ditarget Beroperasi 2024, Nilai Investasi Capai Rp 8,7 Triliun

SKK Migas-KKKS Gelorakan Industri Hulu Migas Saat Pandemi Covid-19
Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi yaitu Satuan Kerja Khuhsus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Migas dan Gas Bumi (SKK Migas) (Dok. SKK Migas Sumbagsel / Nefri Inge)

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memasang target sebanyak 15 proyek migas bakal beroperasi atau Onstream di 2024 ini.

Dengan target tersebut, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto berharap kapasitas produksi minyak mencapai 42.922 barel per hari (BOPD) dan tambahan gas sebesar 325 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Total investasi atau belanja modal (capital expenditure) untuk menggapai target tersebut senilai USD 560,1 juta, atau setara Rp 8,7 triliun (kurs Rp 15.550 per dolar AS).

"Tahun 2024 akan ada 15 proyek untuk onstream. Diharapkan akan ada produksi 41 ribu BOPD dan 324 juta kubik feet per day gas, investasi USD 560,1 billion," terang Dwi Soetjipto, Jumat (12/1/2024).

Daftar Proyek Minyak

Mengutip data SKK Migas, tiga proyek minyak ditargetkan onstream di tahun ini. Antara lain, SP Puspa Asri milik Pertamina EP dengan target produksi 600 BOPD, dengan nilai investasi USD 6,3 juta dengan target onstream Oktober 2024.

Lalu, Flowline ASDJ-116X milik PHE Ogan Komering sebesar 94 BOPD dengan rencana Onstream April 2024 dan nilai investasi USD 10,2 juta, dan OPL E-Main milik PHE ONWJ sebesar 128 BOPD dengan target operasi Juni 2024 dan nilai investasi USD 3,5 juta.

 

Proyek Gas

Blok Migas
Blok Migas PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI). Dok PHI

Untuk proyek gas, tiga lapangan milik Pertamina Hulu Mahakam di Kalimantan target onstream Maret 2024. Antara lain, Peciko 8B sebesar 16 MMSCFD senilai USD 29,4 juta, Bekapal Artificial Lift sebesar 12 MMSCFD senilai USD 17,5 juta, dan SWPG Debottlenecking sebesar 8 MMSCFD senilai USD 4,5 juta.

Kemudian, Aktara Gas Plant milik Jadestone Energy sebesar 25 MMSCFD dan 1.100 BCPD, dengan nilai investasi USD 86,3 juta dan target onstream April 2024. Lalu West Belut sebesar 50 MMSCFD senilai USD 84 juta dengan target operasi Agustus 2024.

Lalu, Dayung Facility Optimazation milik Medco Grissik sebesar 40 MMSCFD dan 10.000 BWPD senilai USD 12,7 juta, dengan target Juli 2024. Selanjutnya, Kompresor Merbau milik Pertamina EP sebesar 8 MMSCFD dengan nilai investasi USD 10,5 juta dan target November 2024.

Fasilitas Kompresor South Sembakung milik JOB PMEP Simenggaris sebesar 22,5 MMSCFD senilai USD 12,7 juta dengan target Mei 2024. Serta, pembangunan CO2 dan DHU Lapangan Karang Baru milik Pertamina EP sebesar 5 MMSCFD senilai USD 7,8 juta dengan target April 2024.

Sebanyak tiga proyek yakni Forel Bronang, Infill Clastic Banyu Urip, dan AFCP Premier Oil masuk dalam klasifikasi proyek strategis hulu migas tahun ini.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya