Aturan soal Industri Rokok Gantung Nasib Ekonomi Jawa Timur

Industri sigaret kretek tangan (SKT) juga berperan besar dalam penyerapan tenaga kerja karena merupakan industri padat karya.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 22 Jul 2024, 19:45 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2024, 19:45 WIB
Ilustrasi Industri Rokok
penentuan kebijakan terkait IHT tidaklah sederhana. Apalagi mempertimbangkan dampaknya bagi kemampuan industri dalam menyerap tenaga kerja cukup besar, khususnya di Jawa Timur. (Ilustrasi Industri Rokok)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur, Iwan menyoroti kebijakan terhadap Industri Hasil Tembakau (IHT) yang akan langsung berdampak pada ekonomi daerah. Ia mengambil contoh Jawa Timur, yang menggantungkan ekonomi dan serapan tenaga kerja dari sektor ini

Iwan menyampaikan, IHT merupakan sektor yang memberikan pengaruh signifikan bagi perekonomian Jawa Timur. Subsektor industri pengolahan ini memberikan kontribusi terbesar kedua pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Industri Pengolahan Jawa Timur.

Selain itu, ia menambahkan, industri sigaret kretek tangan (SKT) juga berperan besar dalam penyerapan tenaga kerja karena merupakan industri padat karya. Serta memiliki keterkaitan sektor hulu hingga ke hilir yang sangat erat dalam penyerapan produksi tembakau lokal, dengan melibatkan lebih dari 300.000 petani tembakau dan cengkih.

"Dominasi industri hasil tembakau di Jawa Timur secara otomatis menjadikan Provinsi Jawa Timur sebagai penyumbang cukai terbesar di Indonesia, berbanding lurus dengan penyerapan tenaga kerja pada sektor tersebut," terangnya, Senin (22/7/2024).

Dengan kontribusi yang besar ini, Iwan mengatakan, penentuan kebijakan terkait IHT tidaklah sederhana. Apalagi mempertimbangkan dampaknya bagi kemampuan industri dalam menyerap tenaga kerja cukup besar, khususnya di Jawa Timur.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Peningkatan Permintaan Komoditas Tembakau

Dua Sisi Mata Uang Kebijakan Rokok di Kota Malang
Pekerja di sebuah perisahaan rokok di Malang. Industri rokok daerah ini terus menyusut, sulit berkembang (Zainul Arifin/Liputan6..com)

Di sisi lain, geliat IHT nasional juga berdampak dalam peningkatan permintaan komoditas tembakau sebagai bahan baku sehingga dapat memberikan keuntungan besar bagi petani tembakau.

"IHT memberikan multiplier effect khususnya dalam sektor sosial atau penyedia lapangan kerja, dikarenakan sektor ini dikategorikan sebagai labor intensive baik dalam guna mendukung aktivitas on-farm hingga off-farm," ujar dia.

"Namun di sisi lain, konsumsi rokok memiliki risiko bagi kesehatan. Oleh karena itu dibutuhkan keselarasan dalam upaya edukasi bagi konsumen rokok, serta upaya perlindungan bagi pelaku tata niaga pertembakauan di Jawa Timur mulai dari hulu sampai hilir," tegasnya.

Berdasarkan data triwulan I 2024, Jawa Timur mengalami pertumbuhan eklnomi sebesar 4,81 persen (YoY) dengan nilai PDRB Rp 764,33 triliun. Sektor industri pengolahan menjadi penopang utama struktur ekonomi Jawa Timur dengan kontribusi sebesar 31,54 persen terhadap PDRB.

 


Kontribusi Industri Hasil Tembakau

Subsektor Industri Hasil Tembakau (IHT) berkontribusi sebesar 22,78 persen, menjadikannya sub-sektor dengan kontribusi nilai ekonomi terbesar setelah Industri makanan & minuman. Jawa Timur sendiri merupakan provinsi penghasil tembakau terbesar di Indonesia dengan sumbangsih sebesar 43,9 persen dari total produksi nasional.

Pada 2023, tercatat terdapat 1.041 unit IHT di Jawa Timur, dimana 91,64 persen dari unit usaha tersebut memproduksi SKT dalam skala besar dan menengah dengan nilai produksi kurang lebih 195 miliar batang di 2023.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya