Bos IndonesiaRe Ungkap Persaingan Industri Reasuransi Tak Sehat

Penipuan asuransi terjadi mulai dari proses asuransi, pembelian polis, hingga pembayarak klaim kepada nasabah. Di sisi lain, ditemukan modus penipuan di sektor medis hingga asuransi jiwa.

oleh Arief Rahman H diperbarui 24 Jul 2024, 18:45 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2024, 18:45 WIB
Direktur Utama PT Reasuransi Indonesia atau IndonesiaRe, Benny Waworuntu dalam IndonesiaRe International Conference 2024, di Jakarta, Rabu (24/7/2024). (Arief/Liputan6.com)
Direktur Utama PT Reasuransi Indonesia atau IndonesiaRe, Benny Waworuntu dalam IndonesiaRe International Conference 2024, di Jakarta, Rabu (24/7/2024). (Arief/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Reasuransi Indonesia atau IndonesiaRe, Benny Waworuntu mengungkap beragam modus penipuan atau fraud di sektor industri asuransi. Hal ini menjadi tantangan penetrasi asuransi di masyarakat.

Benny mengatakan ada banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap asuransi. Aspek penipuan menjadi salah satu yang jadi perhatian.

"Hal menyedihkan lainnya adalah penipuan asuransi masih menjadi masalah yang tersebar luas di Indonesia, yang merugikan bisnis, asuransi, dan pelanggan hingga miliaran rupiah setiap tahunnya," tegas Benny dalam IndonesiaRe International Conference 2024, di Jakarta, Rabu (24/7/2024).

Penipuan itu terjadi mulai dari proses asuransi, pembelian polis, hingga pembayarak klaim kepada nasabah. Di sisi lain, ditemukan modus penipuan di sektor medis hingga asuransi jiwa.

"Asuransi kesehatan, khususnya penipuan medis, merupakan salah satu penipuan yang paling memberatkan secara finansial, diikuti oleh asuransi jiwa dan penipuan properti dan korban jiwa," ucap dia.

"Dampak penipuan asuransi tidak hanya berdampak pada bisnis dan asuransi saja. Hal ini juga dapat mengakibatkan premi yang lebih tinggi bagi nasabah," sambung Benny.

Dia mengatakan, rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat ini membuat pasar asuransi terbilang sempit. Padahal, ada 75 perusahaan asuransi umum dan 55 perusahaan asuransi jiwa di Indonesia.

"Sekarang kita mempunyai sekitar 8 sampai 9 perusahaan reasuransi yang bersaing memperebutkan perusahaan-perusahaan asuransi yang bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar yang kecil. Hal ini menimbulkan persaingan tidak sehat antar perusahaan reasuransi, terutama dalam hal penetapan harga," bebernya.

Berharap Dukungan

Ilustrasi Asuransi
Ilustrasi asuransi (Gambar oleh kalhh dari Pixabay)

Lebih lanjut, Benny berharap adanya dukungan dalam mengenjot pemanfaatan reasuransi dalam industri penjaminan tersebut. Menyusul, harapan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar reasuransi mengambil peran.

"Ya, itu kita memang kita dukung ya, dan memang itu yang kita harapkan. Artinya reasuransi ini itu kenapa kita lakukan juga acara pada hari ini. Kita perlu didukung. Karena reasuransi ini kan backbone daripada industri, tulang punggung," jelasnya.

Dia menjelaskan, orientasi bisnis reasuransi bukan sebatas mencari keuntungan. Lebih dari itu, tujuannya untuk memperkuat ekonomi nasional.

"Cari profit pasti. Tapi bukan dulu itu kan. Bagaimana kita bisa memuatkan ekonomi Indonesia. Makanya perlu dukungan termasuk dari regulator, OJK, pemerintah, serta pemain semua," pungkasnya.

OJK Minta Reasuransi Domestik Ambil Peran

Ilustrasi asuransi
Ilustrasi asuransi. (Foto By AI)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat proporsi premi ke luar negeri mengalami peningkatan dari 2022 ke 2023 lalu. Melihat ini, OJK mewanti-wanti perusahaan reasuransi domestik bisa mengambil peran.

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono mengatakan ada peningkatan jumlah reasuransi yang lari ke luar negeri pada periode tersebut.

"OJK menilai bahwa peran reasuransi domestik perlu lebih dioptimalkan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan sektor industri asuransi nasional," ungkap Ogi dalam IndonesiaRe International Conference 2024, di Jakarta, Rabu (24/7/2024).

Bukan tanpa alasan, dia mengacu pada data statistik yang menunjukkan proporsi premi reasuransi ke luar negeri terhadap total premi asuransi pada tahun 2022 mencapai 34,8 persen. Angka tersebut meningkat di 2023.

"Berikutnya pada tahun 2023, proporsi tersebut meningkat mencapai 38,1 persen," kata dia.

"Selain itu neraca pembayaran untuk sektor asuransi tercatat masih negatif akibat transaksi reasuransi ke luar negeri yang lebih besar jika dibandingkan dengan transaksi reasuransi yang masuk ke dalam negeri," sambungnya.

Dia mencatat, pada tahun 2023, neraca pembayaran sektor asuransi tercatat sebesar minus Rp 10,2 triliun atau meningkat 28,22 persen dibandingkan dengan nilai defisit pada tahun 2022 yang tercatat sebesar minus Rp 7,95 triliun.

"Rangkaian data statistik tersebut merupakan indikasi bahwa struktur industri reasuransi yang sehat saat ini oleh pelaku lokal masih perlu dikembangkan secara optimal dan berkelanjutan," tegas dia.

Peran Penting Reasuransi

Lebih lanjut, dia mengungkap sederet peran penting reasuransi. Utamanya dalam mendukung mekanisme penyebaran risiko yang ditanggung atau dikelola oleh perusahaan asuransi. 

Kemudian, Menjaga kinerja keuangan dan solvabilitas perusahaan asuransi dari dampak volatilitas klaim yang besar, mengoptomalkan kapasitas permodalan dan kemampuan akseptasi risiko serta menyediakan back up untuk mendukung pengelolaan risiko katastropik.

"Selain dari penyediaan dukungan transfer risiko yang diasuransikan, perusahaan reasuransi juga berperan sebagai counterpart yang menyediakan fungsi strategis bagi perusahaan asuransi," ujarnya.

Diantaranya, review atas kesesuaian dukungan reasuransi yang sedang berjalan, pengembangan desain dukungan reasuransi yang ideal dan penyediaan data statistik sebagai dasar perhitungan premi. Serta penelitian dan pengembangan produk asuransi dan knowledge sharing.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya