Pembangunan BRT Bandung Raya Bakal 3 Tahap, Dimulai 2025

Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Irjen Pol Risyapudin Nursindi menuturkan, pembangunan BRT Bandung Raya pada tahap pertama memiliki panjang 21 km.

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Jul 2024, 17:15 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2024, 17:15 WIB
Pembangunan BRT Bandung Raya Bakal 3 Tahap, Dimulai 2025
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan Pembangunan Bus Rapid Transit (BRT) bakal dilakukan dalam tiga tahap (sumber foto: Biro Adpim Jabar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan Pembangunan Bus Rapid Transit (BRT) bakal dilakukan dalam tiga tahap dan memerlukan koordinasi Kemenhub hingga Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Pembangunan BRT Bandung Raya dimulai 2025, dan diharapkan selesai 2027. Adapun Pembangunan angkutan massal BRT ini akan dilaksanakan dalam tiga tahap yang mencakup Kawasan Bandung Raya.

"Tahap pertama nanti pada tahun 2025, tahap kedua pada tahun 2026 dan terakhir pada tahun 2027. Di mana pembangunan ini memerlukan suatu koordinasi antara Kementerian Perhubungan bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat, maupun kabupaten dan kota," ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kemenhub Irjen Pol Risyapudin Nursindi Bandung, Selasa, (30/7/2024), seperti dikutip dari Antara.

Risyapudin menuturkan, pada pembangunan tahap pertama, BRT Bandung Raya akan mempunyai jalur khusus sepanjang 21 kilometer yang terbentang dari Kabupaten Bandung Barat hingga Kota Bandung, Jawa Barat.

"Dalam waktu dekat kita akan membangun angkutan transportasi massal dengan skema BRT di wilayah Jawa Barat dari mulai Cimahi, Padalarang sampai dengan Sumedang kurang lebih 21 kilometer," ujar Risyapudin.

Risyapudin menuturkan, Terminal Cicaheum masih akan terus beroperasi saat BRT Bandung Raya dibangun. "Kalau Cicahem tetap beroperasi, tetap beroperasi walaupun nanti ada BRT juga tetap akan kita laksanakan operasional untuk kendaraan-kendaraan lain,” ujar Risyapudin.

Adapun dengan kehadiran BRT Bandung Raya, ia berharap dapat mengatasi masalah kemacetan di wilayah Bandung Raya. "Ini merupakan suatu implementasi kewajiban pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk hadir membangun transportasi angkutan publik sesuai dengan keamanan moda-moda melalui transportasi jalan,” ujar Risyapudin.

 

Pembangunan Infrastruktur

Stasiun Bandung
Calon penumpang KA di Stasiun Bandung. (sumber foto: Humas PT KAI Daop 2 Bandung)

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat Koswara menuturkan, pembangunan infrastruktur hingga penyediaan sistem dilakukan oleh pemerintah pusat. Sedangkan pemerintah daerah akan diberi wewenang untuk mengoperasionalkan BRT Bandung Raya.

Koswara mengatakan, lima koridor Trans Metro Pasundan yang ada saat ini akan terintegrasi dengan BRT Bandung Raya. Layanan lima koridor tersebut berada di Kota Bandung hingga ke Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung.

"Perencanaan total ada 21 koridor, armada itu sekitar 450-an belum feedernya. Total anggaran Rp1,3 triliun untuk infrastruktur," ujar Koswara.

Dia menuturkan, Pemprov Jabar juga akan membuat peraturan yang mendukung operasional BRT Bandung Raya agar masyarakat secara bertahap beralih ke transportasi massal.

Didanai Bank Dunia, Pembangunan BRT Bandung Raya Mulai Digarap 2024

Ilustrasi Bus
Ilustrasi bus. (dok. Unsplash.com/CHUTTERSNAP/@chuttersnap)

Sebelumnya, proyek pembangunan transportasi massal Bus Rapid Transit (BRT) kawasan Bandung Raya dikabarkan bakal mulai digarap pada 2024. Proyek yang turut didanai Bank Dunia ini diklaim akan jadi proyek yang ramah lingkungan.

BRT Bandung Raya rencananya melayani 17 koridor dengan jumlah armada lebih kurang 450 bus, 40 persen dari jumlah itu wajib menggunakan bus listrik.

Kepala Bidang Perkeretaapian dan Pengembangan Transportasi Dinas Perhubungan Jawa Barat, Dhani Gumelar mengatakan, BRT Bandung Raya akan menghubungkan lima daerah, yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang.

"Tahun depan (2024) kita akan mulai menyiapkan infrstrukturnya seperti jalur khusus, selter, dan sarana pendukung lainnya," kata Dhani dalam keterangannya, Rabu, 5 Juli 2023.

Pembangunan BRT Bandung Raya didanai Bank Dunia melalui pemerintah pusat dan diharapkan mulai beroperasi tahun 2026 atau 2027.

"Karena memerlukan infrastruktur khusus, jadi proses pembangunannya memang cukup lama. Kurang lebih tiga tahun," ujarnya.

Menurut Dhani, ada dua moda transportasi massal yang bisa dikembangkan di Bandung Raya yaitu berbasis jalan dengan BRT dan berbasis rel, Light Rail Transit (LRT). "Namun, karena yang paling memungkinkan dibangun untuk sementara ini adalah BRT. Maka kita dahulukan BRT," dia menjelaskan.

 

Urai Kemacetan

Ilustrasi bus.
Ilustrasi bus. (Dok. Jerry Zhang/Unsplash/Tri Ayu Lutfiani)

Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, proyek BRT yang melibatkan Kementerian Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat itu dibuat demi mengurai kemacetan di wilayah aglomerasi Bandung Raya.

"Ini bagian dari proyek Kemenhub untuk membantu perbaikan transportasi massal di wilayah Bandung Raya. Tentunya Kota Bandung menjadi lokus yang paling banyak terjadi perubahan pembangunan transportasi masal yang dikoordinasikan oleh Pemprov Jabar melalui Dishub," kata Ema.

Pada akhir Agustus 2023, Ema menuturkan, Dishub Provinsi Jawa Barat bakal melakukan pilot project BRT pada sejumlah koridor di Kota Bandung. Jalur yang sudah disurvei dan dilengkapi Detail Engineering Design (DED) yaitu Jalan Asia Afrika-Sudirman, Otista-Ahmad Yani.

"Ini bagian dari transformasi transportasi. Tadi saya minta Plh Kadishub intens berkomunikasi dengan kemeterian dan dewan yang menjadi bagian ini," kata Ema.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya