Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menghadirkan jalur alternatif penyeberangan menuju Ibu Kota Nusantara (IKN), dengan mempersiapkan jalur alternatif yang menghubungkan Kariangau, Balikpapan dengan Pulau Balang Bentang Pendek, Penajam.Â
Tujuannya, untuk mempermudah mobilisasi masyarakat menuju IKN, khususnya guna mendukung perayaan upacara HUT RI ke-79 di IKN pada 17 Agustus 2024 mendatang.
Baca Juga
Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin menyatakan, lokasi IKN Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan bagian dari wilayah operasional ASDP cabang Balikpapan di Pelabuhan Penyeberangan Penajam.
Advertisement
"Melihat antusiasme masyarakat dan potensi peningkatan pengguna jasa pada HUT RI mendatang, ASDP menyiapkan jalur alternatif untuk mengantisipasi kepadatan di jalur reguler," ujar Shelvy, Jumat (2/8/2024).
Akses menuju IKN saat ini dapat ditempuh melalui jalur darat atau Lintasan Penajam-Kariangau, Balikpapan, yang memerlukan waktu sekitar 60 menit dengan jarak 6 mil, dilanjutkan perjalanan darat selama 1,5 jam.Â
ASDP mengoperasikan 4 kapal dari total 18 kapal selama 24 jam di lintasan ini, termasuk KMP Poncan Moale, KMP Goropa, KMP Dingkis, dan KMP Gajah Mada.
"Jalur alternatif Kariangau-Pulau Balang akan kami aktifkan jika terjadi kepadatan di jalur darat atau lintasan reguler. Kami menunggu arahan lebih lanjut, namun ASDP siap mengoperasikan jalur ini untuk memastikan kelancaran mobilisasi menjelang perayaan HUT RI di IKN," ujar dia.
Dalam hal ini, ASDP menyiapkan 3 kapal di jalur alternatif ini untuk mengangkut kendaraan dan penumpang menuju IKN, dengan jarak tempuh 9,5 mil yang membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam.Â
"Dengan jalur darat dari Pelabuhan Pulau Balang ke IKN yang lebih dekat dibandingkan dengan Penajam, kami berharap jalur alternatif ini dapat memperlancar rangkaian acara HUT ke-79 RI di IKN," kata Shelvy.
Â
Jumlah Kendaraan Logistik yang Diseberangkan Naik
Pada semester I 2024, ASDP berhasil menyeberangkan 58.163 unit kendaraan di Lintasan Penajam-Kariangau, Balikpapan. Jumlah kendaraan logistik yang diseberangkan meningkat dengan total 58.163 unit, lebih dari 500 kendaraan dibandingkan tahun sebelumnya.
Selama semester I, ASDP cabang Balikpapan telah melayani total 184.103 kendaraan yang terdiri dari 61.760 unit kendaraan roda dua, 62.150 unit kendaraan roda empat, 2.030 unit bus, dan 58.163 unit kendaraan barang.
Supply bahan pokok dan bangunan menjadi salah satu komoditas yang diangkut oleh kapal-kapal ASDP. Penggunaan jalur penyeberangan menjadi pilihan karena kehadiran kapal ASDP di lintasan Penajam-Kariangau mampu mempersingkat waktu tempuh setengahnya, yang sebelumnya kurang lebih 4 jam menjadi 2 jam.
"Dalam hal ini, ASDP terus berupaya memastikan kepentingan umum terlayani dan menghadirkan pelayanan prima kepada seluruh pengguna jasa," tandas Shelvy.
Â
Advertisement
Atasi Kemacetan, ASDP Indonesia Ferry Diminta Segera Tambah Dermaga di Merak dan Bakauheni
Sebelumnya, Pelabuhan Merak diminta untuk segera menambah tiga dermaga lagi, untuk memperlancar arus penyeberangan di Selat Sunda. Sehingga tidak ada kemacetan panjang saat arus mudik Idulfitri, nataru maupun hari libur panjang lainnya.
Begitupun di Pelabuhan Bakauheni, harus ikut ditambah tiga dermaga lagi, sehingga bisa menampung kendaraan dan penumpang yang dibawa dari Pulau Jawa ke Sumatera.
"Ada penambahan tiga pasang dermaga, karena setiap dermaga berisi 4 kapal, misalkan 10 dermaga itu 40 beroperasi dan 28 itu off untuk siap berlayar," ujar Bambang Haryo, pengamat transportasi laut, di kantor BPTDÂ Banten, pada Selasa (23/7/2024).
Penambahan tiga dermaga juga sekaligus menyediakan ketersediaan transportasi laut di lintasan Selat Sunda. Sehingga tidak ada lagi kehabisan tiket saat arus mudik Idulfitri 2024, seperti yang dikatakan pihak PT ASDP Indonesia Ferry.
Saat ini, ada 68 kapal Roll On Roll Off atau RoRo yang ada di Selat Sunda dan bersandar di tujuh dermaga. Jika bisa ditambah tiga dermaga lagi, maka ada 40 kapal yang beroperasi dan 28 istirahat untuk bergantian berlayar.Â
Penambahan dermaga bisa dilakukan sendiri oleh PT ASDP Indonesia Ferry atau menggunakan Penanaman Modal Nasional (PMN).
"Pelayanan tertinggi itu ketersediaan kapasitas angkut, ketersediaan kapasitas terpasang, kalau tidak menyediakan kapasitas angkut maka transportasi itu gagal, tiket misalnya moda transportasi 6 bulan sebelumnya kehabisan, itu artinya gagal, perhubungan gagal, transportasi gagal, jadi ini yang tidak boleh terjadi di semua moda transportasi di Indonesia," terangnya.
Â
Moda Transportasi Terintegrasi
Selain itu, moda transportasi yang terintegrasi juga harus disiapkan untuk memudahkan mobilitas masyarakat. Pelabuhan Merak sejak zaman dahulu, sudah dirancang sebagai lokasi moda transportasi terpadu. Terbukti kala itu, gerbong kereta api bisa langsung masuk ke dalam kapal dan menyebrang ke Pulau Sumatera.
"Kita harapkan moda transportasi massal, penyebrangan dan kereta api bisa terkoneksi dengan baik. Perlunya stasiun yang terintegrasi dengan terminal terpadu Merak. Respons ASDP bagus, tapi dari kereta api belum, kita sangat mendorong kereta api," jelasnya.
Â
Advertisement