Pabrik Frozen French Fries Pertama di Indonesia Siap Beroperasi

PT Indo Agro Plus bakal mengoperasikan pabrik frozen French fries pertama dan satu-satunya di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara, yang menggunakan bahan baku kentang lokal.

oleh Septian Deny diperbarui 05 Agu 2024, 21:40 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2024, 21:40 WIB
kentang goreng
Ilustrasi kentang goreng. PT Indo Agro Plus bakal mengoperasikan pabrik frozen French fries pertama dan satu-satunya di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara, yang menggunakan bahan baku kentang lokal. /copyright freepik.com/KamranAydinov

Liputan6.com, Jakarta Tahun ini, PT Indo Agro Plus (PT IAP) bersiap melakukan operasional produksi pabrik kentang goreng beku (frozen French fries) miliknya yang berlokasi di Desa Bongas Kulon, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. PT IAP merupakan holding company yang bakal mengoperasikan pabrik frozen French fries pertama dan satu-satunya di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara, yang menggunakan bahan baku kentang lokal.

“Tidak cuma di Indonesia, PT IAP menjadi pionir dan satu-satunya pabrik kentang frozen French fries di Asia Tenggara yang menggunakan bahan baku dalam negeri. Mulai dari pembenihan, penanaman, sampai mengolah kentang hasil panen menjadi frozen French fries kami lakukan semua di Indonesia,” kata Direktur Utama PT IAP Abdul Kadir Assegaf dikutip Senin (5/8/2024).

Menurut Abdul Kadir Assegaf`, 100 persen produk frozen French fries yang saat ini beredar di Indonesia merupakan produk impor dari luar negeri. Kentang-kentang impor tersebut dilakukan pengepakan ulang (repackaging) dengan menggunakan merk dagang lokal. Karena itu, Abdul Kadir Assegaf berharap, beroperasinya pabrik frozen French fries PT IAP akan menjadi tonggak bagi Indonesia untuk melepaskan diri dari ketergantungan impor frozen French fries.

“Bayangkan, saat ini gerai-gerai makanan waralaba yang menyajikan French fries juga masih 100 persen impor dari luar negeri. Mudah-mudahan ke depan ketergantungan impor ini bisa berkurang dengan berproduksinya pabrik kami,” ujar Abdul Kadir Assegaf.

Direktur PT IAP Abdullah Syami menambahkan, perusahaan melakukan ujicoba produksi (running test) pada Senin, 5 Agustus 2024. Ujicoba produksi dihadiri para undangan yang merupakan unsur pemerintah daerah Kabupaten Majalengka, tokoh agama, tokoh masyarakat, ormas, dan masyarakat sekitar pabrik. Menurut Syami, kentang yang akan digunakan untuk ujicoba produksi diambil langsung dari greenhouse milik PT IAP di daerah Cipada, Lembang, Bandung, Jawa Barat.

“Ujicoba produksi menandakan kami siap mulai beroperasi tahun ini juga. Mudah-mudahan pada November 2024, kami sudah siap memasarkan produk kentang goreng beku dari Majalengka ke seluruh Indonesia,” kata Syami.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kapasitas Produksi

kentang goreng
Ilustrasi kentang goreng | copyright freepik.com/timolina

Dia menambahkan, kapasitas produksi pabrik kentang frozen French fries PT IAP mencapai 500 kg/jam. Perusahaan menargetkan bisa memproduksi 300 ton frozen French fries dalam satu bulan.

“Asumsinya kami operasi 20 jam per hari selama satu bulan. Ke depan, kami juga berencana membangun pabrik serupa dengan kapasitas yang lebih besar, mencapai 13,5 ton per jam atau 8.100 ton per bulan,” ujar Syami.

Tokoh masyarakat Desa Bongas Kulon Ujang Mulya Rusmawi mengatakan, beroperasinya pabrik kentang goreng beku milik PT IAP sudah ditunggu-tunggu oleh masyarakat sekitar. Menurut Ujang, masyarakat sudah mendengar rencana pendirian pabrik sejak lama.

“Alhamdulillah sekarang akhirnya bisa segera beroperasi,” ujar Ujang.

Mantan kepala desa Bongas Kulon ini berharap, keberadaan pabrik kentang goreng beku PT IAP bisa memberikan kontribusi positif untuk peningkatan ekonomi masyarakat sekitar. “Ini kan pasti ada penyerapan tenaga kerja lokal yang dibutuhkan pabrik, tentu juga bakal mendongkrak pertumbuhan bisnis lainnya, seperti kontrakan dan warung-warung,” kata Ujang.


Suramnya Industri Tekstil Indonesia, Pertumbuhan Terkontraksi hingga PHK Massal

Pekerja Pabrik Tekstil
Pekerja Pabrik Tekstil. Dok Kemenperin

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan pada kuartal II-2024 ini. Tercatat angkanya mencapai 5,05 persen dari tahun lalu. Namun khusus industri tekstil dan pakaian jadi, pertumbuhannya terkontraksi 0,03 persen secara tahunan (year on year/yoy).

"Untuk kuartal II 2024 pertumbuhan industri tekstil (dan) pakaian jadi kontraksi, baik secara year on year maupun secara kuartal to kuartal (qtq)," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik, Moh. Edy Mahmud dalam konferensi pers di kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (5/8/2024).

Meski demikian, BPS tak mengungkapkan penyebab pelemahan kinerja industri tekstil dan pakaian jadi di kuartal II-2024. Selain industri tekstil dan pakaian jadi, sub kelompok pakaian juga mencatatkan kontraksi bersama dengan sektor transportasi.

Pelemahan dua sub kelompok usaha ini tercermin dari pertumbuhan perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan reparasi mobil dan sepeda motor dengan sumber pertumbuhan hanya 0,63 persen (yoy). Secara kuartalan, kelompok lapangan usaha ini hanya tumbuh 2,78 persen secara q to q.

"Sub kelompok atau komoditas pakaian dan transportasi mengalami pertumbuhan meskipun positif, tidak setinggi pertumbuhan tahun lalu," ujarnya.

Seperti diketahui, BPS mencatat tingkat ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan pada kuartal II-2024 ini. Tercatat angkanya mencapai 5,05 persen dari tahun lalu.

Pertumbuhan ekonomi mengacu pada besaran produk domestik bruto (PDB) pada triwulan II tahun 2024. PDB atas harga berlaku sebesar Rp 5.536,5 triliun dan PDB atas dasar harga konstan sebesar Rp 3.231 triliun.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com


Akui Banyak PHK Industri Tekstil, Menteri Bahlil: Tapi Ada yang Investasi

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengunjungi industri tekstil di Jawa Barat. Teten mengatakan,  sejumlah pengusaha tekstil di Kabupaten Bandung terancam berhenti produksi hingga melakukan PHK. (Dok KemenkopUKM)
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengunjungi industri tekstil di Jawa Barat. Teten mengatakan, sejumlah pengusaha tekstil di Kabupaten Bandung terancam berhenti produksi hingga melakukan PHK. (Dok KemenkopUKM)

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengamini ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di sektor industri tekstil. Meski begitu, dia menyebut banyak investasi juga yang mulai masuk ke Indonesia.

Menyoal PHK tadi, dia mengatakan hak-hak buruh perlu diperhatikan untuk dipenuhi. Pada saat yang sama, keberlangsungan usaha pun jadi poin yang perlu tetap dijaga.

"Jadi sebenarnya kita ini harus mencari jalan tengah hak-hak buruh tetap kita perhatikan tapi buruh juga harus memperhatikan keberlangsungan perusahaan. Kalau ini tutup yang rugi kita semua. Lapangan pekerjaan tutup, industrinya tidak jalan, pendapatan negara berkurang," ungkap Bahlil di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Senin (19/7/2024).

Kendati demikian, dia mengatakan ada investasi yang mulai masuk juga ke Indonesia. Menurutnya, ini membuka peluang bagi penyerapan tenaga kerja.

"Tapi jangan sedih karena ada yang pergi ada yang datang. Contoh kemarin kita meresmikan pabrik sepatu di Kawasan Industri Batang di Jawa Tengah itu menciptakan lapangan pekerjaan 2.000 lebih," terangnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya