Keren, Sampah di Jakarta Disulap jadi Bahan Bakar Pembangkit Listrik

Subholding PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) mengolah sampah DKI Jakarta menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) sebagai subtitusi batu bara di PLTU. Pengelolaan biomassa tersebut merupakan program cofiring.

oleh Septian Deny diperbarui 13 Agu 2024, 22:05 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2024, 22:05 WIB
Sebanyak 28 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PT PLN (Persero) menerapkan co-firing atau pencampuran biomassa dengan batu bara.
Sebanyak 28 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PT PLN (Persero) menerapkan co-firing atau pencampuran biomassa dengan batu bara.

Liputan6.com, Jakarta Subholding PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) mengolah sampah DKI Jakarta menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) sebagai subtitusi batu bara di PLTU. Pengelolaan biomassa tersebut merupakan program cofiring.

Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengatakan, PLN EPI bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam pengelolaan sampah Jakarta menjadi biomassa untuk co-firing, hal ini mampu menyelesaikan persoalan sampah kota sekaligus menjadi biomassa yang bermanfaat untuk mereduksi emisi di pembangkit listrik.

"Sebagai entitas yang bertugas menjamin rantai pasok bahan baku untuk pembangkit listrik, PLN Energi Primer Indonesia (EPI) melakukan berbagai inovasi untuk mendukung pemerintah dalam reduksi emisi karbon serta meningkatkan ekonomi sirkuler," kata Iwan, Selasa (13/8/2024).

Kerjasama telah ditandatangani oleh kedua belah pihak ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada Juni 2023. Saat ini sedang memasuki tahap pelaksanaan kajian dan feasibility study terkait inputan sampah yang ada di TPS 3R Pesanggrahan menjadi BBJP kemudian akan dilanjutkan dengan Penandatanganan Perjanjian Kerjasama dalam Waktu dekat. Melalui kerjasama ini maka 60 persen sampah yang masuk ke TPS Pesanggarahan yang merupakan sampah organik perumahan mampu direduksi menjadi bahan bernilai ekonomis.

Rantai Pasok Biomassa

Menurut Iwan, PLN EPI aktif melakukan kerjasama dengan berbagai pihak untuk memperkuat rantai pasok biomassa. Teknologi cofiring merupakan terobosan mutakhir untuk mengurangi persoalan sampah kota sekaligus menekan emisi di pembangkit listrik dengan mengganti penggunaan batu bara dengan biomassa ini.

"Teknologi co-firing yang kami terapkan merupakan terobosan mutakhir yang tidak hanya mengurangi persoalan sampah kota, tetapi juga berkontribusi dalam menekan emisi di pembangkit listrik dengan menggantikan penggunaan batu bara dengan biomassa," ujar Iwan.

Dalam proses penerapannya nanti saat mulai commissioning, akan dilaksanakan uji coba di PLTU terdekat yaitu PLTU Lontar di Tangerang dan nanti sebagian juga akan dikoordinasikan kembali. Artinya produk selain BBJP ini bisa di offtake oleh industri semen yang ada di sekitar terdekat di Jakarta.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Festival Ekonomi Sirkuler

PLN berhasil melakukan uji coba penggunaan 75 persen biomassa Woodchips (kepingan kayu) untuk bahan bakar pengganti batu bara (cofiring) di PLTU Bolok dengan kapasitas 2x16,5 Megawatt (MW) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Dok PLN)
PLN berhasil melakukan uji coba penggunaan 75 persen biomassa Woodchips (kepingan kayu) untuk bahan bakar pengganti batu bara (cofiring) di PLTU Bolok dengan kapasitas 2x16,5 Megawatt (MW) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Dok PLN)

Vice President Pengadaan, Pengendalian, dan Logistik Biomassa PT PLN Energi Primer Indonesia, Erfan Julianto dalam Festival Ekonomi Sirkuler (FES 2024) yang diadakan oleh Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengatakan bahwa pelaksanaan uji coba dan commisioning bisa dilaksanakan di akhir Desember 2024 atau Januari 2025.

“Saat ini kita memang melakukan proses tender pengadaan ada tahapan administrasi, evaluasi teknis kita estimasikan untuk signing contract untuk calon pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan di awal september ini, selanjutnya fabrikasi dan kegiatan konstruksi kurang lebih 3 bulan.” kata Erfan.

Erfan menambahkan, dari sisi PLN atau pembangkit, limbah jika dikelola dengan baik bisa menjadi sumber keuntungan. Artinya, PLN EPI memanfaatkan sampah dengan konsep ekonomi sirkuler. Sebagian besar limbah pertanian, perkebunan, dan limbah industri perkayuan dapat menjadi bahan bakar. Dengan demikian, limbah bisa bernilai ekonomis dan menjadi tambahan pendapatan bagi masyarakat yang mampu mengelola dan memanfaatkannya dengan baik.

 


Proses Pengolahan Sampah

PLN berhasil melakukan uji coba penggunaan 75 persen biomassa Woodchips (kepingan kayu) untuk bahan bakar pengganti batu bara (cofiring) di PLTU Bolok dengan kapasitas 2x16,5 Megawatt (MW) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Dok PLN)
PLN berhasil melakukan uji coba penggunaan 75 persen biomassa Woodchips (kepingan kayu) untuk bahan bakar pengganti batu bara (cofiring) di PLTU Bolok dengan kapasitas 2x16,5 Megawatt (MW) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Dok PLN)

Selain itu, dalam melaksanakan proses pengolahan sampah, keterlibatan masyarakat sangat diperlukan. Fahmi dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta bidang PSLB3 mengatakan bahwa kolaborasi tersebut sangat dibutuhkan.

"Pemerintah, badan usaha swasta, maupun masyarakat perlu berkolaborasi untuk mengelola sampah dari hulu sampai hilir. Dengan demikian, pengelolaan sampah dapat berjalan dengan baik, khususnya di Kota Jakarta," ujarnya.

"Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri dan akan terlihat lebih capek jika hanya bekerja sendiri. Sesuai aturan, ada masyarakat, ada pemerintah, dan ada badan usaha. Bagaimana kita bisa berkolaborasi sehingga pengelolaan sampah ini sebenarnya bisa jadi mudah. Asal kita bisa bekerjasama dengan baik, tidak terkotak-kotak, tidak jalan sendiri, tidak terpisah-pisah. Dengan koordinasi yang baik, kita bisa menghemat sumber daya semuanya," tambah Fahmi.

"PLN EPI membuka kesempatan kerjasama seluas-luasnya bagi pemerintah kabupaten/kota di Indonesia dalam membangun ekonomi sirkuler baik melalui penanaman biomassa di lahan kritis, pengelolaan limbah perkebunan/ pertanian dan perkayuan maupun BBJB Sampah Perkotaan untuk Cofiring Pembangkit," tutup Erfan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya