Bappenas Ramal Penjualan Ritel Bakal Meningkat, Ini Alasannya

Proyeksi peningkatan penjualan ritel tersebut dilihat dari indeks keyakinan konsumen pada Juli 2024

oleh Tira Santia diperbarui 14 Agu 2024, 13:50 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2024, 13:50 WIB
Direktur Perdagangan, Investasi dan Kerjasama Ekonomi Internasional BAPPENAS Laksmi Kusumawati
Direktur Perdagangan, Investasi dan Kerjasama Ekonomi Internasional BAPPENAS Laksmi Kusumawati dalam Gambir Trade Talk 'Transformasi Ritel Modern di Era Digitalisasi: Peluang dan tantangan,' Rabu (14/8/2024)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Perdagangan, Investasi dan Kerjasama Ekonomi Internasional Bappenas Laksmi Kusumawati, memproyeksikan sektor ritel akan mengalami peningkatan penjualan ke depannya.

"Dilihat dari indeks kondisi ekonomi saat ini, optimisme dari indeks ekspektasi konsumen, masyarakat pun memiliki ekpektasi bahwa stabilitas ekonomi akan terjaga dan sektor ritel mengalami peningkatan penjualan ke depannya," kata Laksmi dalam Gambir Trade Talk 'Transformasi Ritel Modern di Era Digitalisasi: Peluang dan tantangan,' Rabu (14/8/2024).

Proyeksi peningkatan penjualan ritel tersebut dilihat dari indeks keyakinan konsumen pada Juli 2024 mencapai 123,4 sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya berkisar 123,3.

Peningkatan Indeks Keyakinan konsumen tersebut, menunjukkan kepercayaan konsumen yang lebih tinggi terhadap kondisi ekonomi, sehingga mampu mendorong peningkatan belanja di sektor ritel.

Selain itu, kinerja ritel pada 2024 juga diperkirakan akan semakin baik dengan penjualan ritel ke depan akan mengalami peningkatan.

Survei Bank Indonesia

Berdasarkan survei penjualan eceran (SPE) yang dilakukan Bank Indoensia, kinerja penjualan eceran pada Juli 2024 diperkirakan meningkat.

Hal ini tercermin dari indeks penjualan riil (IPR) Juli 2024 yang diperkirakan mencapai 212 atau secara tahunan tumbuh 4,3 persen. Beberapa kelompok barang yang mengalami pertumbuhan IPR pada Juli 2024 diantaranya, suku cadang dan aksesori, makanan, minuman, dan tembakai, bahan bakar kendaraan bermotor, sub kelompok sandang dan barang lainnya.

"Pada 3 bulan ke depan dan 6 bulan ke depan, diperkirakan ekspektasi penjualan eceran akan terus mengalami peningkatan," pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Nggak Kaleng-Kaleng

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KiTa Juli 2024, Selasa (13/8/2024). (Tira/Liputan6.com)
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KiTa Juli 2024, Selasa (13/8/2024). (Tira/Liputan6.com)

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, mengatakan meskipun perekonomian global masih penuh dengan tekanan, namun perekonomian Indonesia masih tumbuh positif di atas 5 persen. Diketahui pertumbuhan ekonomi RI pada Kuartal II-2024 mencapai 5,05 persen.

"Kalau dilihat Indonesia relatif growth stabil di 5 persen itu di tengah turbulance dunia yang gak kecil-kecil, gak kaleng-kaleng," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, di Kementerian Keuangan Selasa (13/8/2024).

Capaian tersebut, kata Sri Mulyani utamanya didukung oleh konsumsi rumah tangga yang relatif membaik. Tercatat, konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2024 tumbuh 4,93 persen dibandingkan kuartal I-2024 yang sebesar 4,91 persen.

"Over all ini trek bagus untuk konsumsi. Ini karena inflasi mulai turun, terutama volatile food," ujarnya.

Belanja Pemerintah Tumbuh

Disisi lain, Menkeu juga mencatat bahwa belanja pemerintah tumbuh sebesar 19,9 persen pada kuartal I-2024, namun pada kuartal II-2024 justri mengalami pelambatan sebesar 1,42 persen. Turunnya belanja tersebut disebabkan oleh front loading Pemilu, dan belanja gaji dan pensiun PNS.

"Untuk bansos di kuartal I-2024 itu keliatan lebih tinggi karena kuartal I-2023 rendah. Karena Mensos masih perbaikan data. Jadi kuartal I-2023 yang 19,9 persen jump. Itu tak tunjukkan kita jor-joran ada penjelasannya ada gaji yang naik, kemudian pensiun naik 12 persen. Kemudian bansos yang base tahun lalu rendah dan ada Pemilu," tambah Menkeu.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya