Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyiapkan empat proyek jalan tol yang pembiayaan infrastrukturnya bisa ditawarkan ke pihak swasta melalui skema Pengelolaan Perolehan Peningkatan Nilai Kawasan (P3NK) atau Land Value Capture (LVC).
Skema baru pembiayaan infrastruktur oleh pihak swasta ini tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 79 Tahun 2024 tentang Pendanaan Penyediaan Infrastruktur melalui Pengelolaan Perolehan Peningkatan Nilai Kawasan.
Advertisement
Baca Juga
Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Infrastruktur Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR, Reni Ahiantini menjelaskan, skema P3NK/LVC bisa diterapkan sejak penyiapan proyek ataupun greenfield project. Berdasarkan hasil studi di 2023, terpilih 4 proyek jalan tol yang bisa dimasuki investasi oleh swasta.
Advertisement
Â
"Empat itu dua di antaranya adalah bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), yaitu di ruas Jalan Tol Pematang-Pelabuhan Panjang, Lampung, dan ruas Rengat-Pekanbaru, Riau. Kami juga melakukan studi di Jembatan Batam-Bintan dan juga untuk Jalan Tol Semarang Harbour," jelasnya di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Rabu (28/8/2024).
Saat dimintai keterangan lebih lanjut oleh Liputan6.com, Rini mengatakan, Kementerian PUPR akan fokus kepada 1-2 proyek tol tersebut di 2025. Pasalnya, implementasi P3NK tidak hanya tertuang dalam Perpres 79/2024 untuk pemerintah pusat, tapi juga ada turunannya dari pemerintah daerah dalam bentuk Perda.
"Jadi kalau nanti ada penjelasan bagaimana mekanismenya, justru kuncinya di pemerintah provinsi, kota dan kabupaten. Jadi proyeknya tidak semata nasional, tapi proyek provinsi, kabupaten/kota bisa di-P3NK-kan, di-HPT-kan. PUPR untuk keduanya pun bisa," terang dia.
Reni memperkirakan, dua tol yang paling memungkinkan untuk mendapat pembiayaan swasta baru ini, yakni ruas Jalan Tol Pematang-Pelabuhan Panjang dan Rengat-Pekanbaru. "Tergantung kesiapan nanti dari regulasi di daerahnya, terpenting komitmen dan support dari pemerintah daerah terkait," imbuhnya.
Adapun investasi swasta tersebut nantinya tidak akan mengganggu proyek utama yang dimiliki oleh suatu badan usaha pengembang. Reni mencontohkan, melalui skema P3NK, swasta nantinya bisa ikut melakukan pengembangan proyek di sekitar kawasan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang dimiliki PT Hutama Karya (Persero).
"P3NK itu kan memang pendukung dari proyek utama. Jadi (misalnya) PT HK sendiri tetap punya tugas intinya membuat jalan tol, badan usahanya itu nanti bisa bekerjasama dengan pemerintah atau pemerintah daerah," pungkas Reni.
Jasa Marga Serap Belanja Modal Rp 4 Triliun pada Semester I 2024
Sebelumnya, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) telah membelanjakan separuh belanja modal atau capital expenditure (capex) yang disiapkan untuk 2024
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Jasa Marga, Pramita Wulanjani menjelaskan, belanja modal hingga paruh pertama tahun ini sebagian besar dialokasikan untuk pembangunan jalan baru.
"Jadi untuk capex yang sudah terserap sampai dengan semester I, kurang lebih itu sekitar Rp 4 triliun yang sudah digunakan untuk membangun ruas jalan-jalan baru. jadi kalau dilihat dari realisasi di Rp 4 triliun, perkiraannya sekitar 40-50 persen sudah terserap di semester I tahun 2024," kata Pramita dalam konferensi pers public expose live 2024, Rabu (28/8/2024).
Hingga akhir tahun, Pramita memperkirakan sisa belanja modal yang akan terserap yakni sekitar Rp 8-10 triliun. Perseroan masih memegang posisi market leader di industri jalan tol dengan total panjang jalan tol beroperasi Jasa Marga Group sepanjang 1.264 KM yang merepresentasikan 45% jalan tol beroperasi di seluruh Indonesia, dengan total konsesi jalan tol sepanjang 1.736 KM.
"Perseroan juga tengah fokus terhadap lima proyek jalan tol yang tengah berjalan yaitu, Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan, Jalan Tol Akses Patimban, Jalan Tol Jogja-Bawen, Jalan Tol Jogja-Solo, dan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi. Kami menargetkan untuk mengoperasikan Jalan Tol Jogja-Solo Paket 1.1 (Kartasura- Klaten) sepanjang 22,3 km di akhir tahun 2024," ungkap Corporate Finance & Investor Relations Senior Group Head Haning Pangastuty.
Perseroan semakin memantapkan posisinya sebagai Service Provider melalui anak usahanya yaitu PT Jasamarga Tollroad Operator (PT JMTO) dan PT Jasamarga Tollroad Maintenance (JMTM).
Hingga semester I 2024, PT JMTO menyediakan layanan pengoperasian untuk 1.446 KM jalan tol, sementara itu PT JMTM menyediakan layanan preservasi untuk 1.110,9 KM jalan tol. Keduanya tidak hanya melayani jalan tol Jasa Marga Group, namun juga perusahaan jalan tol lainnya.
"Perseroan juga fokus untuk meningkatkan market share pengoperasian dan preservasi oleh PT JMTO dan PT JMTM yang didukung dengan pengembangan teknologi di bidang operasional sebagai bagian dari ekspansi bisnis Perseroan pada lini bisnis pengoperasian," imbuh Haning.Â
Advertisement
Jasa Marga Kantongi Laba Bersih Rp 2,35 Triliun pada Semester I 2024
Sebelumnya, PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat pendapatan usaha sebesar Rp 9,11 triliun pada semester I 2024, atau tumbuh 30,49 persen dari periode sama tahun lalu.Â
Corporate Secretary & Chief Administration Officer Jasa Marga Nixon Sitorus menuturkan, perseroan juga berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 2,35 triliun di paruh pertama tahun ini. Tumbuh 104,32 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.Â
Atas pencatatan laba bersih ini telah memasukkan efek dari penyesuaian atas penerapan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 72/2023 terkait Penyusutan Harta Berwujud dan/atau Amortisasi Harta Tak Berwujud yang dilakukan oleh Perseroan, di mana terdapat penambahan Pendapatan Pajak Tangguhan sebesar Rp 600,41 miliar (non-cash).
Apabila efek atas penyesuaian PMK 72/2023 tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka diperoleh nilai core profit perseroan sebesar Rp 1,75 triliun pada semester I 2024, tumbuh 52,05 persen dibandingkan dengan semester I 2023.
"Sepanjang semester I 2024, Jasa Marga juga mencatat peningkatan total volume transaksi di jalan tol Jasa Marga Group yang mencapai 636,8 juta kendaraan. Jumlah ini meningkat sebesar 1,3 persen dibandingkan dengan total volume transaksi pada periode yang sama tahun 2023," ujar Nixon, Rabu (31/7/2024).
"Sementara itu, untuk realisasi lalu lintas harian rata-rata (LHR) di jalan tol Jasa Marga Group mencapai 3,49 juta kendaraan setiap harinya," Nixon menambahkan.
Nilai pendapatan usaha perseroan merupakan kontribusi dari kinerja pendapatan tol sebesar Rp 8,38 triliun dan kinerja pendapatan usaha lain sebesar Rp 732,69 miliar. Selain itu, Jasa Marga tetap dapat meningkatkan kinerja dan kesehatan finansial.Â
Â
Proyek Jasa Marga
Tercermin dari realisasi earning before interest, tax, depreciation and amortization (EBITDA) perseroan yang terjaga, yaitu mencapai Rp 6,13 triliun, naik sebesar 47,89 persen dari tahun lalu dengan realisasi EBITDA margin yang lebih baik dibandingkan dengan semester I 2023, yakni mencapai 67,27 persen di tengah pengoperasian ruas-ruas jalan tol baru.
Hingga semester I 2024, Jasa Marga merupakan market leader di industri jalan tol dengan total panjang jalan tol Jasa Marga Group yang telah beroperasi sepanjang 1.264 km. Angka itu merepresentasikan 47 persen jalan tol beroperasi di seluruh Indonesia. Sementara total konsesi jalan tol yang dimiliki perseroan adalah 1.736 km di seluruh Indonesia.
Nixon menyampaikan, dalam mengelola proyek jalan tol baru dalam 5 tahun ke depan, Jasa Marga berkomitmen mencapai target yang sudah ditetapkan dengan seoptimal mungkin dan tetap mengendalikan aktivitas konstruksi jalan tol secara bertahap.Â
Saat ini, perseroan memiliki beberapa proyek dalam tahap konstruksi dan pembebasan lahan. Mulai dari Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi, Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, Jalan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulonprogo, Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan dan Jalan Tol Akses Patimban.
Di lini usaha lain, Jasa Marga melalui anak usahanya, PT Jasamarga Related Business (JMRB), mengelola TIP (Tempat Istirahat dan Pelayanan) Pengembangan pertama di Indonesia yang berkonsep Toll Corridor Development (TCD), atau Travoy Hub.Â
Hingga semester I 2024, PT JMRB memperluas pengembangan dengan membangun Travoy Hub tahap 2 dan 3 dengan progres pembangunan yang mencapai 44 persen.
Advertisement