Liputan6.com, Jakarta - Rumah123 Flash Report edisi Agustus 2024 menunjukkan harga rumah seken di 13 kota besar Indonesia mengalami kenaikan, dengan Surakarta atau Solo memimpin kenaikan tertinggi sebesar 6,3 persen.
Head of Research Rumah123 Marisa Jaya menjelaskan, sejak Agustus 2023 lalu, Surakarta atau Solo mencatatkan pertumbuhan harga tahunan yang cukup konsisten hampir di setiap bulannya.
Baca Juga
"Pertumbuhan tahunan tertinggi terjadi pada November 2023 lalu, yakni sebesar 8,3% year-on-year (yoy). Harga rumah di Surakarta meski mengalami fluktuasi setiap bulannya, secara umum menunjukkan tren yang meningkat sejak awal tahun 2023 lalu.” jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (30/8/2024).
Advertisement
Pencari properti di Surakarta didominasi oleh mereka yang berusia 25-34 tahun (31,6%), disusul kelompok usia 45-54 tahun (23,6%), 18-24 tahun (18,1%), 35-44 tahun (17,9%), 55-64 tahun (8,7%), dan di atas 65 tahun (0,3%).
Sementara dari sisi asal domisili, mayoritas pencari properti berasal dari Surakarta sendiri, sebesar 24,3%, diikuti individu asal Jakarta (19,1%), Semarang (17,1%), dan Surabaya (4,3%).
Permintaan dari Jakarta serta kota-kota besar lainnya, seperti Semarang dan Surabaya, menunjukkan persentase yang cukup signifikan sepanjang Januari hingga Juli 2024.
Ke depan, posisi Surakarta akan semakin diperkuat oleh jaringan tol Yogyakarta-Surakarta, yang menghubungkan kawasan Surakarta Raya dengan Yogyakarta. Akses ke Bandara Internasional Yogyakarta juga menjadi semakin mudah.
Dengan adanya tol yang menghubungkan Surakarta dan Yogyakarta, sektor pariwisata di kawasan Jawa Tengah dan sekitarnya semakin terintegrasi, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada sektor properti, terutama dalam hal penyediaan akomodasi di Surakarta dan sekitarnya.
Tren Harga Rumah Naik 2 Persen
Sedangkan secara umum, berdasarkan Indeks Harga Rumah Seken Rumah123, tren harga rumah di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 2% pada Juli 2024 dibandingkan dengan Juli 2023. Denpasar menjadi kota yang mengalami kenaikan harga tahunan tertinggi, sebesar 19,8% diikuti Bogor (8,5%) dan Surakarta (6,2%).
Di kawasan Jabodetabek, selain Bogor, ada dua kota yang mencatat kenaikan tipis untuk harga tahunan rumah seken, yakni Depok (1,9%) dan Tangerang (1,6%). Sementara di Pulau Jawa, selain Surakarta, tiga kota juga mengalami kenaikan harga tahunan, seperti Semarang (4,6%), Yogyakarta (3,8%), Surabaya (0,6%) dan Bandung (0,5%).
Di luar Pulau Jawa, kenaikan harga tahunan tak hanya dialami Denpasar, Medan turut mencatat kenaikan tipis sebesar 0,6%.
Dari segi selisih antara pertumbuhan harga dengan pergerakan inflasi tahunan, terdapat 5 kota memperoleh selisih tertinggi, yaitu Bogor (6,1%), Semarang (2,8%), Yogyakarta (1,6%), Surakarta (4,3%), dan Denpasar (16,1%).
“Pada periode Juni lalu selisih pertumbuhan harga di atas laju inflasi tahunan hanya dialami 3 kota, sedangkan per Juli telah mencapai lima kota. Ini mengindikasikan pertumbuhan Indeks Harga Rumah Seken secara tahunan yang cukup signifikan dibandingkan periode Januari hingga April lalu. Hal ini akan semakin berdampak positif pada kepemilikan atau investasi properti mengingat nilai properti yang meningkat lebih cepat daripada laju inflasi, sehingga akan memberikan potensi pertumbuhan nilai keuntungan yang lebih tinggi," tutup Marisa.
Advertisement