Liputan6.com, Jakarta Miliarder asal Afrika Selatan, Johann Rupert menyalip miliarder asal Nigeria, Aliko Dangote sebagai orang terkaya di benua Afrika dalam daftar terbaru Bloomberg Billionaires Index.
Melansir BBC, Sabtu (31/8/2024) kekayaan bersih Johann Rupert telah melonjak USD 1,9 miliar (Rp 29,4 triliun) menjadi USD 14,3 miliar (Rp 221,7 triliun), menempatkannya di posisi orang terkaya ke-147 di dunia, dan 12 peringkat di atas Dangote.
Rupert mengendalikan Richemont, salah satu perusahaan barang mewah terbesar di dunia, yang memiliki merek seperti Cartier dan Montblanc.
Advertisement
Peningkatan kekayaan bersih Rupert didorong oleh kinerja yang kuat di sektor barang mewah.
Selain Richemont yang berbasis di Swiss, kepemilikan saham miliarder itu termasuk di Remgro, sebuah perusahaan investasi Afrika Selatan dengan kepemilikan saham di lebih dari 30 perusahaan.
Ia mewarisi bisnis keluarga dari ayahnya, Anton Rupert, dan telah mengembangkannya dari yang sebagian besar bergerak di bidang tembakau menjadi usaha barang mewah bernilai miliaran dolar.
Rupert menempuh pendidikan di Universitas Stellenbosch untuk belajar ekonomi, tetapi berhenti kuliah untuk bergabung dengan bisnis ayahnya pada tahun 1984.
Sang miliarder juga dikenal vokal pada isu-isu politik dan lingkungan di Afrika Selatan, dan berkampanye melawan kekuasaan minoritas kulit putih. Ia telah menerima beberapa penghargaan atas kegiatan bisnisnya.
Ia kini berbasis di Cape Town, di mana ia memiliki rumah mewah, tetapi ia juga memiliki properti di Jenewa dan London.
Nicky Oppenheimer, miliarder Afrika Selatan lainnya, menduduki peringkat ketiga orang terkaya di Afrika dengan kekayaan bersih sebesar USD 11,3 miliar (Rp.174,9 triliun), diikuti oleh Nassef Sawiris, pengusaha Mesir, dengan kekayaan sebesar USD 9,48 miliar.
Adapun investor asal Afrika Selatan, Natie Kirsh melengkapi daftar lima miliarder Afrika teratas dengan kekayaan sebesar USD 9,22 miliar (Rp 142,7 triliun).
Aliko Dangote Tergeser ke Urutan Kedua Orang Terkaya di Afrika
Sementara itu, Aliko Dangote kini menduduki urutan kedua dalam daftar orang terkaya di Afrika.
Kekayaan miliarder asal Nigeria tersebut telah turun sebesar USD 1,7 miliar tahun ini, sehingga kekayaan bersihnya menjadi USD 13,4 miliar atau sekitar Rp.207,4 triliun.
Penurunan kekayaan Dangote menggarisbawahi lingkungan ekonomi Nigeria yang menantang, tempat konglomerat itu beroperasi.
Sejak Presiden Bola Tinubu memangku jabatan tahun lalu, ia telah memperkenalkan sejumlah reformasi ekonomi di negara terpadat di Afrika tersebut, termasuk pencabutan subsidi bahan bakar, yang telah menyebabkan inflasi tinggi, yang saat ini mencapai lebih dari 30%.
Tinubu mengatakan reformasi tersebut diperlukan untuk memangkas pengeluaran pemerintah dan mendorong pertumbuhan jangka panjang.
Penurunan tajam nilai naira telah berdampak signifikan terhadap Dangote, yang kekayaannya sebagian besar terkait dengan aset dalam mata uang lokal.
Â
Advertisement
Punya Kilang Minyak
Pengusaha berusia 66 tahun tersebut meraup kekayaannya dari industri semen dan gula, dan tahun lalu membuka kilang minyak di pusat ekonomi Nigeria, Lagos.
Kerajaan bisnisnya, Dangote Group, juga menghadapi sejumlah kemunduran dalam beberapa bulan terakhir akibat penundaan produksi di kilangnya dan gangguan rantai pasokan.
Ia didaftarkan oleh majalah Forbes pada bulan Januari sebagai orang terkaya di Afrika selama 13 tahun berturut-turut meskipun negara tersebut mengalami kesulitan ekonomi.
Namun, indeks Bloomberg terbaru menempatkannya di urutan kedua di Afrika dan ke-159 secara global.