Wamentan Sudaryono Bawa Misi Kerek Ekspor Komoditas Indonesia di Eropa

Wamentan Sudaryono menyatakan, Indonesia dapat tampil percaya diri di hadapan masyarakat dunia seiring sektor pertanian yang mulai berkembang pesat.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 09 Sep 2024, 14:25 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2024, 14:24 WIB
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono bertemu dengan Wakil Menteri Pertanian Belanda Yan Kess Goet. (Foto: Istimewa)
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono bertemu dengan Wakil Menteri Pertanian Belanda Yan Kess Goet. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia, Sudaryono melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Pertanian Belanda, Yan-Kess Goet.

Pertemuan Sudaryono dengan Wakil Menteri Pertanian Belanda digelar, dalam rangka membahas masa depan komoditas pertanian Indonesia di Eropa. Dalam pertemuan yang berlangsung di Den Hag, Belanda ini, Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia, Sudaryono didampingi oleh Duta Besar Indonesia untuk Belanda, Mayerfas beserta jajarannya.

Sedangkan Wakil Menteri Pertanian Belanda, Yan-Kess Goet didampingi oleh Ralf van De Be, selaku Director for International Agribusiness and Food Security. Serta Mark Zonenberg, selaku coordinator for Indonesia.

Wamentan Sudaryono menuturkan, salah satu sektor yang cukup penting dan menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia selama ini, adalah sektor pertanian. Menurut Sudaryono, Indonesia bisa tampil percaya diri di hadapan masyarakat dunia, karena memiliki sektor pertanian yang mulai berkembang pesat.

Dalam pertemuannya ini, Wamentan Sudaryono juga menjelaskan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia membawa misi untuk meningkatkan nilai ekspor komoditas pertanian nasional diEropa.

Dalam sektor pertanian, ada sub sektor perkebunan yang paling strategis, dan memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan domestik bruto atau PDB Indonesia, karena merupakan komoditas ekspor andalan dari sektor pertanian.

Salah satu hasil perkebunan andalan Indonesia yakni kakao, yang dapat mendatangkan banyak rezeki ke petani dan devisa negara. Selain kakao, masih banyak komoditas pertanian unggulan yang bisa menguasai pasar Eropa.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sektor Pertanian

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono bertemu dengan Wakil Menteri Pertanian Belanda Yan Kess Goet. (Foto: Istimewa)
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono bertemu dengan Wakil Menteri Pertanian Belanda Yan Kess Goet. (Foto: Istimewa)

Seusai pertemuan tersebut, Sudaryono juga memberikan tanda persahabatan kepada Wakil Menteri Pertanian Belanda, Yan-kess Goet berupa hasil produk pertanian indonesia yakni kopi dan teh dengan kualitas terbaik.

Untuk diketahui, pada 2021, sektor pertanian mengalami pertumbuhan sekitar 1,84 persen, dengan kontribusi terhadap perekonomian nasional mencapai 13,28 persen. Pertumbuhan tersebut menjadikan pertanian sebagai bantal resesi pada krisis COVID- 19.

Pada pertengahan 2022, sektor pertanian juga menunjukkan pertumbuhan positif 1,37 persen, dan memiliki kontribusi hingga 12, 98 persen terhadap perekonomian nasional.

Sedangkan dari subsektor Perkebunan, rata-rata kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia mencapai 3,51 persen, selama periode 2016-2021. Di sisi lain, tanaman pangan 3,03, peternakan 1,61, hortikultura 1,52 persen dan jasa peternakan lainnya 0, 19 persen. Adapun Wamentan membawa misi khusus meningkatkan nilai ekspor pertanian nasional.


Wamentan Bakal Revitalisasi Industri Pupuk di Indonesia

Percepatan Pompanisasi, Wamentan Sudaryono: Pemerintah Komitmen Kebijakan Pro-Petani
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono saat meninjau irigasi perpompaan di Desa Bojongkunci, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung, pada Rabu, 7 Agustus 2024.

Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Republik Indonesia, Sudaryono, menyatakan dukungannya terhadap upaya revitalisasi industri pupuk yang dikelola oleh PT Pupuk Indonesia (Persero).

Program ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan menghasilkan pupuk berkualitas tinggi, yang diharapkan dapat mendukung pertumbuhan sektor pertanian nasional.

Dukungan ini disampaikan Wamentan saat kunjungan kerja ke Pupuk Sriwidjaja (Pusri) di Palembang, Sumatera Selatan, ditulis Jumay (23/8/2024).

"Pupuk Sriwidjaja memiliki sejarah panjang. Kita perlu mendorong peremajaan peralatan agar proses produksi lebih efisien, sehingga menghasilkan pupuk berkualitas dengan harga yang terjangkau. Efisiensi produksi akan menurunkan biaya pokok, dan ini akan sangat bermanfaat bagi para petani," ujar Sudaryono.

Wamentan juga menegaskan pentingnya ketersediaan pupuk berkualitas dari pabrik modern dan efisien untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian. Pemerintah telah meningkatkan alokasi pupuk bersubsidi dari 4,7 juta ton di awal tahun 2024 menjadi 9,55 juta ton.

Sistem Irigasi

Selain itu, langkah lain untuk mendukung produktivitas pertanian adalah dengan memperbaiki sistem irigasi pada lahan sawah tadah hujan, di mana pemerintah telah menyediakan 64.000 pompa air di seluruh Indonesia agar petani bisa menanam lebih dari satu kali dalam setahun.

"Kami telah melakukan pengecekan di berbagai daerah, dan jumlah pupuk di tahun 2024 ini lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Stok pupuk terbilang stabil dan aman, bahkan di beberapa wilayah stok masih tersedia di pengecer, namun belum terserap secara optimal. Ini kabar yang sangat menggembirakan," tambahnya.

 

 

 


Dukungan Revitalisasi dari Pupuk Indonesia

Pupuk Indonesia Siap Distribusikan 714.092 Ton Urea Dan NPK
Pekerja melakukan bongkar muat pupuk bersubsidi di Gudang Pupuk Lini III Sumur Pecung, Kota Serang, Banten (Liputan6.com/HO)

Direktur Produksi PT Pupuk Indonesia, Bob Indiarto, menyambut baik dukungan Wamentan dalam upaya revitalisasi industri pupuk di tanah air. Langkah ini sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan produktivitas pertanian nasional. Bob menegaskan bahwa Pupuk Indonesia berkomitmen menjaga ketersediaan stok pupuk sesuai regulasi yang ditetapkan pemerintah.

Secara nasional, per 21 Agustus 2024, Pupuk Indonesia telah menyiapkan stok sebanyak 1.220.283 ton, yang terdiri dari Urea 683.930 ton, NPK Phonska 522.501 ton, dan NPK Formula Kakao 13.852 ton. Jumlah ini jauh melebihi ketentuan minimum yang ditetapkan pemerintah, yaitu 363.190 ton, atau sekitar 263 persen dari kebutuhan minimum.

"Stok ini tersebar di berbagai gudang, mulai dari Gudang Lini I (Gudang Produsen) hingga Gudang Lini III (Level Kabupaten/Kota). Kami berharap petani dapat memaksimalkan penyerapan pupuk bersubsidi dalam sisa waktu empat bulan ke depan untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian," jelas Bob.

Di Sumatera Selatan, Pupuk Indonesia telah menyiapkan stok pupuk bersubsidi sebesar 20.796 ton, yang terdiri dari Urea 10.395 ton, NPK Phonska 10.393 ton, dan NPK Formula Kakao 8 ton. Stok ini setara dengan 179 persen dari ketentuan minimum yang ditetapkan pemerintah.

 


Penyaluran Pupuk Bersubsidi dan Aplikasi i-Pubers

Untuk memastikan kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi di Sumatera Selatan, Pupuk Indonesia telah menyiapkan berbagai fasilitas pendukung, termasuk sembilan gudang Lini III, 40 distributor, dan 526 kios resmi. Selain itu, 32 petugas lapangan ditugaskan untuk memastikan penyaluran pupuk bersubsidi tepat sasaran.

Proses penebusan pupuk bersubsidi juga kini lebih mudah dengan adanya aplikasi i-Pubers di kios-kios resmi. Petani hanya perlu membawa KTP (Kartu Tanda Penduduk) untuk melakukan penebusan pupuk, sehingga proses distribusi menjadi lebih efisien.

Bob juga menambahkan bahwa Pupuk Indonesia terus meningkatkan pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi. Petani yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi harus memenuhi kriteria yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 1 Tahun 2024, seperti harus tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (SIMLUHTAN), serta menggarap lahan dengan luas maksimal dua hektare.

Selain itu, hanya sembilan komoditas strategis yang berhak menerima pupuk bersubsidi, antara lain padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, tebu, dan kakao. "Dengan stok yang melebihi ketentuan minimum, Pupuk Indonesia siap memenuhi kebutuhan pupuk untuk mendukung program peningkatan produktivitas pertanian nasional," tutup Bob.

 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya