Aplikasi Ini jadi Solusi Pintar Bantu UMKM Naikkan Penjualan

Olsera Insight, yang dirancang khusus untuk membantu merchant meningkatkan penjualan dan efisiensi bisnis.

oleh Tim Bisnis diperbarui 12 Sep 2024, 04:49 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2024, 16:10 WIB
Pelaku UMKM.
Ilustrasi pelaku UMKM. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Olsera, aplikasi kasir memperkenalkan fitur terbaru, Olsera Insight, yang dirancang khusus untuk membantu merchant UMKM meningkatkan penjualan dan efisiensi bisnis.

Olsera Insight menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan machine learning terkini untuk memberikan rekomendasi pintar yang dapat membantu pemilik usaha meraih hasil penjualan yang lebih besar dan lebih efisien.

“Olsera Insight adalah langkah konkret kami dalam upaya memberdayakan UMKM di Indonesia. Kami memahami bahwa dalam bisnis, setiap keputusan yang diambil harus didasarkan pada data yang akurat dan relevan," ujar Head of Marketing Olsera Gerwyn Hermawan dikutip Rabu (11/9/2024).

"Dengan Olsera Insight, kami memberikan inovasi yang memungkinkan merchant kami untuk mendapatkan rekomendasi konkret yang dapat langsung diaplikasikan untuk meningkatkan penjualan mereka,” lanjut dia.

Keunggulan Olsera Insight:

Olsera Insight tidak hanya berfungsi sebagai alat analisa, tetapi juga sebagai partner strategis yang memberikan berbagai keuntungan bagi merchant, seperti:

  • Kecepatan dan Efisiensi: AI (kecerdasan buatan) memproses data dalam jumlah besar secara cepat, memungkinkan pengambilan keputusan lebih cepat.
  • Akurasi Tinggi: AI (kecerdasan buatan) mendeteksi pola dan anomali yang sulit terlihat oleh manusia, meningkatkan ketepatan analisis.
  • Prediksi Lebih Baik: AI (kecerdasan buatan) menganalisis data historis untuk memprediksi tren masa depan secara lebih akurat.
  • Meningkatkan Penjualan: Dengan analisa AI (kecerdasan buatan) dapat dengan cepat membantu business owner menentukan strategi atau promo sehingga dapat meningkatkan penjualan dan keuntungan.

Fitur Utama

Olsera
Olsera, aplikasi kasir memperkenalkan fitur terbaru, Olsera Insight, yang dirancang khusus untuk membantu merchant UMKM meningkatkan penjualan dan efisiensi bisnis.

Olsera Insight menawarkan lima fitur utama yang dirancang untuk mendukung strategi bisnis pemilik bisnis:

  1. Merekomendasikan: Penyediaan stok dan manajemen karyawan dengan memahami waktu dan produk yang paling menguntungkan pada jam dan hari tersebut
  2. Mengidentifikasi: Adanya kecurangan (fraud) sekaligus menganalisa kesehatan bisnis secara menyeluruh.
  3. Melacak: Produk dengan kinerja terbaik, yang sedang menurun, atau yang stabil untuk membantu pemilik usaha mengambil langkah strategis.
  4. Memprediksi: Tren bisnis terbaik untuk membantu pemilik usaha menentukan strategi dan langkah bisnis yang lebih tepat.
  5. Menganalisis: Data dalam jumlah besar untuk memberikan wawasan yang mendalam dan membantu dalam pengambilan keputusan strategis

Dengan teknologi dan analisa cerdas yang ditawarkan, Olsera Insight memungkinkan pemilik usaha untuk memanfaatkan data penjualan dan perilaku konsumen secara optimal. Rekomendasi produk yang berbasis data tidak hanya membantu merchant meningkatkan penjualan, tetapi juga mengidentifikasi potensi produk yang dapat di- bundling, serta memprediksi tren penjualan di masa depan. Dengan demikian, merchant dapat membuat strategi promosi yang lebih efektif dan mencapai target penjualan yang lebih tinggi.

Riset: Pelaku UMKM Butuh Pelatihan Digital untuk Tingkatkan Penjualan

UMKM Diajak Manfaatkan Fasilitas GSP Ekspor Produk ke AS
Pekerja membuat mebel di kawasan Tangerang, Selasa (3/11/2020). Generalized System of Preference (GSP) atau fasilitas perdagangan berupa pembebasan tarif bea masuk memungkinkan produk UMKM lebih banyak diekspor ke Amerika Serikat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Riset dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), lembaga penelitian yang fokus pada bidang ekonomi dan keuangan mengungkapkan temuannya soal multiplier effect (efek pengganda) ekonomi digital di Indonesia.

INDEF menyebut, ekonomi digital, terutama platform e-Commerce telah membuka ruang sebesar-besarnya bagi pelaku UMKM. Ada yang memulai menjadi wirausaha baru, bahkan sampai ada yang mengembangkan usahanya tumbuh lebih besar lagi.

“Secara keseluruhan, pengaruh digitalisasi untuk pelaku UMKM yang beralih dari usaha oine ke bisnis online (UMKM kategori Oine-Online) memiliki pengaruh yang positif. Pengaruh positif ini ditandai oleh semakin bertambahnya jumlah tenaga kerja dan jumlah omzet rata-rata tahunan,” kata peneliti di Center of Digital Economy and SMEs INDEF, Izzudin Farras, belum lama ini dalam laporannya bertajuk ‘Peran Platform Digital terhadap Pengembangan UMKM di Indonesia’, Kamis (22/8/2024).

Hasil riset lembaga itu menggambarkan; sebanyak 24,2 persen pelaku UMKM kategori mengalami penambahan jumlah tenaga kerja setelah berjalan dari offline ke online. Jika dikerucutkan lagi, dari jumlah 24 persen tersebut, 71,43 persen penjual mengaku menambah tenaga kerjanya sebanyak dua orang.

Sementara ketika ditanyakan mengenai ketika kenaikan omzet, sebanyak 88,37 persen responden atau pelaku usaha mengalami perubahan signikan.

Tak heran, jika ada proyeksi yang menilai bahwa ekonomi digital Indonesia akan terus meningkat hingga mencapai US$109 miliar pada 2025, seperti dipublikasikan eConomy SEA 2023

“(Jika dikerucutkan lagi) Sebanyak 66,28 persen diantaranya mengalami kenaikan omzet rata-rata tahunan hingga 50 persen setelah menggunakan platform online untuk usahanya,” sambung Izzudin yang merupakan penerima program beasiswa LPDP di University College London (UCL), Inggris, ini.

 

Pelaku UMKM

Halal Park Senayan
Pengunjung melihat produk UMKM dari Rumah Kreatif BUMN (RKB) binaan BNI saat Launching Halal Park di Senayan Jakarta, Selasa (16/4). Halal Park yang akan bertransformasi menjadi Halal Distrik didesain menjadi ekosistem bagi pelaku industri gaya hidup halal di Tanah Air. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Hasil riset INDEF juga menemukan bahwa 50 persen dari total responden yang merupakan pelaku UMKM, memilih platform Shopee sebagai media utama untuk berjualan online dalam

satu tahun terakhir. Shopee sebagai aplikasi digital yang paling banyak digunakan oleh para pelaku usaha mikro kecil dan menengah.

Lebih jauh para pelaku usaha menyebut, penggunaan e-commerce lebih praktis serta membantu mereka mendapatkan exposure dan jangkauan pasar yang lebih luas. Hal ini memungkinkan proses pertumbuhan bisnis berjalan lebih cepat.

Namun yang menjadi catatan INDEF bagi seluruh pemain eCommerce, meskipun terjadi pertumbuhan, keterampilan digital tetap menjadi tantangan bagi para pelaku UMKM.

“Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pelaku UMKM untuk menghadapi persaingan bisnis adalah dengan mengikuti program edukasi atau pelatihan UMKM yang diadakan oleh berbagai plaorm e-commerce,” ujarnya.

Keterampilan digital tak semata-mata menjadi ‘PR’ pemerintah saja. Pemain e-commerce pun turut terlibat aktif membantu pelaku UMKM mengoptimalkan penggunaan plaorm digital. Pemerintah pun dalam berbagai kesempatan menggandeng pemain e-commerce memberi pelatihan.

Ada sederet program pelatihan yang diinisiasi perusahaan e-commerce–salah satunya Shopee–yang bertujuan mengasah kemahiran UMKM membangun bisnis secara digital.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya