Rupiah Perkasa 19 September 2024 Usai The Fed Pangkas Suku Bunga

Rupiah menguat pada Kamis (19/9) setelah Federal Reserve memutuskan untuk memangkas suku bunga 50 bps di kisaran 4,75%-5,00%.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 19 Sep 2024, 20:00 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2024, 20:00 WIB
FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Rupiah menguat pada Kamis (19/9) setelah Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk memangkas suku bunga 50 bps di kisaran 4,75%-5,00%.

Rupiah ditutup menguat 96 poin terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Kamis (19/9), walaupun sebelumnya sempat menguat 105 point dilevel Rp.15.239 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15.335.

“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp. 15.150 - Rp.15.250,” ungkap Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangan di Jakarta, Kamis (19/9/2024).

Seperti diketahui, The Fed memangkas suku bunga 50 bps di kisaran 4,75%-5,00%,, dengan keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi AS akan lanjut menurun ke target tahunan 2%.

Di sisi lain, pemangkasan suku bunga yang sangat besar oleh Federal Reserve memicu beberapa kekhawatiran atas ekonomi yang melambat. Bank sentral khawatir atas perlambatan di pasar tenaga kerja, yang berpotensi menimbulkan lebih banyak hambatan ekonomi dalam beberapa bulan mendatang.

“Pemotongan suku bunga The Fed menimbulkan reaksi beragam Bank sentral memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada hari Rabu - batas atas ekspektasi pasar - dan mengumumkan dimulainya siklus pelonggaran yang akan membuat suku bunga turun lebih jauh,” papar Ibrahim.

“Sementara suku bunga yang lebih rendah biasanya menjadi pertanda baik bagi aktivitas ekonomi, pemotongan agresif The Fed memicu beberapa kekhawatiran atas potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi,” lanjutnya.

Sebelum The Fed, Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuan dari level 6,25 persen menjadi 6,00 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RGD) September 2024.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Langkah Berani BI Dahului The Fed Pangkas Suku Bunga

FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Ibrahim menilai, keputusan menurunkan suku bunga acuan ini menjadi bukti bahwa BI tak sekadar mengekor pada bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.

“BI ‘berani’ mendahului The Fed yang baru akan memutuskan menahan atau menurunkan suku bunga Federal Funds Rate (FFR) pada pertemuan 20-21 September 2024,” ujar Ibrahim. Dengan penurunan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 6 persen yang dinilai tepat waktu dan tujuan ini, Ibrahim mengatakan, perbankan juga diharapkan akan melakukan penyesuaian suku bunga.

“Tujuannya agar permintaan kredit bisa terdongkrak sehingga perekonomian kembali pulih dan membaik di masa transisi pemerintahan,” lanjut dia.

“Jika ekspektasi inflasi mengarah ke target sasaran yang 2,5 persen dan kurs rupiah tetap stabil, maka masih ada ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga acuan, setidaknya (menurunkan) 50-75 bps menjadi 5,50 -5,25 persen untuk menjadi stimulus perekonomian dari jalur kebijakan moneter yang tetap pro-growth,” imbuhnya.


The Fed Pangkas Suku Bunga Acuan, Begini Gerak Rupiah Hari Ini 19 September 2024

20150812-Rupiah-Anjlok
Petugas menghitung uang pecahan US$100 di pusat penukaran uang, Jakarta, , Rabu (12/8/2015). Reshuffle kabinet pemerintahan Jokowi-JK, nilai Rupiah terahadap Dollar AS hingga siang ini menembus Rp 13.849. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) memangkas suku bunga acuan belum mampu angkat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Mengutip Antara, Kamis (19/9/2024), pada awal perdagangan Kamis pagi, rupiah melemah delapan poin atau 0,05 persen menjadi 15.343 per dolar AS dari sebelumnya 15.335 per dolar AS.

"Indeks dolar AS terlihat menguat pagi ini pasca The Fed memangkas suku juga acuannya sebesar 50 basis poin. Indeks dollar pagi ini di kisaran 101,40 an versus kemarin di sekitar 100,90," tutur pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.

Ariston menuturkan, penguatan indeks dolar AS mungkin disebabkan oleh pernyataan Gubernur Bank Sentral AS dinihari tadi yang tidak mengindikasikan pemangkasan suku bunga selanjutnya akan sama besar dengan pemangkasan saat ini sehingga pasar berekspektasi selanjutnya hanya 25 basis poin (bps) pada akhir 2024.

Namun, di sisi lain, pemangkasan tersebut positif untuk aset berisiko ke depan karena bunga rendah menstimulasi perekonomian.

"Bank Indonesia bisa melanjutkan lagi pemangkasan suku bunga acuannya tapi tentu juga melihat pergerakan rupiah terhadap dolar AS," ujar dia.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 6 persen. Suku bunga deposit facility dan suku bunga lending facility juga turun 25 bps menjadi masing-masing 5,25 persen dan 6,75 persen

Ariston mengatakan, peluang pelemahan rupiah Kamis ini ke arah 15.450 per dolar AS, dengan potensi support di sekitar 15.350 per dolar AS.


Akhirnya The Fed Pangkas Suku Bunga 50 Basis Poin, Jadi Segini

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Menguat
Teller menunjukkan mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Komite Pasar Terbuka Federal Federal Reserve (FOMC) memangkas suku bunga pinjaman utamanya sebesar setengah poin persentase, atau 50 basis poin. Keputusan tersebut menurunkan suku bunga dana federal The Fed ke kisaran antara 4,75%-5%.

Sementara suku bunga tersebut menetapkan biaya pinjaman jangka pendek untuk bank, suku bunga tersebut meluas ke berbagai produk konsumen seperti hipotek, pinjaman mobil, dan kartu kredit.

Matriks ekspektasi masing-masing pejabat The Fed menunjukkan, mereka memperkirakan akan ada penurunan satu poin persentase penuh suku bunga lagi pada akhir tahun 2025 dan setengah poin pada 2026.

“Komite telah memperoleh keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2 persen, dan menilai bahwa risiko untuk mencapai sasaran ketenagakerjaan dan inflasi secara kasar seimbang,” kata FOMC usai pertemuan suku bunga, dikutip dari CNBC International, Kamis (19/9/2024).

"Kami berusaha mencapai situasi di mana kami memulihkan stabilitas harga tanpa peningkatan pengangguran yang menyakitkan yang terkadang terjadi bersamaan dengan inflasi ini. Itulah yang kami coba lakukan, dan saya pikir Anda dapat menganggap tindakan hari ini sebagai tanda komitmen kuat kami untuk mencapai tujuan itu," ungkap Ketua The Fed Jerome Powell, dalam konferensi pers setelah keputusan suku bunga.

 

 

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona
Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona (Liputan6.com/Triyasni)
Pendidikan
PT PAMA saat memberikan beasiswa GOTA kepada tujuh siswa SD hingga SMK di Balikpapan senilai puluhan juta rupiah.
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya