Pertamina Gandeng Jepang untuk Bisnis Angkutan Karbon

PT Pertamina International Shipping (PIS) terus menyiapkan sejumlah program dalam bisnis pengangkutan karbon. Khususnya dalam bisnis Carbon Capture and Storage/Carbon Capture Utilisation and Storage (CCS/CCUS).

oleh Septian Deny diperbarui 27 Sep 2024, 20:40 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2024, 20:40 WIB
Pertamina
Sukses! Laba Tahun 2023 Pertamina International Shipping Melonjak ke USD330 Juta/Istimewa.

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina International Shipping (PIS) terus menyiapkan sejumlah program dalam bisnis pengangkutan karbon. Khususnya dalam bisnis Carbon Capture and Storage/Carbon Capture Utilisation and Storage (CCS/CCUS).

Bersama mitra strategis perusahaan pengapalan asal Jepang, Nippon Yusen Kaisha Group (NYK), PIS buka bukaan tentang persiapan mereka dalam membangun armada dan infrastruktur pendukung bisnis CCS/CCUS dalam forum Gastech 2024, di Texas, Amerika Serikat.

CEO PIS Yoki Firnandi menyatakan, pihaknya tengah menyiapkan armada dan terminal yang diperlukan dalam bisnis CCS/CCUS.

"Suka atau tidak, kita harus bergerak cepat untuk mengantisipasi kebutuhan akan CCS di masa depan. Pada saat bersamaan, kami harus berinvestasi untuk menghadapi kebutuhan energi saat ini dan masa depan. Contohnya adalah melalui kerja sama kami dengan NYK dalam mengembangkan transportasi CCS di Indonesia," ujar Yoki dalam keterangan tertulis, Jumat (27/9/2024).

Salah satu yang tengah PIS siapkan melalui kerja samanya dengan NYK yakni investasi kapal pengangkut LCO2 (liquid carbon dioxide) dan receiving terminal. Keduanya merupakan infrastruktur utama yang dibutuhkan dalam mengembangkan bisnis CCS/CCUS.

Yoki menceritakan, implementasi transformasi hijau secara cepat sudah dilakukan Pertamina International Shipping. Semisal peremajaan armada dengan kapal yang lebih ramah lingkungan dan menggunakan bahan bakar alternatif seperti dual-fuel dan biodiesel.

Tidak berhenti di situ saja, sejumlah inisiatif ke depan juga sudah dimulai. PIS berencana terus memodernisasi armada dengan fitur-fitur yang lebih hemat energi, memperluas penggunaan bahan bakar alternatif, dan melakukan investasi untuk siap menjadi bagian dari rangkaian bisnis CCS/CCUS.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jawab Tantangan

PT Pertamina International Shipping
PT Pertamina International Shipping PIS menambah armadanya dengan membeli kapal tanker small range (SR) untuk mengangkut petrokimia. (Dok. PIS)

"Berdasarkan diskusi kami dengan NYK mengenai CCS terutama mengenai transportasinya, memang tidak mudah dilakukan, jauh lebih kompleks. Namun apa yang kami lakukan dengan NYK akan menjawab semua tantangan yang ada," ungkapnya.

"Di saat yang sama, langkah ini akan memberikan kepastian bagi pemerintah, pelaku industri, dan emitter, bahwa kami siap menjadi bagian dari rantai nilai yang melayani kebutuhan pengapalan CCS terutama dalam pengiriman karbon lintas negara dan di kawasan," sebutnya.

Sementara Managing Director NYK Group Europe and Norway, Anders Lepsoe menilai, tempat penangkapan dan penyimpanan karbon di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa.

"Apalagi bila melihat volume CO2 yang bisa ditangkap seiring berjalannya waktu guna memastikan transisi yang lancar, serta transisi hijau untuk masyarakat yang lebih baik," kata Anders.

 


Bisnis CCS

Dua Kapal Tanker Baru Milik PIS, Dianggap Mampu Membawa Indonesia Berdaya Saing Internasional
Kehadiran dua kapal tanker raksasa berjenis Very Large Gas Carrier (VLGC) milik PT Pertamina International Shipping (PIS) dianggap menjadi ajang perusahaan shipping nasional sanggup berkompetisi di kancah internasional.

Menurut dia, bisnis CCS punya potensi yang sangat besar. Kuncinya yakni memahami teknologi, memahami pengangkutan CO2 sebagai sebuah kargo, hingga memahami industri perkapalan, regulasi.

"Baik kami dan dan PIS telah memiliki keahlian di bidang ini. Sehingga CCS bisa menjadi kesempatan bagi kami untuk menjadi kontributor dalam transisi energi," ungkap Anders.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya