4 Langkah Strategis Thailand Wujudkan Transisi Energi Bersih dan Ekonomi Sirkular

3.500 perwakilan dari pemerintah Thailand , sektor swasta, dan masyarakat sipil dalam ESG Symposium 2024. Ini hasilnya untuk mewujudkan transisi energi bersih.

oleh Arthur Gideon diperbarui 01 Okt 2024, 21:51 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2024, 21:50 WIB
Wakil Perdana Menteri Thailand Prasert Jantararuangthong. (Dok SCG)
Wakil Perdana Menteri Thailand Prasert Jantararuangthong. (Dok SCG)

Liputan6.com, Jakarta -  Seluruh dunia tengah fokus untuk mengendalikan perubahan iklim. Sejumlah langkah dilakukan melalui dekarbonisasi, transisi energi hingga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Tak terkecuali dengan Pemerintah Thailand.

Negara Gajah Putih ini berkomitmen penuh mempercepat transisi energi bersih, menuju masyarakat rendah karbon, meningkatkan kualitas hidup, pertumbuhan ekonomi, dan menjaga keberlanjutan lingkungan.

Salah satu langkah terbaru untuk mewujudkan misi tersebut adalah dengan berkumpulnya lebih dari dari 3.500 perwakilan dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil dalam ESG Symposium 2024.

Dalam gelaran ini telah menghasilkan empat usulan strategis yang bertujuan mempercepat transisi energi bersih dan ekonomi sirkular dengan Saraburi Sandbox sebagai proyek percontohan. Usulan ini mencakup penghapusan hambatan regulasi, peningkatan akses ke pembiayaan hijau, pengembangan teknologi dan infrastruktur hijau, serta memperkuat daya saing UMKM.

Wakil Perdana Menteri Thailand Prasert Jantararuangtong menjelaskan, usulan yang dihasilkan dalam simposium ini sangat perlu dijalankan dengan cepat sehingga bisa mendukung bumi yang tengah sekarat.

“Kolaborasi lintas sektor adalah kunci utama dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global. Pemerintah Thailand akan segera menindaklanjuti usulan yang disampaikan untuk mempercepat transisi energi bersih dan mencapai target net-zero," jelas dia dikutip Selasa (1/10/2024).

"Kami akan memanfaatkan peluang ini untuk menciptakan pertumbuhan yang berkualitas, ramah lingkungan, dan berdaya saing. Thailand siap bekerja sama dengan seluruh sektor untuk memastikan tidak ada yang tertinggal dalam perjalanan menuju masyarakat rendah karbon.” tutur dia. 

Hambatan Regulasi

Presiden & CEO The Siam Cement Public Company Limited Thammasak Sethaudom. (Dok SCG)
Presiden & CEO The Siam Cement Public Company Limited Thammasak Sethaudom. (Dok SCG)

Thammasak Sethaudom, Presiden & CEO SCG menyampaikan, selama dua bulan terakhir, lebih dari 3.500 perwakilan lintas sektor telah bekerja sama untuk mempercepat transisi Thailand menuju masyarakat rendah karbon.

"Kami menyusun rekomendasi strategis ini untuk mendukung pemerintah dalam mempercepat implementasi, terutama melalui energi bersih dan ekonomi sirkular, serta memanfaatkan 'Saraburi Sandbox' sebagai model percontohan." kata dia. 

 Lebih lanjut mengenai 4 Usulan Utama dari ESG Symposium 2024 tersebut dijelaskan sebagai berikut" 

Menghapus Hambatan Regulasi

Pemerintah diusulkan untuk mempercepat liberalisasi perdagangan energi bersih melalui modernisasi jaringan listrik yang memungkinkan akses energi bersih bagi semua sektor. Selain itu, diusulkan adanya sistem penyimpanan energi yang dapat meningkatkan stabilitas proyek energi bersih skala besar.

Pentingnya juga diperkenalkan undang-undang utama ekonomi sirkular yang mencakup seluruh sistem, untuk mendorong konsumsi berkelanjutan. Hal ini akan mendorong produsen menggunakan material alternatif atau daur ulang serta mengelola limbah dengan lebih baik.

Insentif, seperti pengurangan pajak atau subsidi, diperlukan untuk mendukung penelitian dan pengembangan inovasi terkait. Pemerintah juga didorong untuk menerapkan kebijakan 'Green Priority', yang mengutamakan produk ramah lingkungan, dimulai dari pengadaan oleh sektor publik.

 

Akses ke Pembiayaan Hijau

ESG Symposium Thailand 2024 Driving Inclusive Green Transition. (dok SCG)
ESG Symposium Thailand 2024 Driving Inclusive Green Transition. (dok SCG)

Pemerintah diharapkan mendukung alokasi anggaran untuk pengembangan sumber daya manusia di bisnis, sehingga mereka dapat memperoleh sertifikasi karbon internasional.

Selain itu, perlu dibentuk lembaga domestik yang dapat melakukan sertifikasi standar karbon, sehingga membantu mengurangi biaya terkait perdagangan kredit karbon.

SCG siap menjadi mentor, memberikan dukungan, dan menjadi penghubung antara berbagai sektor untuk mewujudkan kolaborasi dalam pembiayaan hijau.

Pengembangan Teknologi dan Infrastruktur Hijau

Pemerintah diusulkan untuk mendukung penggunaan dan pengembangan sistem penyimpanan energi, seperti baterai panas, guna meningkatkan efisiensi penggunaan energi terbarukan. Infrastruktur yang ada perlu ditingkatkan untuk mendukung transisi energi bersih, termasuk pemanfaatan ruang yang tidak terpakai untuk produksi energi bersih.

Sistem logistik hijau juga harus diperbaiki dengan mengoptimalkan rute dan memaksimalkan sistem pemuatan kargo.

Selain itu, efisiensi pemilahan sampah perlu ditingkatkan dengan mempromosikan pemisahan sampah basah dan kering serta pengembangan pusat pemilahan dan pengelolaan sampah dengan teknologi yang tepat.

Peningkatan Kemampuan UKM

Siam Cement Group pamerkan model kerja sama kota rendah karbon dalam ESG Symposium 2024. (dok SCG)
Siam Cement Group pamerkan model kerja sama kota rendah karbon dalam ESG Symposium 2024. (dok SCG)

Pengembangan pengetahuan dan pemahaman tenaga kerja tentang energi bersih sangat penting untuk mengurangi biaya operasional.

Selain itu, inovasi dan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi perlu dipromosikan untuk meningkatkan daya saing UKM.

Membangun jaringan kolaboratif antara berbagai sektor juga penting untuk semakin memperkuat daya saing UKM di pasar global.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya