Dirut BRI Tekankan Pentingnya Ketahanan Pangan Agar Indonesia Bebas dari Middle Income Trap

Ia menjelaskan bahwa berdasarkan kajian Bappenas, Indonesia diprediksi dapat keluar dari jebakan pendapatan menengah pada 2041, dengan catatan pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai minimal 6%.

oleh Gloria Trivena May Ary pada 12 Okt 2024, 15:23 WIB
Diperbarui 12 Okt 2024, 15:31 WIB
Dirut BRI Tekankan Pentingnya Ketahanan Pangan Agar Indonesia Bebas dari Middle Income Trap
Kunci agar Indonesia bebas dari middle income trap menurut Dirut BRI. (c) BRI

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Sunarso, mengungkapkan pentingnya strategi untuk membantu Indonesia lolos dari middle income trap. Dalam acara Katadata Forum bertajuk Indonesia Future Policy Dialogue di Jakarta, Rabu (10/9), ia menjelaskan bahwa berdasarkan kajian Bappenas, Indonesia diprediksi dapat keluar dari jebakan pendapatan menengah pada 2041, dengan catatan pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai minimal 6%. Sunarso juga menambahkan bahwa untuk mencapai ini, pendapatan per kapita Indonesia harus melampaui US$ 4.465.

Terkait hal tersebut, Sunarso mengungkapkan dalam kajian BRI faktor yang paling menentukan pertumbuhan ekonomi 6% adalah investasi pada human capital atau nilai ekonomi dari pengalaman dan keterampilan pekerja. Pembentukan human capital  juga perlu didorong oleh beberapa faktor. 

 

Dirut BRI Tekankan Pentingnya Ketahanan Pangan Agar Indonesia Bebas dari Middle Income Trap
Kunci agar Indonesia bebas dari middle income trap menurut Dirut BRI. (c) BRI

Pertama, Indonesia harus fokus dalam memaksimalkan kebutuhan nutrisi dan pangan. “Maka menjadi penting, kita fokus untuk memiliki strategi yang khusus, spesifik, dan visioner untuk masalah ketahanan pangan,” ujar Sunarso.

Kedua, negara punya tugas untuk menyejahterakan rakyat dan ini akan mendukung pertumbuhan ekonomi. Dia mengatakan, cara terbaik untuk mensejahterakan rakyat adalah dengan memberikan mereka pekerjaan.

“Jadi semua orang pada usia produktif memang harus bekerja. Kalau begitu, pemerataan kesempatan kerja itu menjadi penting,” kata Sunarso. Untuk mendapatkan pemerataan kesempatan kerja dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, di mana di dalamnya juga ada unsur pemerataan serta partisipasi masyarakat untuk ikut tumbuh dan berkembang. 

“Investasi yang penting adalah human capital, dan kalau mau memperbaiki human capital, perbaiki dulu nutrisi dan pangan. Dan kemudian kita tunggu, untuk pemerataan butuh inklusivitas pertumbuhan,” ujar Sunarso.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya