Kinerja Pertamina Diyakini Terus Meningkat

Upaya Pertamina dalam menjalankan tugas sebagai BUMN energi antara lain, berkontribusi 69 persen dari produksi minyak dan 34 persen dari produksi gas nasional.

oleh Tim Bisnis diperbarui 23 Okt 2024, 22:55 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2024, 22:27 WIB
Migas
Ilustrasi Migas. Dok PHE

Liputan6.com, Jakarta Pertamina diyakini bisa terus meningkatkan kinerja pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Ini termasuk dalam mewujudkan kemandirian energi.

Ini diungkapkan Ekonom senior Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad melansir Antara, Rabu (23/10/2024).

Menurut dia, kinerja Pertamina sepanjang pemerintahan Presiden Jokowi dinilai sudah baik."Untuk itu, Saya yakin, mampu meningkatkan kinerja dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Tentu saja, harus ada dorongan berupa regulasi dan insentif dari pemerintahan baru,” kata Tauhid.

Dia menambahkan, upaya Pertamina dalam menjalankan tugas sebagai BUMN energi memang baik, antara lain, berkontribusi 69 persen dari produksi minyak dan 34 persen dari produksi gas nasional.

Begitu pula dari sisi kinerja keuangan, yang mana pada 2023 mampu meraup laba 17 persen lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya.

Ke depan, dia menyatakan keyakinannya melalui dukungan yang semakin kuat dari Pemerintahan Prabowo, akan membuat performa BUMN termasuk Pertamina semakin meningkat. "Karena Pertamina kan dalam kapasitas menjalankan tugas," katanya.

Menurut Tauhid, dukungan tersebut bisa berupa regulasi maupun berbagai insentif, termasuk tarif, seperti, mengurangi dividen sehingga dana yang ada bisa dialokasikan untuk sektor hulu.

Melalui realokasi tersebut, tambahnya, diharapkan Pertamina bisa semakin meningkatkan kegiatan seperti eksplorasi dan eksploitasi.

Kurangi Impor

Kantor PT Pertamina (Persero)
Kantor PT Pertamina (Persero)

Dengan demikian, menurut dia, diharapkan ke depan akan semakin mengurangi ketergantungan terhadap impor termasuk untuk mempersiapkan program substitusi untuk mengurangi impor BBM non diesel, seperti Pertalite dan Pertamax.

Jika hal itu terwujud, dia menyatakan keyakinannya bahwa impor juga akan terus menurun dan mendukung berbagai upaya yang sudah terlebih dahulu dilakukan BUMN energi tersebut.

"Apalagi untuk menekan impor, Pertamina sebelumnya sudah melakukan melalui program Biodiesel B50," katanya.

Selain mengurangi ketergantungan impor, program transisi energi seperti Biodiesel, juga berperan dalam mengurangi emisi, termasuk memenuhi target Net Zero Emission (NZE) paling lambat 2060.

Untuk itu, Tauhid juga berharap, Pemerintah terus mendorong Pertamina dan BUMN lain untuk semakin mengembangkan energi bersih, apalagi saat ini penggunaan energi bersih baru mencapai 12-13 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya