Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) terus memperkuat agenda transisi energi melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Dalam 3 tahun terakhir, perseroan mengirimkan lebih dari 1.700 pegawai untuk melanjutkan pendidikan lebih tinggi, salah satunya di bidang energi baru terbarukan (EBT).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan, pihaknya setous dalam mengembangkan SDM yang kompeten dan terlatih di bidang EBT.
Baca Juga
"Transisi energi ini memerlukan DNA baru bagi pegawai PLN. Kini, insan PLN harus bergerak ke green energy. Untuk itu, kami tingkatkan kapasitas insan PLN agar mampu menyukseskan transisi energi," kata Darmawan, Sabtu (26/10/2024).
Advertisement
Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN Yusuf Didi Setiarto menambahkan, berbagai langkah nyata PLN dalam meningkatkan kapasitas SDM. Antara lain, dengan memberikan program pendidikan, pelatihan, kursus hingga magang kepada insan PLN baik di dalam maupun di luar negeri.
Per hari ini, kata dia, ada sekitar 500 pegawai PLN yang sedang mempelajari bidang EBT di seluruh universitas terbaik di dunia. Selain itu, dalam tiga tahun terakhir, lebih dari 1.700 pegawai melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dan S3.
"Kami kirim pegawai PLN untuk mengambil atau mengakuisisi ilmu dan teknologi terkait dengan energi baru terbarukan dari universitas terbaik di seluruh belahan dunia. PLN melakukan investasi SDM secara serius," ujar Didi.
Melalui program tersebut, para pegawai PLN diharapkan dapat membawa pulang wawasan baru dan menjadi motor penggerak dalam implementasi teknologi energi bersih di Indonesia. Didi pun optimistis pengembangan kapasitas SDM dapat mendukung terwujudnya Net Zero Emissions (NZE) pada 2060.
"PLN melakukan investasi SDM secara serius, baik pada master degree maupun doctoral degree. Diharapkan sekembalinya mereka ke tanah air, bukan lagi mimpi bagi kita untuk menghijaukan Indonesia," pungkasnya.
Indonesia Bakal Punya Pabrik Hidrogen Hijau Terbesar di ASEAN
Sebelumnya, PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) melakukan pengembangan fasilitas produksi hidrogen hijau di Sumatra, Indonesia. Nantinya proyek ini menjadi penghasil green hydrogen terbesar di Asia Tenggara.
Dalam membangun fasilitas produksi hidrogen hijau, PLN EPI menandatangani Perjanjian Pengembangan Bersama (Joint Development Agreement/JDA) dengan Sembcorp Industries (Sembcorp) untuk. Kerjasama ini merupakan komitmen PLN EPI dalam mendukung transisi energi di Indonesia.
Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PT PLN (Persero) Hartanto Wibowo mengatakan, pengembangan hidrogen hijau menjadi salah satu strategi PLN dalam mengakselerasi proyek ramah lingkungan.
"Hidrogen hijau merupakan kunci energi masa depan. Proyek yang ditandatangani hari ini akan menjadi yang pertama dan terbesar untuk hub hidrogen Asia Tenggara. Ini merupakan bentuk komitmen nyata dalam membentuk kembali lanskap energi di kawasan ini," kata Hartanto, Kamis (24/10/2024).
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara menjelaskan proyek ini memiliki kapasitas produksi mencapai 100 ribu metrik ton per tahun dan akan menjadi proyek hidrogen hijau terbesar di Asia Tenggara, serta berperan penting dalam membentuk pusat hidrogen hijau regional yang menghubungkan Sumatra, Kepulauan Riau, dan Singapura.
Penandatanganan JDA ini berlangsung dalam rangkaian acara Singapore International Energy Week (SIEW) 2024 dan merupakan lanjutan dari fase pertama studi bersama yang melibatkan pemilihan lokasi, penilaian risiko, serta pengembangan skema teknis. Dengan adanya JDA ini, proyek akan berlanjut ke fase berikutnya yang mencakup rekayasa detail dan perencanaan komersial.
"Kerjasama ini mencerminkan komitmen PLN EPI dalam mendukung transisi energi berkelanjutan. Proyek hidrogen hijau ini tidak hanya memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin dalam transisi energi di ASEAN, tetapi juga membuka peluang besar untuk mengembangkan infrastruktur energi bersih yang dapat memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor." kata Iwan.
Advertisement
Transisi Energi
Sebagai bagian dari komitmen Indonesia dalam mendukung transisi energi dan mencapai Net Zero Emissions, proyek hidrogen hijau ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan. Hidrogen hijau akan menjadi salah satu solusi utama dalam upaya dekarbonisasi sektor energi, serta mendorong inovasi dan kolaborasi antarnegara di kawasan Asia Tenggara.
Proyek ini selaras dengan strategi hidrogen nasional Singapura yang fokus pada solusi energi berkelanjutan dan pengurangan emisi karbon, serta sejalan dengan inisiatif Indonesia untuk membangun infrastruktur hidrogen yang kokoh. Hidrogen hijau yang dihasilkan dari proyek ini akan berperan penting dalam upaya dekarbonisasi industri, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh kawasan Asia Tenggara.
"Kami sangat antusias bekerja sama dengan Sembcorp dalam pengembangan proyek ini. Ini merupakan langkah nyata untuk memastikan bahwa Indonesia tidak hanya berperan sebagai penyedia energi konvensional, tetapi juga menjadi pemain kunci dalam energi bersih di tingkat regional." kata Iwan.