Orang AS Mulai Pede dengan Ekonomi Jelang Pilpres 2024

Indeks Kepercayaan Konsumen bulanan di AS melonjak pada bulan Oktober 2024, dengan laju tercepat sejak Maret 2021.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 30 Okt 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2024, 18:00 WIB
Indeks harga konsumen Amerika Serikat
Pelanggan menelusuri kios makanan di dalam Grand Central Market di pusat kota Los Angeles, California, Jumat (11/3/2022). Laju inflasi Amerika Serikat (AS) pada Februari 2022 melonjak ke level tertinggi dalam 40 tahun. Ini didorong naiknya harga bensin, makanan dan perumahan. (Patrick T. FALLON/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Warga Amerika Serikat tampaknya mulai bangkit dari kegelisahan ekonomi, menjelang pemilihan presiden dalam sepekan mendatang.

Melansir CNN Business, Rabu (30/10/2024) survei konsumen terbaru yang disusun The Conference Board menunjukkan bahwa warga AS bulan ini menjadi lebih optimis tentang masa depan pasar tenaga kerja dan ekonomi negara itu secara lebih luas.

Indeks Kepercayaan Konsumen bulanan di AS melonjak pada bulan Oktober 2024, dengan laju tercepat sejak Maret 2021.

"Peningkatan kepercayaan pada bulan Oktober terjadi secara luas di semua kelompok umur dan sebagian besar kelompok pendapatan," kata Dana Peterson, kepala ekonom The Conference Board, dalam sebuah rilis.

"Proporsi konsumen yang mengantisipasi resesi selama 12 bulan ke depan turun ke level terendah sejak pertanyaan pertama kali diajukan pada bulan Juli 2022, begitu pula persentase konsumen yang meyakini ekonomi sudah dalam resesi," bebernya.

Warga AS dalam survei tersebut juga mengatakan bahwa mereka menjadi lebih optimis atas kenaikan pasar saham baru-baru ini dan suku bunga yang lebih rendah, sambil mengisyaratkan rencana untuk membeli barang-barang mahal dalam waktu dekat.

Pada September 2024, kekhawatiran atas kesehatan pasar kerja membebani keyakinan konsumen, tetapi data ekonomi setelah itu menunjukkan bahwa pasar kerja tetap solid. 

"Pandangan tentang ketersediaan pekerjaan saat ini bangkit kembali setelah beberapa bulan melemah, yang berpotensi mencerminkan data pasar tenaga kerja yang lebih baik," ungkap Peterson.

Sejak pandemi, banyak jajak pendapat dan survei menunjukkan bahwa warga AS merasa kecewa dengan kondisi ekonomi di tengah inflasi dan suku bunga yang tinggi, meskipun data menunjukkan bahwa pasar kerja tetap dalam kondisi baik dan ekonomi terus tumbuh dengan kecepatan yang sehat. 

 

Optimisme Pasar Tenaga Kerja

Warga Uruguay menyeberangi perbatasan untuk mendapatkan harga yang lebih murah
Dengan ekonomi yang goyah, nilai tukar peso Argentina anjlok terhadap dolar AS dan inflasi tahunannya mencapai 115,6%, salah satu yang tertinggi di dunia. Sebaliknya, ekonomi Uruguay lebih stabil, dengan inflasi rendah dan mata uang yang lebih kuat. (AP Photo/Natacha Pisarenko)

"Keyakinan konsumen meningkat terutama karena optimisme tentang pasar tenaga kerja, yang penting untuk diingat ketika laporan pekerjaan keluar pada hari Jumat," kata Robert Frick, ekonom perusahaan di Navy Federal Credit Union, dalam sebuah catatan.

Sementara itu, laporan terpisah yang dirilis hari Selasa menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja Amerika Serikat kehilangan momentum baru-baru ini.

Lowongan pekerjaan, yang merupakan proksi dari permintaan pemberi kerja terhadap pekerja, turun menjadi 7,4 juta pada hari terakhir bulan September, turun dari penghitungan bulan Agustus yang direvisi sebesar 7,86 juta. Lowongan pekerjaan pada dasarnya telah kembali ke tingkat sebelum pandemi.

Laporan pekerjaan bulan Oktober, yang dijadwalkan pada hari Jumat, mungkin sulit diterjemahkan karena dampak dari badai dan pemogokan buruh baru-baru ini. Laporan yang lebih buruk dari perkiraan, bahkan setelah memperhitungkan gangguan dari pemogokan dan bencana alam, dapat memengaruhi suasana hati konsumen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya