Liputan6.com, Jakarta Bagi banyak pengusaha, membangun startup yang sukses tidak hanya memerlukan biaya besar, tetapi juga penuh tantangan emosional.
Begitu juga dengan Jeffrey Tiong, pendiri dan CEO Patsnap, sebuah perusahaan yang berbasis di Singapura dan bergerak di bidang kekayaan intelektual serta riset dan pengembangan.
Advertisement
Baca Juga
Perusahaan ini telah melewati pendapatan tahunan lebih dari USD 100 juta atau setara dengan Rp 1,5 triliun, seperti yang diungkapkan Tiong pada Juni lalu.
Advertisement
Perjalanan Tiong dalam membangun Patsnap jauh dari mudah. Dia memulai perusahaan ini langsung setelah lulus kuliah di usia 24 tahun dan telah menghabiskan waktu selama 17 tahun untuk mengembangkannya.
“Patsnap adalah pekerjaan pertama dan satu-satunya saya. Selama 17 tahun membangun bisnis ini, ada banyak masa gelap dan masa-masa terendah. Saya tidak ingin mengalaminya lagi, tapi saya bersyukur atas pengalaman ini.” kata Tiong dikutip dari CNBC, Senin (18/11/2024).
“Saya benar-benar belajar bahwa apa yang tidak membunuhmu, akan membuatmu lebih kuat,” tambah Tiong.
Tiong lahir dan dibesarkan di kota pesisir yang tenang di Sabah, Malaysia Timur, yakni Kota Kinabalu. Sejak kecil, Tiong berpikir ia akan menjadi dokter, insinyur, pengacara, atau akuntan.
Pada usia 18 tahun, dia pindah ke Singapura untuk melanjutkan studi di National University of Singapore dan mengambil jurusan bioengineering.
Awal Mula Perjalanan Tiong
Selama kuliah, Tiong diterima dalam program pertukaran internasional yang memungkinkan dia untuk belajar di Amerika Serikat sambil bekerja penuh waktu di sebuah startup alat medis.
Di startup tersebut, Tiong membantu menangani riset dan pengembangan, serta melakukan uji tuntas kekayaan intelektual.
Di sana, Tiong menghabiskan waktu berbulan-bulan mempelajari paten-paten lama yang mengandung "rahasia" tentang bagaimana penemu menciptakan penemuan mereka.
Proses penelitian ini sangat memakan waktu dan “berantakan,” yang membuatnya merasa ada cara yang lebih efisien.
“Setelah berbulan-bulan meneliti paten, saya sadar bahwa proses ini sangat memakan waktu dan kacau. Itu membuat riset menjadi lebih sulit dari seharusnya. Saya ingin alat yang lebih baik, jadi saya berpikir: Mengapa tidak mencoba membuatnya sendiri?” ujar Tiong.
Saat mengikuti kelas bisnis, yang salah satunya mengajarkan cara menulis rencana bisnis, Tiong memutuskan untuk mengecek apakah ada pasar untuk basis data paten baru yang lebih efisien dan mudah digunakan. Ternyata, ada.
“Saya berpikir, paten-paten ini sangat berguna. Jika saya bisa mempelajari cara membaca, mendekode, dan mengekstrak informasi penting [dari paten] dan membuat informasi ini tersedia untuk banyak orang, saya rasa itu akan sangat berguna,” katanya.
Advertisement
Keraguan Diri sebagai Pengusaha
Pada tahun 2007, Tiong kembali ke Singapura dan mendirikan Patsnap dengan bantuan dana hibah sebesar 55.000 dolar Singapura (sekitar USD 42.000), serta dukungan inkubasi dari National University of Singapore. Namun, dia menghadapi banyak tantangan saat memulai bisnis ini.
Baru pada 2010, Tiong berhasil mengumpulkan dana sebesar USD 1 juta untuk Patsnap. Pada tahun itu, dia memperbesar tim dari 15 orang menjadi sekitar 50 orang.
Namun, karena kurangnya pengalaman dalam merekrut dan memimpin tim, Tiong harus melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap dua pertiga dari tim dalam waktu kurang dari enam bulan.
“Saya pasti mengalami banyak keraguan diri. Saya berpikir, haruskah saya mengembalikan uang kepada investor dan menyerah begitu saja?” ujarnya
Namun, Tiong termotivasi untuk terus melanjutkan dan terus mengumpulkan dana. Selama sebulan, Tiong dan investornya melakukan perjalanan ke berbagai kota besar di Eropa, Asia, dan Amerika Serikat untuk mencoba mendapatkan dukungan investor, tetapi tidak berhasil.
“Kami tidak mendapat minat, jadi saya ingat, kami berada di ruang pertemuan dan dia tiba-tiba memukul meja dan mengkritik saya,
‘‘Hei, kamu tidak pantas menjadi CEO,’” kata Tiong.
“Itu adalah salah satu titik terendah dalam hidup saya, karena saya sangat menghormatinya, dan memang, saya tidak memiliki keyakinan atau kepercayaan diri yang cukup saat itu.”
Pelajaran Besar yang Diperoleh
Baru setelah bertahun-tahun menghadapi tantangan dan mengembangkan gaya kepemimpinan sendiri, Tiong mulai menemukan kepercayaan diri sebagai pemilik bisnis.
Dia menyadari bahwa dirinya bukan tipe pemimpin yang "outgoing" atau ceria, tetapi
“kamu tetap bisa memimpin tim meskipun kamu seorang introvert,” kata Tiong.
“Sepanjang tahun-tahun itu... karena saya melalui banyak masa gelap, masa terendah, dan tetap bertahan — saya benar-benar menyadari bahwa saya memiliki dorongan yang besar dalam diri saya,” ujarnya.
“Saya hanya ingin membangun sesuatu yang hebat dan meninggalkan warisan bagi dunia.” tambahnya
Saat ini, Patsnap mempekerjakan lebih dari 1.000 orang di seluruh dunia dan didukung oleh investor besar seperti Tencent, Sequoia China, dan SoftBank Vision Fund 2. Beberapa klien mereka termasuk Disney, NASA, Tesla, Adobe, dan banyak lagi.
Impian terbesar Tiong untuk perusahaannya adalah untuk membantu membuat inovasi menjadi lebih mudah bagi dunia.
“Secara singkat, saya rasa apa yang kami lakukan dengan mendemokratisasikan informasi paten, adalah sebenarnya kami membantu mempercepat inovasi di dunia agar lebih mudah dan lebih baik,” katanya.
“Untuk para calon pengusaha di luar sana, jika kamu benar-benar percaya pada sesuatu, maka coba saja. Lakukan saja, karena kita hanya hidup sekali.” tutupnya.
Advertisement