Alfamart Tutup 400 Gerai sepanjang 2024, Ada Apa?

Alfamart mencatat telah membuka lebih dari 1.000 gerai baru di berbagai wilayah Indonesia sepanjang 2024. Dibalik itu, ada 400 gerai yang ditutup.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 15 Des 2024, 21:23 WIB
Diterbitkan 15 Des 2024, 21:14 WIB
Ilustrasi gerai Alfamart (Foto: PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT)
Ilustrasi gerai Alfamart (Foto: PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT)

Liputan6.com, Jakarta PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) mengonfirmasi penutupan sekitar 300 hingga 400 gerai sepanjang tahun 2024. Informasi ini disampaikan oleh Corporate Affairs Director Alfamart, Solihin.

"Iya, memang ada ratusan gerai yang tutup tahun ini, jumlahnya sekitar 300 sampai 400 unit," kata Solihin dikutip dari Merdeka.com, Minggu (15/12/2024).

Meskipun demikian, Solihin menegaskan bahwa jumlah gerai baru yang dibuka jauh lebih banyak dibandingkan yang ditutup. Alfamart mencatat telah membuka lebih dari 1.000 gerai baru di berbagai wilayah Indonesia sepanjang 2024.

"Walaupun ada yang tutup, ekspansi tetap jalan. Gerai yang baru dibuka jumlahnya lebih dari seribu," jelasnya.

Penyebab Penutupan Gerai

Penutupan ratusan gerai ini sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga sewa yang tidak sesuai ekspektasi. Menurut Solihin, pemilik tempat seringkali menaikkan harga sewa secara signifikan, terutama setelah melihat tingkat keramaian pengunjung toko.

"Biasanya, sewa naik cukup tinggi setelah lima tahun. Kadang-kadang, pemilik tempat melihat toko ramai dan langsung menaikkan harga sewa, padahal kita harus hitung ulang kelayakannya," tambahnya.

Solihin juga menegaskan bahwa penutupan ini merupakan bagian dari strategi bisnis dan masih dalam batas yang wajar. Alfamart tetap fokus pada ekspansi dan penguatan bisnis di lokasi-lokasi strategis.

 

Kinerja Keuangan Tetap Positif

Gerai Alfamart (Dok: PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk)
Gerai Alfamart (Dok: PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk)

Di tengah penutupan gerai, kinerja keuangan Alfamart tetap menunjukkan pertumbuhan positif. Hingga September 2024, perusahaan mencatatkan pendapatan sebesar Rp88,21 triliun, naik 10,24 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Segmen makanan menjadi penyumbang utama dengan kontribusi Rp62,37 triliun, tumbuh 10,52 persen secara tahunan.

Selain itu, pengelolaan beban operasional yang efisien turut mendorong peningkatan laba bersih sebesar 9,79 persen menjadi Rp2,48 triliun.

Inovasi layanan seperti Alfagift, platform belanja daring Alfamart, memberikan kontribusi signifikan sebesar 6,6 persen terhadap total pendapatan perusahaan.

Dengan strategi ekspansi yang agresif dan penguatan layanan digital, Alfamart optimis mempertahankan posisinya sebagai salah satu ritel terbesar di Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya