Neraca Perdagangan RI Surplus 57 Bulan Berturut-turut, Tembus USD 3,45 Miliar di Januari 2025

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia surplus USD3,45 miliar di Januari 2025. Raihan neraca perdagangan ini naik sebesar USD1,21 miliar secara bulanan.

oleh Tira Santia Diperbarui 17 Feb 2025, 12:10 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2025, 12:10 WIB
Neraca Perdagangan RI
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia surplus USD3,45 miliar di Januari 2025. Raihan neraca perdagangan ini naik sebesar USD1,21 miliar secara bulanan.

"Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 57 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," kata Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (17/2/2025).

Surplus neraca perdagangan Januari 2025 lebih ditopang surplus pada komoditas non migas. Dimana komoditas penyumbang surplus utama adalah bahan bakar mineral (HS27), lemak dan minyak hewan nabati (HS15), besi dan baja (HS72).

Kata Amalaia, pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit sebesar USD1,43 miliar, dimana penyumbang defisitnya minyak mentah dan hasil minyak.

Adapun pada Januari 2025, Indonesia mengalami surplus perdagangan barang dengan beberapa negara dan tiga terbesar diantaranya Amerika Serikat USD1,58 miliar, India USD0,772 miliar, Filipina USD0,729 miliar.

Lebih lanjut, Amalia menyampaikan, dengan Amerika Serikat surplus perdagangan didorong oleh komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, pakaian dan aksesorisnya (rajutan), dan alas kaki.

Untuk India, komoditas penyumbang surplus berasal dari komoditas bahan bakar mineral, bahan kimia anorganik, dan lemah dan minyak hewan nabati.

Sedangkan, suprlus perdagangan dengan Filipina disumbang oleh komoditas kendaraan dan bagiannya, bahan bakar minera, lemk dan minyak hewan nabati.

 

Defisit Neraca Perdagangan

20161018-Ekspor Impor RI Melemah di Bulan September-Jakarta
Aktivitas bongkar muat peti kemas di JICT Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (18/10). Penurunan impor yang lebih dalam dibandingkan ekspor menyebabkan surplus neraca dagang pada September 2016 mencapai US$ 1,22 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sementara, defisit perdagangan dialami dengan Tiongkok sebesar USD1,77 miliar, Australia USD0,19 miliar, dan Ekuador USD0,13 miliar.

"Untuk defisit dengan Tiongkok terutama disumbang Mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, plastik dan barang dari plastik," ujarnya.

Selanjutnya, untuk Australia defisitnya disumbang oleh komoditas Serealia, logam mulia dan perhiasan permata, bahan bakar mineral. Sementara, penyumbang defisit neraca perdagangan dengan Ekuador disumbang oleh komoditas Kakao dan olahannya, tembakau dan rokok, bijih logam, terak dan abu.

 

Nilai Ekspor-Impor Januari 2025

Neraca Perdagangan RI
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Surplus ini didapatkan dari ekspor September 2021 yang mencapai US$20,60 miliar dan impor September 2021 yang tercatat senilai US$16,23 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Januari 2025 sebesar USD21,45 miliar. Angka itu turun 8,56 persen dibandingkan nilai ekspor Desember 2024 yang mencapai USD23,46 miliar.

"Pada Januari 2025, nilai ekspor mencapai USD21,45 miliar atau turun 8,56 persen dibandingkan Desember 2024 atau secara month to month," kata Amalia A. Widyasanti.

Nilai ekspor tersebut didukung oleh nilai ekspor migas yang tercatat senilai USD1,06 miliar atau turun 31,35 persen, sedangkan nilai ekspor non-migas tercatat turun sebesar 6,96 persen dengan nilai USD20,40 miliar.

nilai impor Indonesia pada Januari 2025 sebesar USD18 miliar. Angka itu turun 15,18% dibandingkan nilai impor Desember 2024 yang mencapai USD21,22miliar.

"Penurunan nilai impor secara bulanan ini didorong oleh penurunan nilai impor non-migas yang memberikan andil sebesar 11,34% dan juga penurunan nilai impor migas dengan andil penurunan sebesar 3,84%," pungkasnya.

Infografis Jurus Pemerintahan Prabowo - Gibran Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jurus Pemerintahan Prabowo - Gibran Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya