Harga Pangan Hari Ini: Harga Cabai Masih Pedas

Kenaikan harga tertinggi terjadi pada harga cabai rawit merah di Papua Tengah, mencapai Rp 130.000 per kg.

oleh Tira Santia diperbarui 26 Jan 2025, 12:00 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2025, 12:00 WIB
Harga Cabai
Pedagang memilah cabai merah dan cabai rawit di Pasar Induk Keramat Jati, Jakarta, Kamis (30/11/2023). Harga cabai rawit merah di Pasar Induk Keramat Jati mengalami kenaikan dari Rp 65.000 per kilogram menjadi Rp 85.000 per kilogram. (merdeka.com/Arie Basuki)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) melaporkan tren kenaikan harga cabai, baik cabai rawit merah maupun cabai merah keriting, masih berlanjut hingga Minggu (26/1/2025). Kenaikan harga tertinggi terjadi pada harga cabai rawit merah di Papua Tengah, mencapai Rp 130.000 per kg. Di Kepulauan Riau, harga mencapai Rp 94.500 per kg, sementara di Kalimantan Selatan berada di angka Rp 90.000 per kg.

Di sejumlah daerah, harga cabai rawit merah mulai menurun tetapi masih melampaui Harga Acuan Penjualan (HAP). Contohnya, DKI Jakarta (Rp 83.750 per kg), Sumatera Utara (Rp 83.643 per kg), Kalimantan Utara (Rp 81.818 per kg), dan Jawa Barat (Rp 81.600 per kg).

Beberapa daerah lain mencatat harga cabai rawit merah yang juga cukup tinggi, seperti:

  • Kalimantan Barat: Rp 81.111 per kg
  • Kalimantan Timur: Rp 80.000 per kg
  • Bengkulu: Rp 78.214 per kg
  • Sumatera Barat: Rp 75.857 per kg
  • Maluku: Rp 70.000 per kg

Sebaliknya, harga cabai rawit merah di beberapa wilayah masih dalam batas aman HAP, seperti Bali (Rp 67.143 per kg) dan Jawa Tengah (Rp 60.571 per kg). Harga terendah tercatat di Sulawesi Utara dengan Rp 41.500 per kg.

Harga Cabai Merah Keriting

Untuk cabai merah keriting, harga tertinggi ditemukan di Kepulauan Riau (Rp 84.091 per kg), sedangkan harga terendah di Sulawesi Utara (Rp 31.375 per kg).

 

Faktor Penyebab Harga Cabai Tinggi

Jelang Nataru, Harga Bahan Pokok Merangkak Naik
Pedagang merapikan cabai rawit merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (14/12/2022). Telur ayam ras terpantau naik menjadi Rp 31.250 per kg, bawang merah menjadi Rp 38.200 per kg, cabai rawit merah menjadi Rp 54.600 per kg, cabai rawit hijau menjadi Rp 46.500 per kg, dan minyak goreng curah Rp 15.000 per kg. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)... Selengkapnya

Faktor Penyebab Kenaikan Harga CabaiKetua Asosiasi Champion Cabai Indonesia, Tunov Mondro, menjelaskan bahwa lonjakan harga cabai dipicu oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Cuaca Ekstrem: Hujan deras dan banjir menyebabkan tanaman cabai rusak akibat genangan air lebih dari 72 jam. Selain itu, angin kencang membuat bunga cabai rontok sebelum berkembang menjadi buah.
  • Perubahan Pola Tanam: Harga cabai yang sempat anjlok pada 2024 membuat banyak petani beralih ke komoditas lain.Ketidakseimbangan Pasokan: Peralihan masa panen antar sentra produksi menyebabkan pasokan cabai tidak stabil, memicu fluktuasi harga di pasar.
  • Gangguan Panen Akibat Cuaca: Hujan yang terus-menerus menghambat proses panen, sehingga stok cabai di pasar menurun drastis.

Tunov menambahkan, sistem pasokan cabai yang bergantung pada pola panen harian membuat gangguan kecil sekalipun dapat langsung memengaruhi harga.

 

Pengaruhi Daya Beli

Harga Pangan Mulai Merangkak Naik
Harga cabai juga masih cukup mahal. Cabai merah keriting rata-rata dijualn Rp44.750/kg naik 2,33% dari pekan lalu dan cabai rawit merah Rp48.510/kg naik 3,94%.(Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

 Harga cabai rawit merah saat ini mengalami lonjakan yang cukup signifikan di berbagai daerah, bahkan mencapai angka Rp 150 ribu hingga lebih.

"Ya harga cabai rawit tinggi, sangat tinggi bahkan. Sampai tembus di beberapa daerah itu 150, bahkan ada di atas itu. Tapi secara rata-rata memang masih di atas Rp 100 ribu," kata Ketua Umum DPP IKAPPI, Abdullah Mansuri, kepada Liputan6.com, Jumat (17/1/2025).

Ia menjelaskan harga cabai rawit ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama masalah produksi yang terbatas. Menurutnya, cuaca ekstrem seperti banjir atau ketidakpastian cuaca sangat mempengaruhi hasil panen cabai. Ini menjadikan pasokan cabai rawit menjadi terbatas dan berdampak pada harga yang terus melonjak.

"Rp100 ribu atau Rp 120 ribu cabai rawit merah. Apa penyebabnya? Faktor produksinya tidak banyak. Ada beberapa yang gagal, ada beberapa yang tidak tanam, baru tanam," ujarnya.

Selain itu, harga cabai rawit yang melambung tinggi tentunya mempengaruhi daya beli konsumen. Semakin tinggi harga, semakin banyak konsumen yang akan berpikir dua kali sebelum membeli.

"Apakah harga cabai rawit mempengaruhi daya beli konsumen? Pasti. Kalau harganya tinggi, pasti akan mempengaruhi daya beli konsumen. Itu hukum alam pasti. Jadi semakin tinggi harganya, maka pelanggan beli juga akan berpikir. Untuk membeli itu, karena terlalu tinggi," ujarnya.

Namun, ada solusi yang ditawarkan untuk mengatasi kenaikan harga, yaitu dengan mencampur cabai rawit dengan jenis cabai lainnya, sehingga harga per kilogram bisa sedikit lebih terjangkau. Meskipun distribusi juga turut mempengaruhi harga, faktor produksi tetap menjadi faktor dominan yang menyebabkan fluktuasi harga cabai rawit.

"Solusinya kalau tetap mau beli cabai rawit dengan harga yang turun, adalah dioplos, dicampur dengan cabai yang lain. Apakah pasokan cabai rawit dari petani cukup lancar? Tidak, banyak yang gagal, banyak yang baru tanam. Karena memang cuaca itu mempengaruhi," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya