Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tengah mengkaji pengembangan kendaraan listrik buatan dalam negeri, dengan mempertimbangkan Maung produksi PT Pindad sebagai mobil listrik nasional.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengungkapkan hal ini usai menghadiri rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Advertisement
"Kita kan sudah ada Maung Pindad, ini mungkin ada pengembangan berikutnya. Nanti kita akan bahas lebih lanjut," ujar Rosan, dikutip dari Antara, Kamis (9/1/2025).
Advertisement
Rapat tersebut membahas strategi penguatan investasi di industri kendaraan listrik nasional dan dihadiri sejumlah pejabat terkait, termasuk Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Direktur Utama PT Pindad Prof. Sigit Puji Santoso, serta Guru Besar ITB Prof. Brian Yuliarto.
Dorongan Menuju Kendaraan Listrik Nasional
Menurut Rosan, pemerintah tak hanya berfokus pada investasi asing, tetapi juga ingin mengembangkan kendaraan listrik nasional melalui kolaborasi dengan industri alutsista domestik, seperti PT Pindad.
Dengan transformasi Maung menjadi kendaraan listrik, diharapkan percepatan transisi ke energi terbarukan dapat terwujud, sekaligus mendorong industri otomotif nasional menuju teknologi yang lebih ramah lingkungan.
"Kita sudah berkomitmen menuju net zero emission 2060. Presiden Prabowo bahkan berharap bisa tercapai lebih cepat," tambahnya.
MORINO EV, Versi Listrik Maung
PT Pindad saat ini tengah menyiapkan Morino EV, kendaraan taktis ringan roda empat berbasis listrik yang didesain untuk mendukung operasi dengan mobilitas tinggi.
Morino EV dilengkapi motor listrik bertenaga 160 HP per 125 kW, mampu melaju hingga 100 km per jam, dengan baterai berkapasitas 292 V (150.000 mAh) yang dapat menempuh jarak hingga 170 km dalam sekali pengisian.
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin telah meninjau langsung pengembangan kendaraan listrik Maung versi 3 di PT Pindad. Model terbaru ini dikabarkan siap diluncurkan oleh Presiden dalam waktu dekat.
Dengan inisiatif ini, Maung berpotensi menjadi mobil listrik nasional yang tidak hanya memperkuat industri otomotif dalam negeri, tetapi juga mendukung visi besar Indonesia dalam percepatan energi hijau.
Maung Pindad Jadi Mobil Dinas Menteri Prabowo, Produk Lokal Belum Tentu Terangkat di Pasar
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto telah meminta kepada menteri di jajaran Kabinet Merah Putih untuk menggunakan Maung Pindad sebagai mobil dinas. Namun, kebijakan itu dinilai belum akan berpengaruh besar terhadap pemakaian produk dalam negeri di tingkat masyarakat.Â
Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad melihat jumlah pengguna mobil Maung Garuda nantinya masih kecil, masih terbatas di kalangan menteri dan pejabat saja. Di sisi lain, angka penjualan mobil nasional berada di kisaran 1 juta unit per tahun.Â
"Kecuali Maung kemudian muncul jadi mobil nasional. Itu dikonsumsi di atas 5-10 persen oleh masyarakat, baru itu dampak ekonominya gede banget. Tapi kalau baru hanya menteri dan presiden, itu masih kecil value ekonominya," kata Tauhid kepada Liputan6.com, Rabu (30/10/2024).
Menurut dia, pemakaian Maung oleh Prabowo cs belum akan berimplikasi signifikan terhadap penggunan produk dalam negeri. Kecuali, RI 1 udah mengeluarkan instruksi presiden agar suatu produk made in Indonesia bisa jadi barang nasional.Â
"Tetapi tadi, syaratnya barang kita yang lain juga harus berkualitas. Tapi kan kita belum tahu yang lain mana. Apakah produk elektronik, besi, baja, dan sebagainya," imbuh dia.
Â
Advertisement
Soal Harga
Selain itu, ia juga menyoroti harga Maung Garuda yang masih tergolong mahal untuk masyarakat umum. Dengan banderol harga Rp 1,2 miliar, menurutnya konsumen akan mencari mobil yang lebih kompatibel. Â
"Market akan melihat lebih realistis. Dia akan membandingkan dengan harga Rp 1,2 miliar, dengan produk yang berbeda akan bisa bersaing enggak. Kan masyarakat melihat ke situ," ungkapnya.
"Kalau saya sebagai anak buah pak Prabowo ya pasti saya ikuti. Tapi kalau masyarakat kan dia tidak terganggu oleh itu. Dia preferensi konsumen yang berkuasa," ujar Tauhid.Â
Meski begitu, Tauhid meyakini perintah Prabowo terhadap para menterinya akan turut mendongkrak permintaan pasar Maung Garuda. Oleh karenanya, ia mendorong PT Pindad (Persero) untuk bisa memproduksi kendaraan roda empat sesuai kebutuhan pasar.Â
"Jadi itu akan bertahap lah. Kita dorong, semangatnya saya kira positif. Tetapi kita dorong agar ada kendaraan-kendaraan komersil yang dibutuhkan masyarakat. Misalnya LCGC, city car, macam-macam. Memang masuk ke kebutuhan masyarakat. Itu baru dampaknya gede," tuturnya.