Liputan6.com, Jakarta Perum Bulog menargetkan penyerapan 3 juta ton beras dari petani hingga April 2025, dengan perkiraan surplus sekitar 4 juta ton pada Mei 2025.
Direktur Utama Perum Bulog, Novi Helmy Prasetya, menyatakan optimisme tersebut setelah melakukan koordinasi dengan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaeman dan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono. Dalam rapat tersebut, disepakati berbagai langkah strategis untuk mencapai target tersebut.
Baca Juga
"Kami baru saja menyelesaikan rapat dengan Pak Mentan dan Pak Wamentan. Sudah ada kesepakatan, dan Bulog bersama pimpinan wilayah di 26 daerah siap melaksanakan penyerapan ini," ujar Novi dalam konferensi pers di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Minggu (9/2/2025).
Advertisement
Menurut Novi, keberhasilan penyerapan beras tidak hanya bergantung pada Bulog, tetapi juga memerlukan dukungan berbagai pihak, termasuk TNI dan Polri, guna memastikan kelancaran distribusi.
"Kami optimistis bisa mencapai target 3 juta ton dalam waktu tiga bulan ke depan. Dukungan TNI dan Polri di lapangan sangat penting dalam memastikan kelancaran proses ini," tegasnya.Bulog berkomitmen untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada demi mendukung ketahanan pangan nasional dan menjaga stabilitas harga beras di pasaran.
Harga Gabah Petani Rp6.500 per Kilogram
Menteri Pertanian Amran Sulaeman menegaskan bahwa harga gabah di tingkat petani harus dibeli minimal Rp6.500 per kilogram.
"Sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, harga ini wajib diterapkan oleh semua pihak, bukan hanya Bulog, tetapi juga seluruh penggilingan dan pembeli lainnya," ujarnya.
Kebijakan ini bertujuan untuk menjamin kesejahteraan petani dan mencegah harga gabah anjlok di bawah standar yang telah ditetapkan pemerintah.
Selain itu, dalam rapat koordinasi tersebut, disepakati bahwa pemerintah menargetkan penyerapan gabah setara 3 juta ton beras hingga April 2025, dengan perkiraan surplus mencapai 4 juta ton pada Mei 2025.
"Berdasarkan data BPS, surplus pangan pada Januari-Maret diperkirakan 2,9 juta ton, dan diproyeksikan lebih dari 4 juta ton pada April. Oleh karena itu, minimal 3 juta ton harus diserap, guna menjaga keseimbangan harga di pasar," jelas Amran.
Pemerintah berkomitmen untuk aktif menyerap hasil panen petani, memastikan harga tetap stabil, serta menjaga pasokan pangan nasional tetap aman.
Â
Profil Dirut Bulog: Mayor Jenderal Novi Helmy Prasetya
Mayor Jenderal TNI Novi Helmy Prasetya resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama Perum Bulog berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-30/MBU/02/2025, yang diterbitkan pada 7 Februari 2025.
Penunjukan ini menarik perhatian publik karena latar belakang militernya yang panjang sebelum beralih ke dunia logistik pangan.
Dengan pengalaman kepemimpinan di berbagai posisi strategis di TNI, ia diharapkan mampu membawa perubahan signifikan dalam kebijakan ketahanan pangan nasional.
Â
Advertisement
Karier Militer dan Pengalaman Strategis
Lulusan Akademi Militer (Akmil) 1993, Novi Helmy berasal dari kecabangan Infanteri Kopassus. Kariernya dimulai sebagai Komandan Peleton di Batalyon Infanteri 125/Simbisa dan Yonif 100/Prajurit Setia, sebelum kemudian dipercaya sebagai Kepala Seksi Intelijen (Kasi Intel) Kopassus.
Ia juga pernah menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) Iskandar Muda di Aceh, menunjukkan kepiawaiannya dalam memimpin wilayah yang kompleks. Sebelum diangkat sebagai Dirut Bulog, ia menjabat sebagai Asisten Teritorial Panglima TNI (Aster Panglima TNI) sejak 21 Februari 2024, peran yang menuntut keterampilan dalam membangun sinergi antara TNI dan masyarakat.
Dengan pengalaman luas di bidang intelijen, komando, dan teritorial, Novi Helmy diharapkan mampu membawa Perum Bulog lebih efisien dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)