Top 3: Menara Saidah Masih Berdiri Meski Belasan Tahun Terbengkalai

Menara Saidah menjadi salah satu gedung legendaris di ibu kota Jakarta. Gedung yang terletak di kawasan elit Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan ini pun kini terkenal angker.

oleh Septian Deny Diperbarui 17 Feb 2025, 06:30 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2025, 06:30 WIB
Menara Saidah di Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan.
Menara Saidah di Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Menara Saidah menjadi salah satu gedung legendaris di ibu kota Jakarta. Gedung yang terletak di kawasan elit Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan ini pun kini terkenal angker. Tak heran, banyak cerita mistis yang melekat terhadap Menara Saidah. Bahkan, gedung bergaya Italia kuno ini disebut sebagai salah tempat paling angker di ibu kota.

Awalnya, menara bergaya romawi itu bernama Gedung Grancindo. Didirikan jauh sebelum krisis moneter 1998 terjadi. Namun, pemilik gedung mengalami kebangkrutan sehingga menjual gedung kepada Saidah Abu Bakar Ibrahim.

Selanjutnya, Saidah melakukan renovasi besar-besaran, termasuk menambah jumlah lantai dari 15 menjadi 28 lantai. Terakhir mengganti nama gedung sesuai dengan namanya, Menara Saidah.   

Artikel mengenai Menara Saidah ini menjadi salah satu artikel yang banyak dibaca. Selain itu masih ada beberapa artikel lain yang layak untuk disimak.

Lengkapnya, berikut ini tiga artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Minggu 16 Februari 2025:

1. Menara Saidah Terbengkalai Sejak 2007 hingga Dikenal Angker, Mengapa Tak Dirobohkan?

Menara Saidah menjadi salah satu gedung legendaris di ibu kota Jakarta. Gedung yang terletak di kawasan elit Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan ini pun kini terkenal angker.

Ini karena Menara Saidah menjadi salah satu gedung yang terbengkalai di Jakarta, bahkan disebut sudah kosong sejak 2007 lalu. Beberapa lampu taman pecah, kaca gedung pudar tidak lagi berkilap, cat dinding sudah banyak yang mengelupas, hingga tidak terlihat satupun lampu yang berpijar dari dalam gedung.

Tak heran, banyak cerita mistis yang melekat terhadap Menara Saidah. Bahkan, gedung bergaya Italia kuno ini disebut sebagai salah tempat paling angker di ibu kota.

Baca artikel selengkapnya di sini

2. Skytrain Bandara Soekarno-Hatta Setop Beroperasi Sementara

Skytrain Bandara Soetta
Pekerja menyelesaikan jalur skytrain di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (30/5). Sky Train memiliki 2 gerbong pada setiap 1 train sett, yang mampu menampung 180 penumpang. (Liputan6.com/Helmi Afandi)... Selengkapnya

PT Len Rekaprima Semesta (LRPS) selaku operator fasilitas layanan Kalayang (skytrain) di Bandara Soekarno Hatta memastikan, bila saat ini kalayang tidak dapat beroperasi akibat gangguan pada salah satu perangkat pendukung. 

PT Len sebagai pihak yang bertanggung jawab atas sistem Kalayang menyampaikan bahwa saat ini masih dalam proses perbaikan, namun belum dapat memastikan kapan fasilitas tersebut bisa kembali beroperasi secara normal. 

"PT Angkasa Pura Indonesia KC Bandara Soekarno-Hatta sebagai pengelola bandar udara memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami oleh pengguna jasa akibat kondisi ini,"ungkap Asst. Deputy Communication and Legal Bandara Soekarno-Hatta, M. Holik Muardi.

Baca artikel selengkapnya di sini

3. Kebijakan Donald Trump Guncang Ekonomi Global, Indonesia Harus Waspada

Donald Trump berpidato usai pelantikannya sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat. Inaugurasi Trump berlangsung di Rotunda di Gedung Capitol, Washington DC, Senin (20/1/2025).
Donald Trump berpidato usai pelantikannya sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat. Inaugurasi Trump berlangsung di Rotunda di Gedung Capitol, Washington DC, Senin (20/1/2025). (Dok. Chip Somodevilla/Pool Photo via AP)     ... Selengkapnya

Kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengubah lanskap ekonomi dunia, termasuk dampaknya bagi Indonesia. Sebagai mitra dagang dan investasi AS, Indonesia menghadapi berbagai tantangan, namun juga peluang, yang harus disikapi dengan strategi yang tepat agar tetap kompetitif di kancah global.

Salah satu kebijakan utama Trump yang berdampak pada Indonesia adalah proteksionisme perdagangan, seperti kenaikan tarif impor dan renegosiasi perjanjian dagang. 

Hal ini bisa mempersulit ekspor Indonesia ke Amerika Serikat, terutama di sektor tekstil, manufaktur, serta komoditas unggulan seperti minyak kelapa sawit dan karet. 

Baca artikel selengkapnya di sini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya