Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia turun lebih dari USD 2 per barel pada perdagangan hari Jumat. Harga minyak mencatatkan penurunan mingguan karena investor bergulat dengan memudarnya premi risiko Timur Tengah bersamaan dengan ketidakpastian tentang potensi kesepakatan damai di Ukraina.
Mengutip CNBC, Sabtu (22/2/2025). harga minyak berjangka Brent turun USD 2,05 atau 2,68% menjadi USD 74,43 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun USD 2,08 atau 2,87% menjadi USD 70,40 per barel.
Baca Juga
Harga minyak mentah Brent telah turun 0,4% pada minggu ini, sementara harga minyak mentah AS mencatat kerugian mingguan 0,5%.
Advertisement
"Ada nada risk-off di sini," kata Mitra Again Capital New York John Kilduff. Ia melihat tenangnya situasi di Timur Tengah karena gencatan senjata Gaza masih berlaku juga menjadi dasar turunnya harga minyak.
Investor juga terus mempertimbangkan kenaikan stok minyak mentah AS, yang dilaporkan pada hari Kamis. Badan Informasi Energi menuliskan dalam laporannya bahwa pemeliharaan musiman di kilang minyak menyebabkan pemrosesan yang lebih rendah.
Perusahaan jasa energi Baker Hughes mengungkap, perusahaan energi AS minggu ini menambah rig minyak dan gas alam selama empat minggu berturut-turut ke level tertinggi sejak Juni. Hal ini tertuang dalam laporan konsultan mingas tersebut yang dirilis pada Jumat.
Jumlah rig minyak dan gas, indikator awal produksi masa depan, naik empat menjadi 592 dalam seminggu hingga 21 Februari.
Gangguan Pasokan
Namun, fokus pedagang juga pada gangguan pasokan minyak, yang membatasi beberapa kerugian. Rusia mengatakan aliran minyak Caspian Pipeline Consortium, rute utama untuk ekspor minyak mentah dari Kazakhstan, berkurang 40% pada hari Selasa setelah serangan pesawat nirawak Ukraina di sebuah stasiun pompa.
Namun, kantor berita Rusia Interfax melaporkan pada hari Jumat, aliran minyak dari ladang minyak Tengiz Kazakhstan melalui CPC tidak terganggu.
Kazakhstan telah memompa volume minyak tertinggi yang pernah tercatat meskipun jalur ekspor CPC melalui Rusia mengalami kerusakan, kata sumber industri pada hari Kamis. Tidak jelas bagaimana Kazakhstan mampu memompa volume minyak tersebut.
Investor ketakutan setelah perusahaan membukukan laba yang lebih rendah dan mencatat kerugian penurunan nilai sebesar USD 2,3 miliar.
analis di StoneX Alex Hodes dalam sebuah catatan pada hari Jumat menuliskan bahwa serangan pesawat nirawak Ukraina membantu mendukung harga minyak mentah minggu ini.
Ini juga menunjuk pada ekspektasi analis bahwa OPEC+ akan menunda pemangkasan produksinya sekali lagi, mengingat harga minyak mentah tetap di bawah USD 80 per barel.
Advertisement
Konflik Ukraina Rusia
Di tempat lain, hubungan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Presiden AS Donald Trump memburuk minggu ini setelah Zelenskiy mengkritik langkah AS dan Rusia untuk merundingkan kesepakatan damai tanpa melibatkan Kyiv.
Perpecahan itu diperlebar oleh komentar Trump yang menyalahkan Ukraina karena memulai konflik yang telah berlangsung selama tiga tahun.
Namun setelah pertemuan dengan utusan Trump untuk konflik Ukraina pada hari Kamis, Zelenskiy mengatakan Ukraina siap bekerja cepat untuk menghasilkan kesepakatan yang kuat dengan AS mengenai investasi dan keamanan.
"Trump terus menyerang Ukraina dan pasar menganggapnya sebagai potensi pelonggaran sanksi terhadap Rusia, dan aliran minyak Rusia kembali ke pasar," kata Kilduff dari Again Capital.
Mengenai permintaan, analis JPMorgan memperkirakan cuaca dingin di AS dan peningkatan aktivitas industri pasca-liburan di Tiongkok akan berkontribusi pada lebih banyak permintaan pada minggu mendatang.
