PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) melaporkan sebanyak 800 ribu kartu single trip tiket elektronik (e-ticketing) Kereta Api Listrik (KRL) hilang setiap harinya. Jika ditotal, kerugian KCJ akibat amblasnya kartu tersebut ditaksir mencapai Rp 4 miliar.
Direktur Utama KCJ, Tri Handoyo mengakui, penetapan tarif progresif yang mulai berlaku pada 25 Juli 2013 telah mendorong lonjakan penumpang sekitar 20%-25% setiap harinya.
"Ada kenaikan lebih dari 100 ribu penumpang setiap hari paska diterapkan tarif progresif menjadi rata-rata sekitar 500 ribu penumpang. Dulu, paling tinggi jumlah penumpang KRL 470 ribu orang, dan setelah ada tarif progresif sempat mencapai 589 ribu penumpang," ucap dia di kantornya, Jakarta, Senin (5/8/2013).
Meski mengalami peningkatan signifikan, lebih jauh Tri mengatakan, pihaknya belum dapat meningkatkan kapasitas angkut penumpang. Kondisi ini memperparah keadaan karena banyak penumpang tidak bertanggungjawab yang menghilangkan kartu single trip.
"Volume penumpang naik, tapi masih kehilangan kartu sampai 800 ribu kartu setiap hari sejak akhir Juli 2013. Dengan ongkos produksi Rp 5 ribu per kartu, nilai kerugian sebesar Rp 4 miliar," paparnya.
Tri mengatakan, kondisi inilah yang menyebabkan KCJ akhirnya mengganti kartu single trip e-ticketing KRL dengan Tiket Harian Berjaminan (THB) dengan tambahan uang jaminan sebesar Rp 5.000.
"Di negara lain, penumpang sudah memberikan jaminan saat membeli tiket kereta api, contohnya di Singapura, Hongkong dan Thailand," tandasnya.
Seperti diketahui, KCJ akan menerbitkan 2 juta kartu THB berwarna polos. Di belakang kartu, penumpang bisa membaca aturan main dari kartu tersebut, Salah satunya adalah THB tidak akan berlaku lagi apabila masa tenggang pengisian dan penggunaan kartu lewat dari 7 hari.(Fik/Shd)
Direktur Utama KCJ, Tri Handoyo mengakui, penetapan tarif progresif yang mulai berlaku pada 25 Juli 2013 telah mendorong lonjakan penumpang sekitar 20%-25% setiap harinya.
"Ada kenaikan lebih dari 100 ribu penumpang setiap hari paska diterapkan tarif progresif menjadi rata-rata sekitar 500 ribu penumpang. Dulu, paling tinggi jumlah penumpang KRL 470 ribu orang, dan setelah ada tarif progresif sempat mencapai 589 ribu penumpang," ucap dia di kantornya, Jakarta, Senin (5/8/2013).
Meski mengalami peningkatan signifikan, lebih jauh Tri mengatakan, pihaknya belum dapat meningkatkan kapasitas angkut penumpang. Kondisi ini memperparah keadaan karena banyak penumpang tidak bertanggungjawab yang menghilangkan kartu single trip.
"Volume penumpang naik, tapi masih kehilangan kartu sampai 800 ribu kartu setiap hari sejak akhir Juli 2013. Dengan ongkos produksi Rp 5 ribu per kartu, nilai kerugian sebesar Rp 4 miliar," paparnya.
Tri mengatakan, kondisi inilah yang menyebabkan KCJ akhirnya mengganti kartu single trip e-ticketing KRL dengan Tiket Harian Berjaminan (THB) dengan tambahan uang jaminan sebesar Rp 5.000.
"Di negara lain, penumpang sudah memberikan jaminan saat membeli tiket kereta api, contohnya di Singapura, Hongkong dan Thailand," tandasnya.
Seperti diketahui, KCJ akan menerbitkan 2 juta kartu THB berwarna polos. Di belakang kartu, penumpang bisa membaca aturan main dari kartu tersebut, Salah satunya adalah THB tidak akan berlaku lagi apabila masa tenggang pengisian dan penggunaan kartu lewat dari 7 hari.(Fik/Shd)