Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) mendukung penuh rencana PT Sarinah (Persero) untuk merevitalisasi kawasan Sarinah menjadi pusat perdagangan premium. Pasalnya pusat retail ini masih memerlukan penataan ulang sehingga benar-benar bisa menjadi ikon Jakarta.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) APPBI, Handaka Santosa menilai, Sarinah memiliki lokasi strategis dan sangat potensial untuk dikembangkan.
"Sarinah masih kurang greget, padahal lihat saja buka restoran 24 jam sangat bagus sekali. Harusnya bisa dikembangkan menjadi pusat ritel dengan identitas Indonesia," terang dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Minggu (11/8/2013).
Meski demikian, pengembangan Sarinah ke depan mesti menggunakan konsep lain alias out of the box. Sehingga rasa Indonesia yang selama ini tertanam oleh masyarakat terhadap Sarinah dapat kembali muncul tanpa terlihat jadul atau zaman dulu.
"Kalau ciri khas Indonesia bukan berarti harus suram temaram. Tapi pembenahan atau revitalisasi harus didukung secara sungguh-sungguh supaya Sarinah bisa menjadi salah satu tujuan wisata belanja baik dari wisatawan lokal maupun mancanegara," jelas Handaka.
Dia berharap, menajemen Sarinah juga ikut mendongkrak penjualan ritel melalui berbagai acara menarik yang dapat membuat pengunjung betah berlama-lama saat berada di pusat perbelanjaan Sarinah.
"Sekarang ini mayoritas laba bersih perseroan bukan disumbang dari bisnis ritel tapi perkantoran. Kalau memang identitas Indonesia, misalnya setiap bulan gelar fashion show batik dan sebagainya," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Direktur Utama Sarinah, Mira Amahorseya mengungkapkan telah memperoleh restu dari Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) untuk merevitalisasi kawasan Sarinah. Rencana ini diperkirakan membutuhkan investasi Rp 1 triliun secara bertahap.
"Pak Jokowi sudah merespons dan merestui revitalisasi kawasan Sarinah. Dalam Rapat Pimpinan (Rapim), kemajuan juga ada cuma memang belum selesai," tutur dia.
Lebih jauh Mira menjelaskan, untuk menjadi pusat perdagangan premium skala nasional, fasilitas Sarinah masih tergolong kurang memadai, seperti lahan parkir. Padahal ratusan mobil setiap harinya bisa terparkir di kawasan Sarinah (perkantoran, pusat perbelanjaan dan hotel).
"Saat ini fasilitas parkir masih kurang sekali, misalnya kebutuhan lahan parkir untuk 700 kendaraan tapi kami cuma menyediakan 300 unit. Ini membuat kurang nyaman bagi pengunjung," paparnya.
Okupansi gedung perkantoran di kawasan Sarinah pun, menurut dia, telah mencapai 100%. Sehingga perlu pembangunan pusat perkantoran kembali dengan arah vertikal (ke atas).
Mira menghitung, pihaknya membutuhkan tambahan lahan di sekitar Sarinah sekitar 1 ha-1,2 ha. Sedangkan saat ini, kawasan Sarinah berada di atas lahan seluas 1,7 ha. (Fik/Igw)
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) APPBI, Handaka Santosa menilai, Sarinah memiliki lokasi strategis dan sangat potensial untuk dikembangkan.
"Sarinah masih kurang greget, padahal lihat saja buka restoran 24 jam sangat bagus sekali. Harusnya bisa dikembangkan menjadi pusat ritel dengan identitas Indonesia," terang dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Minggu (11/8/2013).
Meski demikian, pengembangan Sarinah ke depan mesti menggunakan konsep lain alias out of the box. Sehingga rasa Indonesia yang selama ini tertanam oleh masyarakat terhadap Sarinah dapat kembali muncul tanpa terlihat jadul atau zaman dulu.
"Kalau ciri khas Indonesia bukan berarti harus suram temaram. Tapi pembenahan atau revitalisasi harus didukung secara sungguh-sungguh supaya Sarinah bisa menjadi salah satu tujuan wisata belanja baik dari wisatawan lokal maupun mancanegara," jelas Handaka.
Dia berharap, menajemen Sarinah juga ikut mendongkrak penjualan ritel melalui berbagai acara menarik yang dapat membuat pengunjung betah berlama-lama saat berada di pusat perbelanjaan Sarinah.
"Sekarang ini mayoritas laba bersih perseroan bukan disumbang dari bisnis ritel tapi perkantoran. Kalau memang identitas Indonesia, misalnya setiap bulan gelar fashion show batik dan sebagainya," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Direktur Utama Sarinah, Mira Amahorseya mengungkapkan telah memperoleh restu dari Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) untuk merevitalisasi kawasan Sarinah. Rencana ini diperkirakan membutuhkan investasi Rp 1 triliun secara bertahap.
"Pak Jokowi sudah merespons dan merestui revitalisasi kawasan Sarinah. Dalam Rapat Pimpinan (Rapim), kemajuan juga ada cuma memang belum selesai," tutur dia.
Lebih jauh Mira menjelaskan, untuk menjadi pusat perdagangan premium skala nasional, fasilitas Sarinah masih tergolong kurang memadai, seperti lahan parkir. Padahal ratusan mobil setiap harinya bisa terparkir di kawasan Sarinah (perkantoran, pusat perbelanjaan dan hotel).
"Saat ini fasilitas parkir masih kurang sekali, misalnya kebutuhan lahan parkir untuk 700 kendaraan tapi kami cuma menyediakan 300 unit. Ini membuat kurang nyaman bagi pengunjung," paparnya.
Okupansi gedung perkantoran di kawasan Sarinah pun, menurut dia, telah mencapai 100%. Sehingga perlu pembangunan pusat perkantoran kembali dengan arah vertikal (ke atas).
Mira menghitung, pihaknya membutuhkan tambahan lahan di sekitar Sarinah sekitar 1 ha-1,2 ha. Sedangkan saat ini, kawasan Sarinah berada di atas lahan seluas 1,7 ha. (Fik/Igw)