Seluk Beluk dan Cara Kerja SKK Migas (I)

SKK Migas jadi sorotan setelah Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini ditangkap KPK. Seperti apa cara kerja SKK Migas?

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 15 Agu 2013, 12:00 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2013, 12:00 WIB
rudi-rubiandini-sctv130814b.jpg

Hanya sedikit orang yang tahu cara kerja Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu migas (SKK Migas). Lembaga ini kian jadi sorotan setelah Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini ditangkap KPK karena tertangkap tangan menerima suap senilai US$ 400 ribu.

SKK Migas bertanggung jawab untuk Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Migas) Indonesia. SKK Migas ini dulunya bernama BP Migas.

Seperti apa cara kerja SKK Migas?

Kegiatan hulu migas dijalankan berdasarkan Kontrak Bagi Hasil atau Production Sharing Contract (PSC). Dengan menggunakan skema PSC maka diharapkan penerimaan negara akan optimal.

Seperti penjelasan yang dikutip dari situs resmi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu migas (SKK Migas), Kamis (15/8/2013), metode PSC juga akan melindungi negara dari tingginya risiko dalam industri hulu migas terutama pada fase eksplorasi.

Kenapa kegiatan hulu migas harus pakai metode PSC? Ini karena bisnis hulu migas memiliki empat karakter utama:

Pertama, pendapatan baru diterima bertahun-tahun setelah pengeluaran direalisasikan.

Kedua, bisnis ini memiliki risiko dan ketidakpastian tinggi serta melibatkan teknologi canggih.

Ketiga, usaha hulu migas memerlukan investasi yang sangat besar.

Namun, di balik semua risiko tersebut, industri ini memiliki karakter keempat, yaitu menjanjikan keuntungan yang sangat besar.

Idealnya, kontrak yang digunakan adalah yang mampu menyiasati tantangan dan meraih peluang

Meski industri ini penuh risiko, sektor hulu migas merupakan penyumbang devisa terbesar kedua setelah pajak. Migas juga menjadi penyedia energi bagi ekonomi nasional.

Industri hulu migas merupakan proyek negara dengan manajemen berada di tangan pemerintah. Sektor hulu migas menyumbang penerimaan negara terbesar kedua setelah pajak.

Setiap tahunnya, sekitar 30 % penerimaan negara berasal dari sektor ini. Jauh sebelum industri lain berkembang, hulu migas adalah sumber utama devisa," ungkap situs tersebut.

Hasil migas pada tahun 1970-an memungkinkan Indonesia mencanangkan Repelita dan membangun infrastruktur penunjang kegiatan ekonomi yang saat ini dipergunakan untuk meningkatkan penerimaan negara dari sektor lain.

Selain sebagai penyumbang penerimaan negara, sektor hulu migas menjadi penyedia energi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Menyadari strategisnya sektor ini, negara menjadikan industri hulu migas sebagai proyek negara dengan manajemen operasional berada di tangan pemerintah. (Pew/Igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya