Keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan BI Rate ke level 7% lebih ditujukan sebagai upaya mengerem ekspektasi laju inflasi yang terus meningkat. Apalagi muncul kekhawatiran inflasi pada tahun ini bisa mencapai double digit.
Jadi sebenarnya kenaikan BI Rate itu untuk amankan inflasi atau rupiah?
Menurut analis kenaikan BI Rate lebih pada untuk menjaga inflasi.
"Target serendah-rendahnya (inflasi) di 9,2%. Bukan tidak mungkin mencapai 10%," kata Head of Research KSK Financial Group, David Cornelis dalam pesannya kepada Liputan6.com, Kamis (29/8/2013).
David menilai inflasi dan kondisi ekonomi yang terjadi saat ini memang cukup luar biasa. Laju inflasi tercatat sudah mencapai lebih dari 1,5 kali dari pertumbuhan ekonomi.
Keputusan BI mengerek IHSG ke level 7%, ujar David, bukan merupakan langkah bank sentral menjaga pelemahan rupiah atau membenahi ekonomi.
"Yang terjadi adalah struktural fiskal, bukan diselesaikan dengan amunisi moneter," ujarnya.
Tugas menjaga laju inflasi sebetulnya tak hanya menjadi tugas BI tapi pekerjaan rumah bersama yang juga melibatkan pemerintah. (Shd/*)
Jadi sebenarnya kenaikan BI Rate itu untuk amankan inflasi atau rupiah?
Menurut analis kenaikan BI Rate lebih pada untuk menjaga inflasi.
"Target serendah-rendahnya (inflasi) di 9,2%. Bukan tidak mungkin mencapai 10%," kata Head of Research KSK Financial Group, David Cornelis dalam pesannya kepada Liputan6.com, Kamis (29/8/2013).
David menilai inflasi dan kondisi ekonomi yang terjadi saat ini memang cukup luar biasa. Laju inflasi tercatat sudah mencapai lebih dari 1,5 kali dari pertumbuhan ekonomi.
Keputusan BI mengerek IHSG ke level 7%, ujar David, bukan merupakan langkah bank sentral menjaga pelemahan rupiah atau membenahi ekonomi.
"Yang terjadi adalah struktural fiskal, bukan diselesaikan dengan amunisi moneter," ujarnya.
Tugas menjaga laju inflasi sebetulnya tak hanya menjadi tugas BI tapi pekerjaan rumah bersama yang juga melibatkan pemerintah. (Shd/*)