PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) memperkirakan harga semen dalam dua tahun mendatang akan mengalami kenaikan cukup besar. Hal ini terjadi karena krisis kecil yang terjadi dalam perekonomian global pada tahun ini.
Direktur Business Banking BBNI, Krishna Suparto mengatakan, kenaikan harga semen yang cukup tinggi juga dipicu laju inflasi yang didorong oleh harga semen tidak bisa terkendalikan.
"Kalau kita melihat pasca krisis kecil di tahun 2008 hingga 2009, bahwa terjadi peningkatan permintaan semen yang sangat tinggi, membuat naiknya harga semen, dan inflasi di masa krisis 2008-2009 juga sangat tinggi," ujar Krishna ketika ditemui di Hotel Four Season, Jakarta, Rabu (18/9/2013).
Meski meningkat cukup tinggi, BNI memperkirakan pengetatan kebijakan oleh Bank Indonesia (BI) terhadap kredit kepemilikan rumah, akan berimbas kepada penurunan tingkat konsumsi semen.
"BI kan semakin memperketat bisnis perumahan, artinya permintaan semen juga pasti turun. Komponennya juga selain semen, batu bata dan lainnya. Namun kebijakan yang dilakukan BI ada sisi positifnya juga," tegasnya.
Krishna memperkirakan ekonomi Indonesia pada tahun ini kemungkinan hanya akan mengalami krisi mini yang sebelumnya pernah terjadi pada lima tahun silam. Beruntung, imbas perlambatan ekonomi di sektor riil relatif kecil.
Namun, Krishna berharap pemerintah harus menyiapkan langkah-langkah antisipasi agar tidak terjadi perlambatan yang terus menerus. (Dis/Shd)
Direktur Business Banking BBNI, Krishna Suparto mengatakan, kenaikan harga semen yang cukup tinggi juga dipicu laju inflasi yang didorong oleh harga semen tidak bisa terkendalikan.
"Kalau kita melihat pasca krisis kecil di tahun 2008 hingga 2009, bahwa terjadi peningkatan permintaan semen yang sangat tinggi, membuat naiknya harga semen, dan inflasi di masa krisis 2008-2009 juga sangat tinggi," ujar Krishna ketika ditemui di Hotel Four Season, Jakarta, Rabu (18/9/2013).
Meski meningkat cukup tinggi, BNI memperkirakan pengetatan kebijakan oleh Bank Indonesia (BI) terhadap kredit kepemilikan rumah, akan berimbas kepada penurunan tingkat konsumsi semen.
"BI kan semakin memperketat bisnis perumahan, artinya permintaan semen juga pasti turun. Komponennya juga selain semen, batu bata dan lainnya. Namun kebijakan yang dilakukan BI ada sisi positifnya juga," tegasnya.
Krishna memperkirakan ekonomi Indonesia pada tahun ini kemungkinan hanya akan mengalami krisi mini yang sebelumnya pernah terjadi pada lima tahun silam. Beruntung, imbas perlambatan ekonomi di sektor riil relatif kecil.
Namun, Krishna berharap pemerintah harus menyiapkan langkah-langkah antisipasi agar tidak terjadi perlambatan yang terus menerus. (Dis/Shd)