BI : Inflasi Oktober Bakal Mencapai 0,06%

BI juga memperkirakan takkan lagi menaikkan tingkat suku bunga acuan bila melihat kondisi perekonomian yang menemui titik terang.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 24 Okt 2013, 09:00 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2013, 09:00 WIB
inflasi-ilustrasi-130801c.jpg
Bank Indonesia (BI) memastikan akan terus memantau perkembangan ekonomi Indonesia, termasuk pengendalian inflasi. Bank sentral di tanah air ini ini memperkirakan laju inflasi pada Oktober 2013 bakal mencapai sekitar 0,06% atau di bawah rata-rata inflasi 2007 yang menembus 0,26%.

"Perkiraan kami untuk inflasi Oktober ini sekitar 0,06%, lebih rendah dari rata-rata inflasi sejak 2007 hingga saat ini yang mencapai 0,26%," ujar Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Rabu (25/10/2013).

BI memperkirakan inflasi secara tahunan, tetap bergerak dalam kisaran target BI sebesar 9%-9,8%. Jika realisasi inflasi 0,06% di bulan kesepuluh ini tercapai, inflasi tahunan akan menyentuh di bawah 8,4%.

Meski begitu, Perry menambahkan, BI perlu memantau situasi perkembangan ekonomi makro ke depan sesuai dengan arahan yang diinginkan. "Inflasi, defisit transaksi berjalan, kurs dolar AS mengalami penurunan. Sedangkan pasar keuangan mulai stabil walaupun konsekuensinya adalah menyusutkan pertumbuhan ekonomi," tuturnya.

BI juga memperkirakan takkan lagi menaikkan tingkat suku bunga acuan bila melihat kondisi perekonomian yang menemui titik terang. Bank sentral justru akan fokus pada pendalaman pasar keuangan guna mengantisipasi keluar masuknya dana asing.  "Semakin banyak kami mengeluarkan produk di pasar uang, memberikan instrumen lindung nilai, sehingga perlu koordinasi antar masing-masing bank, " paparnya

Setiap bulan, lanjut dia, BI memastikan akan terus melakukan penyesuaian. Namun hal itu tak lantas membuat bank sentral yakin bisa menjamin proyeksi ekonomi di 2014.

"Apakah Anda bisa jamin kalau Maret tahun depan ternyata ada tappering off atau terjadi shutdown? We never knows. Harapannya tidak akan terjadi yang memburuk di global sehingga tidak mengganggu ekonomi Indonesia," pungkas Perry.(Fik/Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya