Bos Total Lengser, Siapa Penggantinya?

Total E&P Indonesie kini tidak lagi dipimpin oleh Elisabeth Proust. Lalu siapa penggantinya?

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 04 Des 2013, 18:16 WIB
Diterbitkan 04 Des 2013, 18:16 WIB
elisabeth-prouth-131204c.jpg
Total E&P Indonesie kini tidak lagi dipimpin oleh Elisabeth Proust, posisinya sebagai Presiden Direktur digantikan oleh Hardy Pramono sejak akhir November lalu.

Kepala Bagian Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Elan Bintoro mengakui pergantian jabatan tersebut. Lembaganya pun telah menyetujui.

"Iya kan udah ada perpisahan. bukannya udah diumumin? SKK Migas juga sudah menyetujui kok," kata Elan, kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (4/12/2013).

Elan menuturkan, pergantian jabatan tersebut dilakukan pada akhir November lalu, dan mulai aktif berkerja pada 1 Januari 2014. "Jadi sekarang juga Ibu Proust masih ada di sini," tuturnya.

Menurut Elan, pergantian tersebut dilakukan karen  ada ketetapan,  warga negara asing yang bekerja di industri hulu migas memiliki batas enam tahun. Namun ada pengecualian dan perpanjangan masa kerja terhadap warga negara asing yang ada dalam manajemen kontraktor kontrak kerja sama.

"Kemudian kita juga kan melihat bagaimana performanya, apakah dia koooperatif dan mendukung kepentingan nasional," ungkapnya.

Elan mengungkapkan, dipilihnya Hardy Pramono yang sebelumnya menjabat sebagai Executive Vice President East kalimantan District& Operation karenan Hardry termasuk orang yang paling senior di perusahaan asal Prancis tersebut.

"Dia kan paling senior di total, dia kan terakhir SVP kalau tidak salah, jadi akan menguasai persoalan," paparnya.

Dengan pergantian jabatan tersebut Elan berharap, Total lebih kooperatif dan berpihak pada kepentingan nasional. Sedangkan SKK Migas juga  akan memikirkan kepentingan Total  sesuai aturan yang berlaku.

"kita ini kan sekarang menginginkan produksi meningkat, suplai energi dan penerimaan negara yang meningkat, jadi jangan sampai investasinya menurun. kita ingin investasinya tetap agresif," pungkasnya. (Pew/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya