Minat Belanja Konsumen Dunia Merosot, RI Malah Melejit

Pemulihan ekonomi dunia berjalan sangat lambat dan terhalang oleh para konsumen yang berpendapatan rendah.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 31 Jan 2014, 10:40 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2014, 10:40 WIB
belanja-barang-mewah-131120-a.jpg

Perusahaan penyedia jasa global, Nielsen mengungkapkan, minat belanja konsumen di dunia mengalami kemerosotan hingga akhir 2013. Data tersebut diperoleh setelah Nielsen melakukan survei pada 29 ribu responden yang tersebar di 58 negara secara online.

Seperti dikutip dari laporan bertajuk `The Nielsen Global Survey of Consumer Confidence and Spending Intention`, Jumat (31/1/2014), meski indeks kepercayaan konsumen bertahan di level 94 poin selama tiga kuartal berturut-turut, secara global minat belanja penduduk dunia semakin berkurang.

Buktinya, hanya konsumen dari kawasan Asia Pasifik yang menunjukkan adanya peningkatan poin pada indeks tersebut. Sementara di Amerika Utara terjadi penurunan sebesar 3 poin menjadi 95, di Timur Tengah dan Afrika sebesar 2 poin ke level 90 dan satu poin di Eropa ke level 73.

"Pemulihan ekonomi berjalan sangat lambat dan terhalang oleh para konsumen yang berpendapatan rendah," ujar pimpinan ekonom Cambridge Group, Venkatesh Bala.

Namun melihat pemulihan ekonomi di sejumlah negara besar, Nielsen melihat adanya proyeksi yang lebih cerah tahun ini. Akan tetapi peningkatan minat belanja konsumen dapat meningkat pesat jika upah minimum pegawai dinaikkan dan tingkat pengangguran berkurang.

Sejauh ini, Indonesia dilaporkan memiliki indeks kepercayaan konsumen tertinggi di dunia sebesar 124 poin. Sementara negara-negara Eropa yang tengah melakukan upaya penghematan besar-besaran paska krisis finansial berada di level terendah dalam hasil survei indeks konsumen global tersebut.

Sama dengan konsumen Amerika Serikat (AS) yang menekan kegiatan belanjanya, masyarakat Eropa dituntut untuk lebih berhemat. Saat ini, Portugal, Italia, Kroasia dan Slovenia tercatat menempati posisi terendah dengan level sebesar 44 poin. (Sis/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya