Banjir & Harga Pangan Bakal Kerek Inflasi Januari

Banjir yang merendam beberapa daerah di Indonesia mendorong kenaikan harga pangan. Hal ini merupakan penyebab utama inflasi di Januari 2014.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 03 Feb 2014, 08:35 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2014, 08:35 WIB
harga-sayur-sembako-140202-d.jpg
Banjir yang merendam beberapa daerah di Indonesia, seperti Jakarta, Jalur Pantura, Manado, dan sebagainya mendorong kenaikan harga pangan. Hal ini merupakan penyebab utama inflasi di Januari 2014.  

Senior Ekonom PT Bank Mandiri Tbk, Andry Asmoro memprediksi inflasi Januari 2014 akan berada pada level 1,1% atau lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi tahun sebelumnya sebesar 0,55%.

"Kami perkirakan inflasi Januari lalu sebesar 1,1%. Rata-rata 0,8% month of month (MoM). Sedangkan inflasi tahunannya (Yoy) sebesar 8,47%," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Senin (3/2/2014).

Penyebab utamanya, tambah Andry, karena kenaikan harga pangan, terutama bahan pangan mentah seperti cabai rawit, daging sapi, sayur mayur dan sebagainya. Lonjakan harga pangan akibat banjir ini menyumbang sekitar 0,3% dari perkiraan inflasi Januari 2014.

"Banjir membuat distribusi pangan tersendat, termasuk ke kawasan Timur Indonesia. Penyebab lainnya, kenaikan harga elpiji 12 kg sebesar Rp 1.000 dan masih adanya second round effect dari penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi tahun lalu," jelas dia.

Gejolak harga pangan, menurut Andry, masih akan berlanjut hingga Februari ini. Sebab, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca ekstrem bakal terjadi sampai pertengahan bulan kedua 2014.

"Suplai bahan pangan pasti akan terganggu karena cuaca ekstrem sampai Februari ini bisa menghambat distribusi. Sawah-sawah juga banyak yang terendam sehingga pasokan kurang," paparnya.

Solusinya, dia menyarankan, supaya pemerintah dapat segera membenahi jalur distribusi bahan pangan dari dan ke daerah-daerah. Salah satunya dengan memperbaiki infrastruktur.

"Tapi itu akan berpengaruh dalam jangka panjang. Sedangkan jangka pendeknya untuk memenuhi pasokan dalam negeri, pemerintah harus membuka keran impor sebab tidak ada cara lain," pungkas Andry.

Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya melaporkan laju inflasi pada Desember 2013 mencapai 0,55%. Dengan demikian, laju inflasi sepanjang tahun lalu mencapai 8,38%. (Fik/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya