Kisah Van Gaal (I): Sudah Melihat Dunia dengan Disiplin Ketat

Van Gaal mewarisi sifat sang Ayah. Dan dia percaya disiplin mengantarkan pada puncak prestasi.

oleh Rejdo Prahananda diperbarui 24 Jul 2014, 06:30 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2014, 06:30 WIB
Van Gaal Siap "Dongkrak" Prestasi Manchester United
Kepada wartawan, Louis van Gaal mengaku siap memberikan yang terbaik dan menaikkan kembali prestasi Manchester United, (17/7/2014). (REUTERS/Nigel Roddis)

Liputan6.com, Sorot matanya tajam. Tidak sungkan dia berteriak dari pinggir lapangan. Beragam umpatan terlontar dari pelatih penuh kharisma itu. Pilihan bagi pemain hanya dua: jalankan instruksi atau keluar lapangan. Kedisiplinan di atas lapangan menjadi harga mati bagi Louis Van Gaal.

Disiplin menjadi ciri khas "meneer" Belanda yang satu ini. Van Gaal percaya sifat itu mampu memberikan gelar. Disiplin bagi Van Gaal seperti sifat dasar yang telah tertanam sejak lahir. Bak pisau bemata dua. Disiplin ketat yang diterapkan justru membuatnya kerap bermasalah dengan para pemain. Namun Van Gaal tidak peduli. Istilah pemain bintang tidak ada dalam kamus hidupnya.

Lahir di Amsterdam, 8 Agustus 1951 pelatih bernama asli Aloysius Paulus Maria van Gaal ini tumbuh dengan watak keras. Dia mewarisi sifat sang Ayah, Van Gaal Sr yang memegang teguh komitmen, kerja keras, kejujuran, dan disiplin. Van Gaal memiliki empat saudara laki-laki dan empat saudara perempuan.

Meski sang Ayah manajer di sebuah perusahaan energi, Van Gaal tidak hidup dalam gelimang kemewahan. Van Gaal kecil tidak menghabiskan hari-harinya hanya bermain sepakbola. Van Gaal membantu pekerjaan rumah tangga seperti mencuci piring, membersihkan rumah, dan mengatur meja makan. Dia jauh dari kesan "anak kesayangan" dalam keluarga.

Kedua orang tua Van Gaal membagi tugas pada 9 anak mereka. Tidak ada pengecualian terhadap semua anak mereka termasuk "si bontot" Van Gaal.

Serious: Van Gaal would often lack patience with others and just wanted to be the best and to always win

"Ayah memiliki karakter yang sama seperti saya," ungkap Van Gaal dalam buku autobiografi karya Maarten Meijer sebagaimana dilansir dari Daily Mail.

"Pikirannya sangat terbuka. Dia mau mendengarkan dan memiliki keberanian membuat keputusan yang sulit diterima bagi sebagian orang. Ayah sosok pemimpin," cerita Van Gaal.

Kehidupan keluarga mulai berubah saat sang Ayah terkena serangan jantung saat Van Gaal berusia enam tahun dan meninggal lima tahun kemudian. Figur Ibu yang penuh kasih sayang menjadi panutan Van Gaal yang mulai beranjak remaja.

Lalu bagaimana awal mula Van Gaal memilih sepakbola sebagai jalan hidupnya?

Ikuti terus kisah hidup Van Gaal di Liputan6.com

Baca Juga:
3 Artis Cantik Ini Tidak Sabar Nonton Juventus di GBK
Perkenalkan, Ini 2 WAGs Baru Real Madrid
Rahasia Dibalik Kecantikan Atlet Voli Sabina

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya