Liput Pelaku "Sepak Bola Gajah", Wartawan Diintimidasi

Wartawan dihalang-halangi ketika hendak mewawancarai pemain PSS Sleman.

oleh Yanuar H diperbarui 01 Nov 2014, 05:13 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2014, 05:13 WIB
Aksi Suporter PSS Sleman, Slemania, saat PSS Sleman berhadapan dengan Mojokerto Putra pada lanjutan pertandingan Divisi Utama Liga Indonesia, di Stadion Tridadi Sleman, Yogyakarta. (Antara)

Liputan6.com, Yogyakarta - Wartawan yang hendak meliput salah satu tim yang diduga pelaku "Sepak Bola Gajah", PSS Sleman mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan dari segelintir oknum suporter. Sejumlah wartawan harus menunggu dua mobil polisi menjemput untuk terbebas dari intimidasi suporter yang diduga dilakukan oleh Brigata Curva Sud (BCS).

 Intimidasi suporter kepada wartawan terjadi ketika nyamuk pers hendak mewawancarai tim pelatih dan pemain PSS Sleman usai latihan Kamis (30/10) petang.Aksi tidak terpuji ini pun disesalkan oleh Slemania, kelompok suporter PSS Sleman.

Ketua Plt Slemania Lilik sangat menyayangkan insiden yang dilakukan sekelompok suporter BCS. Ia tidak tahu kejadian itu, namun ia menegaskan anak buahnya tidak terlibat dalam intimidasi tersebut.

"Teman-teman wartawan mau wawancara  pemain dan pelatih tapi dihalang-halangi oleh supporter BCS. Kami juga dimintai keterangan oleh wartawan terkait kejadian itu tapi kami tidak tahu. Dan kami menyayangkan kejadian itu," ujar Lilik kepada Liputan6.com Jumat (31/10/2014). (Bersambung ke page 2: Harus Dijaga)

Harus Dijaga

PSS Sleman Vs PSIS Semarang
PSS Sleman Vs PSIS Semarang (psis.co.id)

Lilik sebagai suporter PSS mengakui jika media sangat berperan dalam perkembangan sepakbola di Sleman. Oleh karena itu, Lilik menyebut hubungan antara media dengan suporter justru harus dijaga dengan baik.

Apalagi saat ini PSS tengah mendapat sorotan karena pertandingan melawan PSIS Semarang yang disebut sepakbola gajah. Lilik menyebut jika karena pemberitaan sepakbola gajah itu suporter BCS marah, justru saat ini hubungan dengan wartawan dipererat. Agar masayarakat mengetahui kondisi sebenarnya sehingga masyarakat tidak selalu menyalahkan pemain dan PSS.

"Antara suporter dan media harus bisa bersinergi. Media itu membantu agar apa? Agar masyarakat Sleman mengetahui bahwa pemain itu ada pembelaan. Masyarakat kan menyalahkan pemain semua. Dengan adanya media ada pembelaan jadi masyarakat tahu dan paham apa yang terjadi. Kenapa dari BCS menghalangi kerja wartawan," ujarnya.

Lilik berharap agar manajemen PSS Sleman menegur suporter BCS terkait kejadian yang terjadi akhir-akhir ini. Pasalnya jika dibiarkan bisa tidak mungkin akan menjadi bumerang bagi PSS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya