Liputan6.com, Palembang - Babak final Inter Island Cup (IIC) 2014 mempertemukan juara Indonesia Super League (ISL) 2014, Persib Bandung, menghadapi Arema Cronous.
Setelah sempat mengalami penundaan selama setahun, babak Final Inter Island Cup 2014 akhirnya digelar pada Minggu (1/2/2014) WIB, di Stadion Gelora Bumi Sriwijaya Jakabaring, Palembang.
Dari segi amunisi, Persib menyimpan hampir 90% mayoritas kekuatanya di musim lalu, dengan hanya memulangkan putra daerah Dias Angga Putra, Yandi Sofyan dan Dedi Kusnandar. Sementara Arema cukup banyak berbenah di berbagai sektor.
Singo Edan mendatangkan pengatur serangan baru yakni Sengbah Kennedy sebagai pengganti Gustavo Lopez, dan juga mengangkut eks skipper Persija, Fabiano Beltrame sebagai palang pintu pertahanan. Kedua tim dipastikan menurukan squad terbaiknya. Gesekan antar bintang sepak bola Tanah Air akan tersaji di laga nanti.
Seperti dilansir Labbola, Persib memiliki keunggulan satu laga, karena bermain di partai puncak. Maung Bandung juga lebih produktif dengan menyarangkan total 16 gol, di mana dua diantaranya datang dari gol bunuh diri lawan. Sementara Arema yang dikalahkan Persib di laga semifinal, mengoleksi 15 gol. Kedua tim sama-sama harus memungut bola dari gawangnya sendiri sebanyak 10 kali.
Di babak 8 besar musim lalu, agresivitas lini serang Persib bisa dibilang lebih efektif jika dilihat dari rataan jumlah tendangan ke arah gawang dan akurasi tembakan. Persib mencatat 6,4 tembakan ke arah gawang per pertandingan dengan akurasi 41 persen, sedangkan rekor Arema adalah 5,4 dengan akurasi 38 persen.
Dalam hal rataan konversi tembakan ke arah gawang menjadi gol, statistik kedua tim sama-sama di sekitar angka 25-30 persen. Dapat dikatakan satu dari empat tendangan akurat kedua tim berhasil menjadi gol.
Head to Head
Kekuatan utama Persib dalam menjuarai liga musim lalu adalah kualitas sertangan mereka dari sisi sayap. Dengan catatan 6,4 dribble sukses dan 7,25 umpan silang sukses per pertandingan, khususnya dengan mengandalkan kombinasi M. Ridwan dan Supardi di sisi kanan.Â
Selain itu, dalam situasi tertentu Makan Konate atau Firman Utina akan bergerak melebar sebagai Wide Playmaker, untuk kemudian mengirimkan umpan matang ke kotak penalti. Pergerakan Firman dan Konate juga dapat membuka ruang bagi para pemain sayap untuk merangsek masuk ke jantung pertahanan lawan.
Sedangkan Arema praktis hanya mengandalkan aliran bola dari lini tengah yang dilepaskan Gustavo Lopez dan Ahmad Bustomi yang memang lebih banyak melepaskan passing sukses dibandingkan pemain Persib, yaitu 364 passing sukses.
Di sektor pertahanan, meskipun masih sering hilang konsentrasi, lini pertahanan Persib tampil membaik pada musim lalu, terutama karena Ahmad Jufriyanto mampu tampil disiplin ketika Vladimir Vujovic naik membantu serangan. Selain itu, lini pertahanan Persib juga selalu tampil trengginas dalam mematahkan serangan lawan, dengan catatan 18 tackle sukses per pertandingan selama Babak 8 Besar hingga partai final.
Pertemuan terakhir kedua tim di semifinal LSI 2014 berakhir dengan kemenangan Persib dengan skor 3-1. Satu gol Arema yang dilesakan oleh Beto Goncalves dibalas 3 gol oleh Persib, yang masing-masing dicetak oleh Vladimir Vujovic, Atep, dan Makan Konate. Akan tetapi dengan perombakan skuad dan tambahan wajah wajah baru di kedua tim, pertandingan Final IIC 2014 bisa jadi menghasilkan cerita yang berbeda. (Aun Rahman)
Advertisement