Duel Seru Bomber Senior Junior ISL, Hitung Siapa Paling Bertaji?

Faktor pengalaman dan jam terbang berbanding lurus dengan perolehan gol. Lagi-lagi pertarungan ini ikut ditentukan masing-masing pelatih.

oleh Rejdo Prahananda diperbarui 10 Apr 2015, 21:23 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2015, 21:23 WIB
Bambang Pamungkas
Bambang Pamungkas (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Terlepas dari Indonesia Super League yang memasuki fase istirahat, sejumlah pemain depan yang manggung di pentas ISL-QNB League tetap menjadi perhatian utama.

Pertarungan bomber senior dan junior masih menghiasi perhelatan kompetisi tertinggi di Indonesia ini. Selama pekan pertama ISL 2015, Bambang Pamungkas dan Cristian El Loco Gonzales menunjukkan taji masih pantas diperhitungkan. Usia yang telah berkepala tiga bukan halangan tetap mampu mengoyak jala lawan.

Lantas, bagaimana persaingan di antara beda generasi pada perhelatan ISL-QNB League musim ini? Berikut ulasannya berdasarkan data statistik. Batas usia pemain veteran 35 tahun ke atas, sedangka pemain muda dihitung maksimal 24 tahun.

Selanjutnya>>

1

Cristian Gonzales
Cristian Gonzales (Liputan6.com/Faizal Fanani)

1. Cristian Gonzales

Tidak bisa disangkal bila Cristian Gonzales masih menjadi fenomena striker uzur haus gol. Pemain naturalisasi Indonesia dari Uruguay itu tercatat telah 4 kali keluar menjadi top-scorer alias pencetak gol terbanyak dalam satu musim.

Gaya bermain pemain bernama muslim Mustafa Habibie ini lebih seperti target-man yang kerap menjadi pemantul. Terbukti, dia tujuh kali mencetak gol dari bola rebound sebanyak tujuh kali.

Meski memainkan peran sebagai pemantul, Gonzales pun juga terkenal garang di depan gawang. Rata-rata pemain kelahiran 30 Agustus 1976 ini melepaskan 1.4 tembakan per pertandingannya dengan tingkat akurasi 45%.

Musim lalu, pemain yang dijuluki El Loco tersebut masih menjadi pilihan utama Suharno untuk menjadi penyerang Singo Edan. Hal itu dapat dilihat menit bermain Gonzales sebanyak 2,136 atau jika dirata-rata Gonzales bermain selama 85 menit setiap pertandingannya.

2

Bambang Pamungkas
Bambang Pamungkas (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

2. Bambang Pamungkas

Selain Gonzales, striker veteran yang masih akan bersinar di 2015 adalah Bambang Pamungkas. Bambang memutuskan pindah dari Pelita Bandung Raya (PBR) ke Persija; klub yang telah membesarkannya.

Di awal musim sebenarnya Bepe bukan menjadi pilihan utama Dejan Antonic untuk mengisi lini serang PBR kala itu. Dejan lebih gemar memainkan Gaston Castano.

Bepe biasanya hanya diturunkan untuk pertandingan besar. Jumlah menit bermain Bepe membuktikan itu, Bepe bermain 24 kali selama satu musim dengan menit bermain hanya 1730 menit, atau rata-rata Bepe hanya bermain 72 menit. Angka itu jauh di bawah Cristian Gonzales.

Namun, cedera Gaston ternyata membawa berkah bagi Bepe. Striker 35 tahun ini pun membalas kepercayaan Boys Are Back, julukan PBR. Bepe rata-rata melakukan sekali tembakan ke gawang dengan tingkat akurasi 46%.

Dari catatan itu, pemain dengan caps terbanyak timnas Indonesia ini sukses menyarangkan 10 gol selama musim lalu.

3

Fandi Eko Utomo
Fandi Eko Utomo dikepung pemain Persela (Johan Tallo/Liputan6.com)

3. Fandi Eko Utomo

Posisi striker selama ini di pentas ISL sejatinya menjadi posisi yang jarang dihuni pemain muda. Klub Indonesia biasanya menyerahkan satu dari tiga jatah pemain asing mereka kepada striker asing.

Hal itu tidak jarang menjadi faktor penghambat pemain muda. Fandi Eko Utomo dan Yandi Sofyan Munawar adalah dua dari beberapa pemain nama yang mungkin akan mendapat kesempatan untuk unjuk gigi di LSI 2015 nanti.

Fandi Eko Utomo adalah salah satu bakat sepak bola Jawa Timur yang mengawali karir profesionalnya bersama Persela Lamongan. Musim lalu, Fandi direkrut Rahmad Darmawan (RD) untuk memperkuat Persebaya. Pindah ke tim yang lebih besar membuat Fandi tidak serta merta langsung mendapat kepercayaan begitu saja.

Soal produktivitas, bermain lebih ke belakang dan sayap berbanding terbalik dengan jumlah gol Fandi. Di musim 2013 bersama Persela, anak kandung Yusuf Ekodono ini sukses mencetak lima gol, sedangkan selama di Persebaya pada 2014, Fandi hanya mencetak satu gol dan mencatat dua assist.

Bermain tidak sebagai penyerang tengah membuat Fandi hanya mencatatkan rata-rata 0,3 tembakan ke gawang setiap pertandingannya. 

Namun insting alamiah sebagai seorang penyerang masih terlihat dalam diri Fandi, rata-rata rasio kesuksesan tembakannya mencapai 41%. Mengingat kondisi Persebaya mengingat Pacho Kenmogne tidak ada dalam tim.

Tidak ada salahnya, pelatih Ibnu Grahan mencoba memainkan kembali Fandi di posisi aslinya saat masih di Persela untuk kembali mengasah ketajamannya.

4

Yandi Sofyan
Yandi Sofyan (Liputan6.com / Herman Zakharia)

Yandi Sofyan Munawar

Selain Fandi, ada Yandi Sofyan Munawar. Adik kandung Zaenal Arif tersebut tahun ini akan berusia 23 tahun.

Dalam usia yang seharusnya sudah bisa dikatakan matang untuk pemain muda, Yandi justru belum pernah bermain di tim utama bersama klub ISL.  Musim ini, Yandi direkrut Djadjang Nurjaman yang bertekad memajukan putra daerah bersama Dias Angga dan Dedi Kusnandar.

Dari statistik yang dihimpun Labbola selama di timnas U-23 tahun 2014, Yandi sukses mencetak dua gol, dari 12 penampilannya dengan total bermain selama 708 menit. Atau rata-rata Yandi mencetak satu gol setiap 314 menit. Angka tersebut sebenarnya tidak begitu mengesankan untuk seorang penyerang.

Selama di Timnas U-23, pemain kelahiran Garut itu hanya mencatatkan rata-rata 0,25 tembakan per pertandingan dengan tingkat akurasi hanya 16,7%. Angkanya masih di bawah yang dicatatkan Fandi Eko Utomo musim lalu.

Di ISL 2015 nanti tampaknya Yandi masih akan sering memanasi bench Persib, mengingat Persib baru saja mendapatkan Ilija Spasojevic dari PBR.

5

Cristian Gonzales
Cristian Gonzales (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Siapa yang lebih kuat?

Usia tidak menjadi halangan untuk terus berprestasi seperti yang telah ditunjukkan Cristian Gonzales dan Bambang Pamungkas. Statistik di atas mendukung pernyataan tersebut.

Sedangkan penyerang berusia muda masih sulit mendapatkan tempat utama di suatu tim. Tidak terkecuali bagi Fandi Eko Utomo dan Yandi Sofyan Munawar.

Jika membandingkan statistik, pemain berpengalaman masih dibutuhkan di pentas ISL. Ada beberapa faktor yang memengaruhinya, seperti pengalaman dan insting mencetak gol yang masih terjaga. Namun, hal itu tentu tidak serta merta menjustifikasi bahwa kualitas penyerang muda lokal di bawah rata-rata. Faktor-faktor seperti kurangnya menit bermain yang didapat salah satunya.

Bambang Pamungkas dan Cristian Gonzales menunjukkan usia tidak membatasi tetap berprestasi. Dan Fandi Eko serta Yandi Munawar menunjukkan usia muda menuntut mereka untuk terus belajar demi mendapatkan kepercayaan pelatih dan memberikan mereka satu tempat di tim utama.

Jika terus diberi menit bermain yang cukup, pemain muda tentu bisa berkembang dan bukan tidak mungkin akan menyamai atau bahkan melebihi pencapaian kedua seniornya tersebut.

6

LabBola
LabBola

Grafis

http://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/848566/original/003711000_1428672840-senjata_usang_vs_senjata_mutkahir.jpg

(Ashiddiq Adha/Labbola)




Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya