Liputan6.com, Jakarta - Sekjen Tim Transisi sekaligus ketua kelompok kerja kompetisi, Tommy Kurniawan, mengatakan, Piala Kemerdekaan akan membawa perbedaan. Perbedaan itu tak lain karena mereka berencana menggandeng Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selama turnamen tersebut berlangsung.
"Yang membedakan turnamen ini dengan yang lain adalah semua pelatih, pemain, dan ofisial, harus menyerahkan handphone mereka kepada KPK supaya tidak terjadi match fixing," kata Tommy kepada wartawan usai workshop Piala Kemerdekaan, Jumat (3/7/2015).
Baca Juga
"Ini bentuk transparansi kalau turnamen ini tidak dikendalikan oleh bandar judi," lanjutnya.
Advertisement
Dalam salah satu poin pakta intregitas yang ditandatangani 19 klub Divisi Utama, dijelaskan bahwa seluruh peserta wajib menjaga etika selama laga. Menjaga etika yang dimaksud adalah seperti dilarang melakukan kekerasan kepada perangkat pertandingan maupun pemain lawan.
"Kita ingin turnamen yang beretika. Maka semua itu akan dilakukan dan seluruh klub juga sudah menyetujuinya," terang Tommy.
Setelah sempat dijadwalkan kick-off pada 24 Juli 2015, turnamen mundur dan baru dimulai pada 1 Agustus 2015 dengan format penyisihan grup. Dari 21 klub yang diundang, baru 19 yang menandatangani pakta intregitas. (Ris/Win)
Baca juga:
Di Sporting, Martunis Jadi Titisan Cristiano Ronaldo