Visa Atlet Israel Ditolak, Organisasi Yahudi Kecam Indonesia

Kongres Yahudi Dunia menilai Indonesia seharusnya tidak mencampuradukkan politik dan olahraga.

oleh Thomas diperbarui 10 Agu 2015, 06:39 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2015, 06:39 WIB
Misha Zilberman
Pebulutangkis Israel, Misha Zilberman dipulangkan setelah berlatih selama dua minggu di Singapura. (Facebook)

Liputan6.com, Jakarta- Terancam gagalnya pebulu tangkis Israel Misha Zilberman bertanding di Kejuaraan Dunia BWF karena visa ditolak oleh pemerintah Indonesia menjadi perhatian serius organisasi Yahudi.

CEO Kongres Yahudi Dunia Robert Singer mengecam Indonesia yang mencampuradukkan olahraga dengan politik. Seperti diketahui, Zilberman hampir pasti tidak bisa bertanding di Kejuaraan Dunia Bulu Tangis yang akan dimulai Senin (10/8/2015) di Istora Senayan karena hingga kini belum mendapat visa.

Atlet yang mewakili Israel di Olimpiade London 2012 itu mencurahkan kekesalannya di Facebook. Zimberman kecewa karena Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) tidak memberikan bantuan atas tidak keluarnya visa dari Indonesia.

"Mereka tidak memberi saya visa untuk berpartisipasi di Kejuaraan Dunia," tulias Zilberman di Facebook pekan lalu.

Pria 26 tahun itu mengaku sudah berusaha mengurus visa sejak lama. Bahkan dia rela terbang ke Singapura agar bisa mendapat visa mengingat Israel tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia.

"Setelah enam bulan bertukar surat dan setelah menggirim seluruh dokumen yang mereka minta dan setelah kami tiba di Singapura, mereka mengatakan tidak. BWF tahu mengenai ini dan tidak membantu. Mereka memilih mengabaikannya dan hanya menunggu agar itu berlalu. Setelah dua pekan di Singapura menunggu visa mereka mungkin mengirim saya ke rumah ketimbang Kejuaraan Dunia."

Robert Singer (CEO Kongres Yahudi Dunia)

Melihat Zilberman tidak bisa bertanding di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis, Singer marah besar. Menurut Singer, Indonesia kedepannya tidak layak dipertimbangkan sebagai tuan rumah kejuaraan olahraga tingkat dunia karena  mencampuradukkan olahraga dengan politik.

"Jika keputusan ini ditegakkan, itu akan merugikan posisi Indonesia di dunia, dan itu akan meningkatkan pertanyaan apakah ini adalah tempat yang tepat untuk mengadakan acara bergengsi tersebut," kata Singer seperti dikutip dari Times of Israel. (Tho/Ary)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya