Liputan6.com, Jakarta - Situs Football Leaks seakan menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, situs "bawah tanah" ini membantu pihak media dalam mendapatkan data-data mengenai kontrak pemain-pemain kelas dunia. Namun di sisi lain, data-data yang diunggah ke publik tersebut membuat sang pemain tidak nyaman. Bahkan belakangan, sempat muncul dugaan pemerasan di balik hadirnya Football Leaks.
Beberapa bulan terakhir, Football Leaks, kembali bikin sensasi. Sejumlah pemain-pemain kelas dunia, seperti Gareth Balem Mesut Oezil, Radamel Falcao, dan Anthony Martial sempat jadi 'korban' situs tersebut. Detail kontrak yang harusnya dirahasiakan, kini terang-terangan terkuak ke publik.
Â
Baca Juga
- Football Leaks 'Gentayangan', Agen Pemain dalam Tekanan
- Siapa di Balik Situs Pembocor Kontrak Pemain, Football Leaks?
- Lucu, 10 Pemain Madrid Bergaya Ala Power Rangers
Kegiatan Football Leaks tentu mengingatkan orang-orang kepada situs pembocor dokumen rahasia lain yang lebih dulu muncul, WikiLeaks. Situs bikinan Julian Assange ini juga telah membuat kebakaran jenggot sejumlah kepala negara atau pejabat yang dokumennya dibocorkan ke publik. Tak jarang, dokumen yang disebarkan secara gratis itu memicu retaknya hubungan antarnegara.
Â
Namun WikiLeaks lebih 'jantan' dari Football Leaks. Situs tersebut masih berani mencantumkan latar belakangnya. Sedangkan Football Leaks malah memilih mengosongkan kolom informasi tersebut.
Advertisement
Football Leaks juga banyak menuai kecaman. Tak hanya pemain, agen pun dibuat berang. Salah satunya adalah super agen Jorge Mendes yang pemainnya banyak jadi target Football Leaks. Teranyar adalah yaitu transfer Joao Moutinho dari Porto ke Monaco yang bernilai 19,4 juta pounds. Sebelumnya, Football Leaks juga membocorkan kontrak gagal kiper Manchester United, David de Gea ke Real Madrid. Selain itu, Football Leaks juga mengumbar laporan keuangan perusahaan Mendes, Gestifute International Ltd. Mendes berang dan "memburu" siapa di balik situs tersebut.
Sebelumnya Doyen Sports juga sudah lebih dulu menabuh genderang perang kepada Football Leaks. Organisasi milik Doyen Group yang dibuat pada 2008 ini bergerak di transfer pemain.
Kegiatan Football Leaks saat ini dipantau otoritas di Portugal karena Doyen Sports melaporkan jika mereka sudah diperas dan menuduh Football Leaks mencuri dokumen rahasia lalu dimanipulasi.
Sebenarnya, media Spanyol, Marca sempat mengklaim mampu menghubungi pendiri Football Leaks lewat email. Marca menduga, aktor utama di balik situs tersebut berasal dari Portugal.
Upaya Mendes juga membuahkan hasil. Marca melaporkan, agen sekaligus sahabat dekat Cristiano Ronaldo itu menuding mantan hacker asal Portugal, Rui Pinto sebagai otak dari Football Leaks.
Saat ini Pinto yang berusia 27 tahun tinggal di Budapest. Dia diyakini menggunakan keahlian meretasnya untuk mendapatkan data kontrak sejumlah pemain sebelum menyebarkannya ke publik.
Kabarnya Pinto juga sudah menunjuk pengacara, Anibal Pinto untuk menghadapi gugatan Mendes. Dia rencananya akan di seret ke meja hijau atas dugaan pemerasan terhadap klub-klub lewat aksinya membocorkan kontrak pemain. Pihak-pihak terkait di industri sepakbola saat ini juga semakin gencar mendesak agar situs Football Leaks segera ditutup.
Â
*** Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV, dan Indosiar pukul 06.00-09.00 WIB. Klik di sini