Liputan6.com, Jakarta - Jaringan ISIS yang telah membunuh 162 orang lewat aksi teror di Paris dan Brussels, Belgia, ternyata juga berniat menyerang Euro 2016 yang akan berlangsung di Prancis tahun ini. Rencana ini terungkap lewat pengakuan salah seorang pelaku, Mohamed Abrini yang tertangkap minggu lalu.
Arbini merupakan salah satu pelaku teror Paris, November lalu. Pria berusia 31 tahun tersebut ditangkap di Belgia, Jumat lalu, setelah sempat buron selama lima bulan. Kepada polisi, pria berdarah Maroko itu mengungkapkan tentang sejumlah rencana teror yang akan mereka kerjakan.Â
Â
Baca Juga
Baca Juga
- Di Euro 2016, Timnas Inggris Akan Dijaga Pasukan Bersenjata
- Komentar Rooney Soal Rumor Absen di Euro 2016
- Intip Fasilitas Mewah Hotel Timnas Wales di Euro 2016
"Ini bukan lagi sebatas pelajaran bahwa teroris ingin melancarkan serangan selama Euro," ujar salah seorang sumber kepolisian kepada koran Liberation seperti dilansir The Sun. "Pihak keamanan kini mengembangkan skenario serangan dan cara menanggulanginya," kata sumber itu menambahkan.
Advertisement
Penyelidikan masih terus berlangsung. Dari pengakuan Abrini, target selanjutnya adalah ribuan suporter, yang juga berasal dari Inggris, Wales, dan Irlandia yang bakal bertolak menuju Paris.
"Jika pernyataan (Mohammad) Abrini benar, itu membuktikan bahwa Belgia kini menjadi pusat operasi teroris yang perlu mendapat perhatian khusus. Kelompok dan jaringan jihad telah melakukan sejumlah pertemuan di sana dalam waktu paling sedikit 10 tahun," ujar sumber kepolisian.
Abrini merupakan salah satu orang yang paling diburu setelah teror Paris. Pria berdarah Maroko-Belgia juga menjadi sosok bertopi yang tampak dalam rekaman kamera CCTV tengah menemani pelaku bom bunuh diri di Bandara Udara Brussels, Belgia, yang menewaskan 32 orang.
Sementara itu Perdana Menteri (PM) Prancis, Manuel Valls, semakin yakin akan ancaman yang bakal dihadapi negaranya selama Euro 2016. "Ini menjadi bukti nyata akan ancaman yang sangat besar terhadap seluruh Eropa dan Prancis pada khususnya. Penjagaan kita tidak akan lengah."
Awal bulan Prancis menggelar simulasi terhadap ancaman serangan teror bahan kimia. Ini merupakan bagian dari langkah antisipasi terhadap gangguan selama turnamen berlangsung.